Peta Konsep Materi Gerak Melingkar Beraturan 1 Besaran pada Gerak Melingkar

24 Kecepatan linier v didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh per satuan waktu 37 . = ……………………..……………2.6 Untuk satu putaran penuh, jarak yang ditempuh benda merupakan keliling lingkaran, sedangkan waktu yang diperlukan merupakan periode putaran sehingga untuk satu putaran 38 : s = 2π, maka = ………………..………………..2.7 v = ω.r ……...………..………………..2.8 c Percepatan Sentripetal Benda yang bergerak dengan kelajuan konstan mendapat percepatan yang besarnya konstan dan arahnya selalu tegak lurus dengan kecepatan benda, maka benda akan bergerak melingkar beraturan. Percepatan yang arahnya selalu tegak lurus dengan kecepatan inilah yang disebut dengan percepatan sentripetal 39 . Percepatan sentripetal mengubah arah kecepatan, tetapi tidak mengubah besar kecepatan benda, untuk mencari besarnya percepatan sentripetal maka perhatikan Gambar 2.4 berikut: Gambar 2.4 Vektor Kecepatan Gerak Melingkar Beraturan Dari Gambar 2.4 di atas dapat kita simpulkan bahwa kecepatan linear selalu berubah karena arahnya yang berubah, tetapi besarnya kecepatan selalu sama. Jika suatu benda bergerak melingkar dengan kelajuan v membentuk 37 Ari Damari, Sri Handayani. Fisika kelas X. BSE Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta:2009. h.102. 38 Ibid. 39 Ari Damari,. Ibid,. h.106. 25 lingkaran berjari-jari r maka besar percepatan sentripetal yang dialami benda adalah 40 : = …………………………..…….2.9 Keterangan: a sp = besar percepatan sentripetal ms 2 v = kelajuan linier ms r = jari-jari lingkaran m 2 Pengertian Gerak Melingkar Beraturan Suatu benda mengalami gerak melingkar beraturan apabila kelajuan liniernya konstan tetap. Jadi, dalam hal ini besar kecepatannya selalu konstan, sedangkan arah kecepatannya selalu berubah 41 . Sifat Gerak Melingkar Beraturan GMB Sifat pertama GMB adalah bentuk lintasannya yang melingkar kedua dapat dilihat kecepatannya. Disebut beraturan karena kecepatan sudutnya yang teratur atau tetap. Berarti percepatan sudutnya nol α=0. Dari penjelasan di atas dapat dituliskan sifat-sifat gerak melingkar beraturan sebagai berikut 42 : a Lintasannya berbentuk lingkaran b Frekuensi putaran, periode putaraan, kecepatan sudut, kelajuan linier, dan besar percepatan sentripetal semua konstan tetap c Vektor kecepatan linier dan vektor percepatan sentripetalnya senantiasa berubah karena arahnya senantiasa berubah d Kecepatan liniernya selalu tegak lurus dengan percepatan sentripetal dimana arah percepatan sentripetalnya selalu menuju pusat lingkaran, dan arah kecepatan linier selalu menyinggung lingkaran . Hubungan Roda-roda Gambar 2.5 di bawah ini merupakan contoh aplikasi roda berhubungan 43 : α = 0 dan ω = tetap 40 ibid,. h.72. 41 Ari Damari,. Ibid,. h.106. 42 I Made,. Op.cit,. h.75 43 Ibid,.h.78 26 Gambar 2.5 Rantai Sepeda Bagaimanakah hubungan roda-roda yang ada pada gambar di atas. Gir belakang dan roda memiliki pusat yang sama ω sama hubungan seperti ini disebut roda sepusat. Hubungan kedua adalah gir belakang dan gir depan. Kedua gir itu terhalang dengan tali rantai sehingga berputar bersama dengan kecepatan linier titik yang bersinggungan sama v sama. Hubungan seperti ini disebut roda bersinggungan 44 . Dari penjelasan di atas dapat dipertegas bahwa pada dasarnya hubungan roda-roda ada dua jenis dan memenuhi hubungan berikut 45 : a Hubungan Roda-Roda yang Seporos . 44 Ari Damari,. Op.cit,. h.106. 45 I Made Setiawan,.ibid,.h.78 27 b Hubungan Roda-Roda yang Bersinggungan c Hubungan Roda-Roda yang Dihubungkan dengan Rantai

B. Penelitian Relevan

Banyak penelitian dilakukan terkait dengan model guided discovery learning dalam pembelajaran, penelitian tersebut diantaranya: 1. Louis dkk dalam penelitiannya yang berjudul “Does Discovery-Based Insruction Enhance Learning?” meneliti bagaimana pengaruh model pembelajaran discovery terbimbing dengan tidak tebimbing. Berdasarkan penelitian, model pembelajaran tanpa bimbingan dari guru tidak menguntungkan bagi pembelajaran. 46 2. Penelitian yang dilakukan oleh Asep Sutiadi 2008 yang berjudul “Pembelajaran Jerome Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa“. Jurnal Geliga Sains 2 Prodi Fisika FKIP Universitas Riau ISSN 1978-502X, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa aspek kognitif para siswa 46 Alfieri, Louis., etc,. Does Discovery-Based Instruction Enhance Learning?.Journal of Educational Psychology, 103, 2011, h.1. 28 meningkat dibandingkan sebelum diberikannya pendekatan pembelajaran Jerome Bruner 47 . 3. Khoirul Amri Hasibuan dan Nurdin Bukit dalam penelitiannya berjudul “Analisis Pembelajaran Guided Discovery Dengan Menggunakan Macromedia Flash Dikaitkan Dengan Kecerdasan Logik Matematik Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMAN 1 Kota Subulussalam” pada tahun 2012. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan siswa yang menggunakan model pembelajaran guided discovery memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi 48 . 4. Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si Prodi Fisika Universitas Pendidikan Ganesha dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok” pada tahun 20082009. Penelitian ini menghasilkan beberapa hasil diantaranya adalah terdapat perbedaan yang signifikan pendekatan konvensional dengan pendekatan group investigation dan STAD 49 . 5. Siti Mutoharoh, “Pengaruh Model Guided Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pada Konsep Laju Reaksi”, Skripsi pada Prodi Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Penelitian ini menghasilkan uji hipotesis alternatif adanya pengaruh model guided discovery learning secara signifikan dapat diterima. 50 6. Fatih istiqomah dkk, “Penerapan Model Guided Discovery Learning Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal, Bandar lampung, 2014. Penelitian ini menunjukkan dengan diterapkannya model guided discovery learning pada pembelajarn tematik dapat meningkatkan motivasi 47 Asep Sutiadi, Pembelajaran Jerome Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Geliga Sains, 1-6, 2008, h.1. 48 Khoirul, Analisis Pembelajaran Guided Discovery Dengan Menggunakan Macromedia Flash Dikaitkan Dengan Kecerdasan Logik Matematik Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMAN 1 Kota Subulussalam, Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, 2012, h.20. 49 I Wayan Santyasa, Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA Dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok, Ganesha, 1-26, 2009, h.1. 50 Siti Mutoharoh,opcit,.abstrak. 29 dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa dan motivasi belajar siswa. 51 7. Nurcholis, Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Penarikan Kesimpulan Logika Matematika, Jurnal. Palu, 2010. Penelitian ini dilakukan di SMAN 9 Palu, hasil penelitian atas implementasi metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penarikan kesimpulan logika matematika di kelas X A SMA Negeri 9 Palu 52 . 8. Barokah Widuroyekti, Pramonoadi, Implementasi Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar PLH Mahasiswa S-1 PGSD Bojonegoro, Jurnal, Surabaya 2012. Penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan pembelajaran kontekstual berpengaruh positif terhadap hasil belajar Mahasiswa, dan respon Mahasiswa terhadap pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan kontekstual adalah positif 53 . 9. Akanmu dkk, Guided-discovery Learning Strategy and Senior School Students Performance in Mathematics in Ejigbo, Nigeria. Journal of Education and Practice ISSN 2222-1735 Vol.4, No 12, 2013. Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pemberian perlakuan terhadap siswa dengan menggunakan model guided discovery learning dan non guided discovery learning. Hasil belajar dari kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol 54 . 10. Asep Sutiadi, Pembelajaran Jerome Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Geliga Sains 2 1, 1-6, 2008 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN 1978-502X. Penelitian ini dilakukan oleh Asep Sutiadi dengan tujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil 39 Fatih istiqomah dkk,.opcit,.abstrak 52 Nurcholis, Op.cit,. h.41. 53 Barokah Widuroyekti, Pramonoadi, Implementasi Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar PLH Mahasiswa S-1 PGSD Bojonegoro, Jurnal, Surabaya, 2012. h.8. 54 Akanmu dkk, Guided-discovery Learning Strategy and Senior School Students Performance in Mathematics in Ejigbo, Nigeria. Journal of Education and Practice ISSN 2222- 1735 Vol.4, No 12, 2013.abstrak. 30 belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran Bruner. Berdasarkan hasil dengan menerapkan pembelajaran Bruner dapat diketahui bahwa efektivitas semua seri pembelajaran ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik berada pada kategori sangat efektif dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan 55 . Beberapa poin di atas menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan model guided discovery learning menurut teori belajar Jerome Bruner lebih memberikan dampak yang positif terhadap pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Model guided discovery learning juga menggunakan metode kooperatif agar dapat meningkatkan sikap, motivasi, dan prestasi siswa.

C. Kerangka Berpikir

Banyak kritik yang ditunjukkan pada cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasikonsep belaka. Penumpukan informasi atau konsep pada subjek didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru kepada subjek didik melalui satu arah seperti menuang air kedalam sebuah gelas. Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, tetapi bukan terletak pada konsep itu sendiri, melainkan terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek didik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah. Untuk itu yang terpenting terjadi belajar yang bermakna dan tidak hanya seperti menuang air dalam gelas pada subjek didik 56 . Berdasarkan hasil observasi penulis saat melakukan PPKT Praktek Profesi Keguruan Terpadu di sekolah SMAN 9 Tangerang Selatan. Hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan cenderung dibawah KKM yaitu 68,1 dengan nilai KKM 75, serta kegairahan siswa pada pembelajaran fisika yang kurang. Hal ini bisa disebabkan penyampaian pembelajaran fisika cenderung 55 Asep Sutiadi, Pembelajaran Jerome Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Geliga Sains 2 1, 1-6, Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN 1978-502X, Riau:2008, h. 5. 56 Atiqoh, “Pengaruh Model Pemecahan Masalah Polya Terhadap Kemampuan Analisis Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis”, Skripsi pada Prodi Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h.30.