2. Keadaan psikologis, misalnya keadaan emosi pemarah, cengeng, pendiam, konsep
diri menarik diri, rendah diri dan keyakinan tentang kesehatan percaya kekuatan gaib, berobat kedokter.
3. Keadaan sosial, misalnya hubungan antara anggota keluarga harmonis, berkonflik
dan hubungan dengan orang lain sering konflik. 4.
Keadaan spiritual, misalnya kebiasaan atau ketaatan beribadah taat beribadah, jarang beribadah.
Menurut Effendi 1995, dalam melaksanakan proses keperawatan, seorang perawat harus memiliki beberapa kemampuan antara lain :
1. Kecakapan intelektual, yang memungkinkan perawat mampu dalam membuat
keputusan berfikir secara kritis di dalam memecahkan masalah pasien. 2.
Ketrampilan dalam berhubungan antar manusia, dimana berguna untuk memudahkan perawat dalam mengadakan hubungan baik dengan pasien individu, keluarga dan
masyarakat maupun anggota tim kesehatan lainnya. Disini, perawat dituntut kemampuan berkomunikasi.
3. Kemampuan teknis keperawatan, yang merupakan kunci keberhasilan dalam
memberikan asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian masalah, menyusun rencana perawatan, melakukan tindakan dan prosedur keperawatan secara menyeluruh baik
fisik, mental, sosial, spiritual dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
2.7.1. Tujuan Proses Keperawatan
Menurut Suarli 2009, tujuan menetapkan proses keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, sehingga tercapai mutu pelayanan
keperawatan yang optimal. Berikut ini fungsi, sifat dan karakteristik proses keperawatan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Fungsi Proses Keperawatan
a. Membantu perawat dalam melaksanakan pemecahan masalah keperawatan secara
sitematis. b.
Adanya tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap pasien, sehingga keperawatan dapat meningkat
2. Sifat dan Karakteristik Proses Keperawatan
a. Dinamis, artinya setiap proses keperawatan dapat diperbarui apabila situasi dan
kondisi pasien berubah b.
Siklus, artinya proses keperawatan berjalan secara siklus atau berulang c.
Saling interdependen atau ketergantungan, artinya setiap tahapan proses keperawatan saling bergantung satu sama lain. Misalnya apabila data yang dikumpulkan kurang
lengkap, maka diagnosis akan salah, demikian pula dalam perencanaan dan tindakan keperawatan.
d. Fleksibelluwes, artinya tidak kaku, pendekatan dapat berubah sesuai dengan situasi
dan kondisi pasien. e.
Bersifat individual untuk setiap kebutuhan pribadi pasien. f.
Terencana dan mengarah pada tujuan. g.
Memberikan kesempatan kepada perawat dan pasien untuk menerapkan fleksibilitas dan kreativitas yang maksimal dalam merancang cara memecahkan masalah
kesehatan. h.
Menekankan umpan balik, yaitu memberikan arah pada pengkajian ulang masalah atau memperbaiki rencana asuhan.
i. Menekankan validasi. Masalah harus divalidasi dengan data. Validasi akan
membuktikan bahwa suatu keputusan itu benar.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Asmadi 2008, tujuan penerapan proses keperawatan bagi profesionalitas keperawatan, antara lain :
1. Mempraktikkan metode pemecahan masalah dalam praktik keperawatan
2. Menggunakan standar praktik keperawatan
3. Memperoleh metode yang baku, rasional dan sistematis
4. Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan efektivitas yang tinggi
2.7.2. Manfaat Proses Keperawatan