71
Grafik 4.3 Hasil Pembelajaran Siklus II
C. Pembahasan
1. Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada siklus satu dan
dua, dapat peneliti jabarkan pada pembahasan berikut : a. Data hasil angket siswa yang disebarkan kepada 17 siswa kelas V MI
Darul Amal dengan jumlah item sebanyak 10 item pertanyaan dalam bentuk jawaban “Ya” atau “Tidak”, diperoleg data 85 siswa
menyenangi, termotivasi aktif, tumbuhnya interaksi siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Hal ini menunjukan bahwa metode
kooperatif learning tipe jigsaw sangat besar mempengaruhi proses belajar siswa.
b. Data hasil belajar siswa yang dilakukan pada pada akhir siklus satu dan siklus dua diketahui bahwa pada siklus satu hasil belajar siswa
yang memenuhi nilai ketuntasan belajar sebesar 65 hanya 7 siswa yang mencapai nilai tuntas atau 41, 17 , dari 17 siswa. Berdasarkan
diskusi dengan teman sejawat dan memperhatikan proses belajar siswa serta hasil pengamatan guru terhadap proses pembelajaran yang
20 40
60 80
100 120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Skor Perolehan
Skor Ideal
72
berlangsung, diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan peneliti belum begitu dapat diterima siswa hal ini karena peneliti
adalah orang baru dalam pembelajaran IPS, sehingga mereka siswa belum enjoy, dan masih kaku dalam mengikkuti proses pembelajaran.
Selain itu model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw merupakan model baru yang dikenal siswa, sehingga untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan langkah-langkah yang diterapkan pada metode jigsaw belum berjalan maksimal. Dengan mengetahui
kelemahan dan kekurangan pembelajaran pada siklus satu, peneliti melakukan perbaikan pada siklus dua baik perencanaan, proses dan
hasil belajar. Pada siklus dua ini hasil belajar mengalamai peningkatan yang sangat signifikan. Dari 7 siswa 41,17 yang
tuntas pada siklus satu menjadi 17 siswa 100 yang tuntas, mengalami peningkatan sebesar 58,83.
2. Aktivitas Guru Berdasrkan hasil observasi yang telah dilakukan dalam dua siklus
diperoleh bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran meningkat dari 53,95 pada siklus I, menjadi 78,54 pada siklus II. Peningklatan ini
tentunya dipengaruhi oleh : a. Pemahaman guru terhadap model ini semakin baik dengan
kemampuan dalam mengelola standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam satuan pembelajaran.
b. Guru sudah mulai terbiasa dan enjoy dalam mengelola model pembelajaran ini, dan dirasakan lebih menarik, menyenangkan dan
tidak membosankan, sehingga model ini menjadi motivasi juga bagi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan
pemahaman shalat jenzah siswa. c. Respon siswa terhadap model ini semakin baik, terlihat dengan
meningkatnya aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Kendala yang dihadapi
Sebagai mana telah diuraikan pada pembahasan diatas, bahwa
73
penerapan metode kooperatif learning tipe jigsaw sebagai metode yang baru dikenalkan oleh peneliti pada sekolah MI Darul Amal kelas V,
tentunya masih menjadi barang baru yang perlu proses penyesuaian, sehingga hasil awal pada siklus satupun belum memuaskan.
Selain itu faktor alokasi waktu yang disediakan MI Darul Amal Kelas V hanya 30 menit perjam pelajaran berbeda dengan alokasi jam
pelajaran pada Sekolah Dasar SD sebesar 35 menit-40 menit perjam pelajaran. Hal ini dikarenakan kepadataan mata pelajaran pada sekolah
Madrasah yang juga memasukan kurikulum Kementerian Agama seperi Sejarah Kebudayaan Isla, Fiqih, Al-
Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak dan Bahasa Arab.
Faktor lain adalah model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw ini membutuhkan perencanaan, peralatan dan kesiapan yang jauh
lebih lama dari metode ceramah yang biasa dilakukan Guru Madrasah. Hal lain yang menjadi hambatan penelitia adalah kurangnya sarana dan
prasarana belajar yang ada di MI Darul Amal.
74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Tindakan Kelas PTK di Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal Kota Tangerang dengan objek kelas V dengan jumlah siswa 17
orang laki-laki 8 daan perempuan 9 orang dengan mengedepankan action risert dalam waktu tiga bulan terhitung dari bulan Maret sampai dengan Mei
Februari 2013, dengan melakukan 2 siklus pembelajaran mengenai Penerapan Metode Aktif Learning Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal. Pada pelaksanaan siklus satu, baik siswa maupun guru masih banyak
memiliki kendala dan hambatan dalam penerapan model kooperatif leraning tipe jigsaw. Hal ini di tunjukan dari hasil evaluasi siswa diketahui nilai
ulangan pada siklus satu yang baru mencapai nilai KKM 70 ada 7 siswa atau 41,17 dari 17 siswa. Hal ini disebabkan masih canggungnya guru dan
siswa dalam melaksanakan model pembelajaran ini, siswa masih canggung, malu dan belum terbuka dalam mengembangkan aktifitas dan kreatifitasnya.
Rendahnya hasil belajar siswa pada siklus satu, peneliti melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran dimulai dengan tahapan
tahapan penelitian tindakan kelas seperti planing, acting observing dan reflecting. Melalui diskusi dengan teman sejawat dengan menganalisis
kekurangan-kekurang dan kelemahan-kelemahan pembelajaran pada siklus satu, peneliti memperbaiki proses pembelajaran dari mulai tahap rencana
pelaksanaan, pengamatan dan evaluasi, maka diperoleh skor secara umum menunjukan pada angka 70. Dari 17 siswa, 1 siswa memperoleh rentang skor
75
91-99, 7 siswa berada pada rentang skor 73-81, 5 siswa berada pada rentang skor 64 -72 dan 2 siswa pada rentang skor 55-63. Dengan demikian 15 siswa
tuntas memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimum. pada siklus dua ini telah menunjukan hasil yang sangat signifikan dan memuaskan.
Melalui model kooperatif learning tipe jigsaw, hasill belajar IPS mengalami peningkatan 47,06 dari 41,17 menjadi 88,23 siswa sudah
mencapai nilai KKM yang signifikan, aktifitas , kerja sama tanggung jawab dan motivasi belajar siswa meningkat hal ini ditunjukan dari hasil observasi
teman sejawat pada siklus satu aktifitas siswa dan guru 72,89 dengan interpretasi “baik”. Hasil diskusi dan pengamatan proses belajar pada siklus
satu, pada siklus dua hasil pengamatn teman sejawat melalui lembar observasi proses pembelajaran pada siklus dua mengalami peningkatan yang
sangat baik hal ini ditandai dengan skor rata-rata lembar observasi sebesar 80,83
Hasil belajar siswa MI Darul Amal Kota Tangerang dengan rata-rata 80,83 dengan nilai kriteria ketuntasan minimum sebesar 70, maka dapat
dinyatakan bahwa metode aktif learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik, karena metode ini dapat meningkatkan
kerjasama dan intekasi aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman peneliti dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw, dengan hasil pembelajaran yang