Kesatuan Pengelolaan Kelestarian Hasil

1. Fasilitas angkutan harus cukup, sehingga areal hutan dapat dijangkau selama jangka waktu usaha. 2. Sistem silvikultur harus menjamin produksi hutan sesuai permintaan pasar. 3. Keadaan pasar harus cukup baik yang memberi jaminan produksi yang mantap dan lestari. Asumsi terakhir adalah tantangan, karena tidak seorangpun yang mampu meramalkan fluktuasi harga jual kayu di masa mendatang. 2.5.2. Prinsip Kelestarian Hasil Dalam Pengelolaan Hutan Produksi Menurut Suhendang 1993 terdapat empat pertanyaan mendasar yang harus dijawab dalam penerapan prinsip kelestarian hasil dalam pengelolaan hutan, yaitu: 1. Dalam kesatuan pengelolaan manakah prinsip kelestarian hasil harus diterapkan? 2. Ukuran hasil apakah yang dipakai dalam menerapkan kelestarian hasil? 3. Ukuran hasil yang bagaimanakah dan bilamanakah ukuran itu dicapai? 4. Syarat-syarat apa sajakah yang diperlukan agar kelestarin hasil dapat dicapai ? Keempat pertanyaan kunci di atas perlu dijawab dan sekaligus menjadi prasyarat dalam perencanaan pengelolaan hutan baik oleh pemerintah maupun oleh pelaksana yang diberikan hak dalam mengelola suatu kawasan hutan.

2.5.3. Kesatuan Pengelolaan Kelestarian Hasil

Kesatuan Pengelolaan Kelestarian Hasil merupakan suatu kesatuan luas wilayah tempat dimana kegiatan pengaturan hasil hutan dilakukan. Kesatuan wilayah ini harus memiliki homogenitas yang tinggi baik dari segi fisiografi lahan maupun produktivitas hutannya. Kesatuan wilayah pengelolaan ini hendaknya ditata menurut Rencana Karya Tahunan RKT untuk jangka waktu tertentu. Luas setiap RKT ditetapkan berdasarkan kemampuan pengelola dan produktivitas hutan pada tingkat teknologi tertentu. Untuk itu kesatuan pengelolaan kelestarian hasil haruslah dapat menjamin keberlanjutan produksi dan keberlanjutan usaha dalam jangka waktu pengusahaan tertentu. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com Areal Kesatuan Kelestarian ditetapkan dengan asumsi bahwa dari kesatuan ini diharapkan dapat diperoleh hasil yang besarnya relatif sama setiap tahun. Oleh karena itu besar jatah tebangan tahunan AAC maksimum yang dapat memberikan jaminan kelestarian hasil haruslah didasarkan pada potensi hutan dalam setiap areal kesatuan kelestarian hasil. Suhendang 1993, menjelaskan bahwa untuk menjamin kelestarian hasil maka dalam areal kesatuan kelestarian hasil setiap tahun harus terdapat seluruh kegiatan produksi penanaman, pemeliharaan dan pemanenan dengan bobot pekerjaan sebanding dengan produktivitas lahannya. Dengan demikian maka Kesatuan Kelestarian Hasil akan sama dengan Kesatuan Kelestarian Produksi. Dalam kesatuan produksi ini, luasannya harus dapat diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari satu tahun. Jadi untuk menentukan wujud dari ukuran kesatuan ini, ukuran dasarnya adalah keefektifan pelaksanaan pekerjaan peremajaan dan pengkayaan tegakan, pemeliharaan dan penebangan. Ukuran lain adalah didasarkan pada manfaat ekonomis dan finansial. Jadi luas optimal kesatuan kelestarian disesuaikan dengan besarnya riap, produktivitas lahan dan nilai hasil hutan yang diproduksi dengan tetap mempertimbangkan derajat aksesibilitas wilayah dan derajat kekompakan areal. Berdasarkan uraian di atas maka, luas areal Kesatuan Kelestarian Hasil didasarkan pada kriteria sebagai berikut : 1. Tingkat Keefektifan penyelenggaraan proses produksi hutan penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengangkutan dan pengawasan yang dicirikan oleh prestasi setiap unit kerja, jenjang pengawasan pada berbagai tingkat jabatan tenaga kerja, topografi lapangan dan tingkat kekompakan wilayah. 2. Kelayakan finansial NPV, BCR, IRR untuk tujuan pengusahaan tertentu digunakan sebagai kriteria menentukan luas optimal Kesatuan Kelestarian. Bentuk tindakan pengelolaan yang diperlukan dalam pengusahaan hutan alam sangat bergantung pada pola perilaku tegakan yang sangat ditentukan oleh proses biologi yang terjadi di dalamnya. Korelasi antara ukuran hasil yang digunakan dengan ukuran besaran yang menerangkan proses biologis pertumbuhan merupakan syarat mutlak dalam menentukan metode pengaturan hasil yang dapat menjamin kelestarian hutan. Dengan alasan ini maka pemakaian Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com ukuran hasil dalam bentuk fisik lebih praktis dan menguntungkan dibanding dengan ukuran uang. Hal ini dimungkinkan karena ukuran uang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang tunduk pada hukum pasar yang kompleks dan memiliki ketidakpastian yang tinggi. Sedangkan ukuran fisik lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor yang bersifat dinamis.

2.5.4. Ukuran Kelestarian Hasil