30
belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran Bruner. Berdasarkan hasil dengan menerapkan pembelajaran Bruner dapat diketahui bahwa efektivitas
semua seri pembelajaran ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik berada pada kategori sangat efektif dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan
55
. Beberapa poin di atas menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan
model guided discovery learning menurut teori belajar Jerome Bruner lebih memberikan dampak yang positif terhadap pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar. Model guided discovery learning juga menggunakan metode kooperatif agar dapat meningkatkan sikap, motivasi, dan prestasi siswa.
C. Kerangka Berpikir
Banyak kritik yang ditunjukkan pada cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasikonsep belaka. Penumpukan
informasi atau konsep pada subjek didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru
kepada subjek didik melalui satu arah seperti menuang air kedalam sebuah gelas. Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting,
tetapi bukan terletak pada konsep itu sendiri, melainkan terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek didik. Pentingnya pemahaman konsep dalam
proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah. Untuk itu yang terpenting terjadi belajar yang bermakna
dan tidak hanya seperti menuang air dalam gelas pada subjek didik
56
. Berdasarkan hasil observasi penulis saat melakukan PPKT Praktek
Profesi Keguruan Terpadu di sekolah SMAN 9 Tangerang Selatan. Hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan cenderung dibawah KKM yaitu
68,1 dengan nilai KKM 75, serta kegairahan siswa pada pembelajaran fisika yang kurang. Hal ini bisa disebabkan penyampaian pembelajaran fisika cenderung
55
Asep Sutiadi, Pembelajaran Jerome Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Geliga Sains 2 1, 1-6, Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN
1978-502X, Riau:2008, h. 5.
56
Atiqoh, “Pengaruh Model Pemecahan Masalah Polya Terhadap Kemampuan Analisis Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis”, Skripsi pada Prodi Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011, h.30.
31
monoton dan konsep gerak melingkar yang sulit membutuhkan pemahaman secara konstruktif dan berdasarkan KIKD konsep gerak melingkar bersifat analitis
matematis. Proses belajar akan terjadi bila siswa berinteraksi secara aktif dengan
lingkungan belajarnya. Artinya proses pembelajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem, proses belajar akan terjadi apabila siswa
berinteraksi dengan lingkungan yang dirancang dan dipersiapkan oleh guru, dan lebih efektif bila menggunakan metode, strategi, pendekatan, dan model
pembelajaran yang tepat dan berdaya guna, pembelajaran memberi penekanan pada proses dan produk secara proporsional dan inti dari pembelajaran adalah
adanya aktivitas belajar siswa secara aktif
57
. Pentingnya mengkonstruk pemahaman menjadi aspek yang diperlukan
dalam ranah kognitif, teori konstruktivisme merupakan akar atau dasar dari psikologi kognitif, yang mangatakan bahwa para siswa belajar dari hasil
pengalamannya
58
. Konsep gerak melingkar beraturan merupakan subbab dari materi kinematika gerak yang diajarkan di kelas X semester ganjil dan merupakan
konsep yang relatif sulit untuk siswa SMA. Sekarang ini begitu banyak inovasi yang dikembangkan para ahli pendidikan atau peneliti tentang perbaikan
pendidikan di Indonesia, salah satunya inovasi mengenai pembahasan model guided discovery learning dengan berbagai kombinasi antara pendekatan dan
metode yang dimaksudkan agar tujuan penelitian dan pendidikan tercapai. Banyak ahli psikologi kognitif yang mempelajari bagaimana terjadinya belajar mengambil
pula langkah berikutnya dan menyarankan bagaimana belajar dilakukan
59
. Penulis memilih model guided discovery learning Jerome Bruner, penulis
menganggap bahwa inovasi ini dapat lebih mengembangkan hasil belajar siswa tanpa membebani mental sehingga berpengaruhi hasil belajar.
57
Rusman,. Op.cit., h. 392.
58
Siti Mutoharoh,. Op.cit,. h.10.
59
Ratna Willis Dahar,.opcit,.h.73
32
D. Pengajuan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. H :
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model Guided Learning terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar
beraturan. 2. Ha:
Terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model Guided Learning terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar
beraturan.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan pada kelas X semester ganjil tahun ajaran 20132014, dan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai
November 2013.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu yaitu metode yang mempunyai kelompok kontrol,
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Variabel luar semaksimal mungkin dikontrol dengan
mengobservasi sampel sebelum diteliti oleh peneliti. Penelitian kuasi eksperimen, tidak dilakukan randomisasi untuk memasukan subjek kedalam kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dengan menggunakan kelompok subjek yang sudah ada sebelumnya.
1
C. Desain Penelitian
Desain penelitian menggunakan nonrandomized control group pretest-posttest design. Desain ini, subjek kelompok tidak dilakukan secara random
2
. Dalam desain ini, kedua kelompok akan di beri perlakuan dengan pembelajaran yang berbeda.
Sebelum pembelajaran, kedua kelompok diberi tes awal pretest dan setelah pembelajaran berakhir diberi tes akhir posttest. Adapun desain penelitian tersebut
dinyatakan pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R D, Bandung; Alfabeta, 2006, h.114.
2
Ibid., h. 116.