Ukuran Kelestarian Hasil Konsep Kelestarian Hasil dalam Pengelolaan Hutan

ukuran hasil dalam bentuk fisik lebih praktis dan menguntungkan dibanding dengan ukuran uang. Hal ini dimungkinkan karena ukuran uang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang tunduk pada hukum pasar yang kompleks dan memiliki ketidakpastian yang tinggi. Sedangkan ukuran fisik lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor yang bersifat dinamis.

2.5.4. Ukuran Kelestarian Hasil

Ukuran kelestarian hasil yang dapat digunakan dalam pengelolaan hutan adalah ukuran fisik luas areal, volume, masa dan jumlah individu dan ukuran ekonomi nilai uang. Ukuran kelestarian hasil dalam bentuk fisik terutama volume telah banyak dipakai dalam pengelolaan hutan. Namun yang menjadi masalah adalah berapa besar hasil fisik itu yang dapat menjamin kelestarian hasil. Penggunaan ukuran hasil dalam bentuk nilai uang umumnya akan rumit, karena nilai uang ditentukan oleh berbagi faktor, antara lain inflasi, tingkat suku bunga dan pajak. Sungguhpun demikian, dalam setiap pengelolaan hutan ukuran kelestarian hasil dalam bentuk nilai uang sangatlah penting dan harus dipertimbangkan secara rasional. Besar nilai uang tersebut hendaknya sejalan dengan ukuran fisik yang didasarkan pada perilaku biologi yang terjadi dalam hutan yang sedang dikelola. Tentunya produktivitas hutan yang diukur berdasarkan riap tegakan menjadi faktor pembatas dalam menentukan limit ukuran hasil fisik maupun ekonomis. Sehendang 1993 mengemukakan bahwa tidaklah cukup alasan untuk memilih salah satu bentuk ukuran hasil fisik untuk menyatakan tujuan penggunaan hasil yang berbeda-beda. Untuk itu ukuran hasil fisik harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan hasil. Sebagai contoh ukuran hasil fisik untuk kayu pertukangan digunakan volume tegakan m 3 ha. Secara operasional ukuran kelestarian hasil didefinisikan sebagai besarnya panenan yang sama setiap tahun dari kesatuan yang dikelola. Formula untuk menentukan ukuran kelestarian hasil sebagai berikut : V t ≥ AAC; untuk t = 1,2,3, ..........., r; r + 1, ..........., r + n Di mana : V t = Volume tegakan siap panen pada tahun ke-t r = rotasi tebanganpanenan thn Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com AAC = Jatah tebangan tahunan maksimum yang diizikan agar kelestarian dicapai Formula di atas sebenarnya menerangkan bahwa besarnya hasil sangat bergantung pada tujuan perusahaan yang besarnya tidak selamanya sama dengan V t . Jadi prinsip kelestarian hasil lebih ditentukan oleh kemampuan lahan hutan untuk memproduksi hasil hutan kayu yang ada di atasnya. Faktor kemampuan lahan merupakan faktor pembatas pencapaian kelestarian hasil pada tingkat teknologi tertentu. Apabila besarnya AAC pada rotasi tebangan ke-s dinyatakan sebagai AAC s , maka perbadingan antara besarnya AAC pada rotas ke-s dengan AAC pada rotasi sebelumnya s-1 dinyatakan oleh : qs = AAC s AAC s-1, Maka prinsip kelestarian hasil dapat dicapai apabila qs ≥ 1. Untuk hutan alam AAC dianggap sebagai AAC pada potensi masak tebang hutan utuh virgin forest, sehingga selalu qs = 1.

2.5.5. Waktu Pencapaian Ukuran Kelestarian Hasil