Model Dinamika Struktur Tegakan dan Penyerapan Karbon

3.7.2. Pembentukan model konseptual

Tujuan dari fase ini adalah untuk menentukan konsep dan tujuan model sistem yang akan dianalisis. Setelah itu ditentukan komponen- komponen sistem yang berkaitan dengan pencapaian tujuan model tersebut. Komponen-komponen tersebut diidentifikasi keterkaitannya dan merepresentasikan model tersebut dengan diagram kotak-panah box- arrow. Dalam penelitian ini, model yang dibuat dibagi dalam beberapa submodel, yaitu: 1. Model struktur tegakan, yang terdiri dari 3 tiga submodel, yaitu: submodel kolompok jenis kayu Meranti, Non Meranti dan Non Komersil. 2. Model stok karbon dalam tegakan 3. Model pengembalian ekonomi.

3.7.3. Spesifikasi model kuantitatif

Tujuan dari tahap ketiga ini adalah untuk membentuk model kuantitatif dari sistem yang diinginkan. Dalam tahap ini membentuk format matematis dari model dan mengidentifikasi bentuk-bentuk fungsional dari model persamaan dan pada akhirnya pendugaan parameter-parameter dari model persamaan.

3.7.3.1. Model Dinamika Struktur Tegakan dan Penyerapan Karbon

a. Ingrowth Ingrowth didefinisikan sebagai besarnya tambahan terhadap banyaknya pohon per hektar pada kelas diameter terkecil selama periode waktu tertentu 1 tahun. Ingrowth dinyatakan dengan rumus sebagai berikut Favrichon, 1998: i I = t t i I  , r I = i N i I x 100 Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com dimana : Ii = ingrowth pada jenis pohon ke-i pohonhatahun Ii,t = jumlah pohon dari jenis ke-i yang masuk dalam kelas diameter terkecil 10 – 19 cm selama periode pengukuran pohonha t  = selang waktu pengukuran Ir = Ingrowth rate tahun Ni = Jumlah pohon jenis ke-i pada kelas diameter terkecil selama periode pengukuran pohonha. b. Upgrowth Upgrowth adalah besarnya tambahan jumlah pohon per hektar terhadap kelas diameter tertentu yang berasal dari kelas diameter dibawahnya dalam periode waktu setahun dinyatakan dalam fraksi yang dirumuskan sebagai berikut: ij b = , , t ij N t ij b x 100 dimana: bij = Laju upgrowth jenis pohon ke-i, pada kelas diameter ke-j tahun bij,t = Banyaknya pohon jenis ke-i yang pindah ke kelas diameter ke-j pada tahun ke-t pohonha Nij,t = Jumlah pohon yang ada di jenis pohon ke-i kelas diameter ke-j pada tahun ke-t pohonha. c. Mortality Mortality kematian adalah banyaknya pohon per hektar yang mati pada setiap kelas diameter dalam periode waktu setahun. Dalam penyusunan model penduga, kematian pohon, kematian pohon dinyatakan dalam proporsi, dengan rumus sebagai berikut: ij m = , , t ij N t ij m x 100 dimana: mij = Laju Mortality jenis pohon ke-i, pada kelas diameter ke-j tahun mij,t = Banyaknya pohon yang mati pada jenis pohon ke-i kelas diameter ke-j pada tahun ke-t pohonha Nij,t = Jumlah pohon yang ada di jenis pohon ke-i kelas diameter ke-j pada tahun ke-t pohonha. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com d. Karbon tersimpan Karbon tersimpan adalah banyaknya jumlah biomassa karbon yang tersimpan pada tanaman atau pohon, dinyatakan dalam kgpohon. Rumus untuk menghitung karbon tersimpan diambil dari persamaan biomassa sebagai berikut Brown, 1997: Y = 42,69-12,8D+1,24D 2 dimana: Y = Berat biomassa kgpohon D = Diameter pohon cm. Rumus di atas digunakan dengan asumsi bahwa lokasi penelitian berada pada daerah beriklim B, dengan kisaran diameter antara 5-148 cm. Dengan asumsi bahwa jumlah karbon tersimpan dalam tegakan adalah sebanyak 50 dari total biomassa Hoover, 2008; Hairiah Rahayu, 2007, maka nilai Y yang diperoleh akan dikalikan 0,5 untuk memperoleh besarnya karbon tersimpan dalam tegakan. Selanjutnya untuk mengetahui nilai karbondioksida CO 2 terserap dalam tegakan maka besarnya nilai karbon tersimpan dikalikan dengan 3,667 Ravindranath Ostwald, 2008 .

3.7.3.2. Model Pengembalian Ekonomi