laut kering 68, 6 tergolong pada frekuensi dikonsumsi 3-5 kali perminggu, 29,5 konsumsi ikan tawar basah dengan frekuensi 3-5 kali perminggu, 26,3 daging babi
dikonsumsi dengan kategori 3-5 kali perminggu, 10,3 ikan laut basah dikonsumsi pada frekuensi 3-5 kali perminggu dan konsumsi susu 60,9 pada frekuensi
dikonsumsi kurang dari 3 kali perminggu, seperti pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Distribusi Anak SD berdasarkan Frekuensi Konsumsi Pangan Sumber Yodium
Frekuensi Konsumsi No
Pangan Sumber Yodium
3xhr 2xhr 1x hr
3-5x mgg
3x mgg
1-3 Bln
Tidak Pernah
Jlh
1 Ikan Tawar
Basah -
- - 29.5
64.1 6.4 -
100.0 2
Ikan Tawar Kering
- -
- 80.8
17.3 1.9 -
100.0 3
Ikan Laut Basah -
- -
10.3 58.3
31.4 - 100.0
4 Ikan Laut Kering
- 64.1
34.6 1.3
- -
- 100.0 5 Daging
Babi -
- -
26.3 44.2
29.5 - 100.0
6 Susu -
- -
- 60.9
39.1 - 100.0
7 Telur -
- 5.1
25.0 10.9
59.0 - 100.0
4.4.3. Konsumsi Sumber Goitrogenik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengkonsumi pangan sumber Goitrogenik berupa ubi, tergolong pada frekuensi 1 kali perhari, masing-
masing anak SD mempunyai persentase yang sama, yaitu sebesar 50. Responden dengan sumber pangan berupa kubis, sebanyak 49,5 responden termasuk dalam
kelompok frekuensi jarang dikonsumsi 1 kali perhari, sumber pangan berupa jengkol sebagian besar dikonsumsi 1 kali perhari yaitu 30,8, demikian juga pada sawi,
sebagian besar mengkonsumsi jarang 1 kali perhari, yaitu 25,5 dan kacang tanah
Rotua Panjaitan : Pengaruh Karakteristik Ibu Dan Pola Konsumsi Pangan Keluarga Terhadap Status Gaky Anak SD Di Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
dikonsumsi 23,7 dengan frekuensi 1 kali perhari . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Anak SD berdasarkan Konsumsi Pangan Sumber Goitrogenik
Persentase Konsumsi No
Pangan Sumber
Goitrogenik
3xhr 2xhr 1x hr
3-5x mgg
3x mgg
1-3 Bln
Tidak Pernah
Jlh
1 Sawi -
- 25.5
54.5 20.0
- - 100,0 2 Ubi
- -
50.0 50.0
- - - 100,0
3 Kubis -
- 49.5
31.5 10.0
- 100,0 4 Jengkol
- -
30.8 35.9
28.2 - - 100,0
5 Singkong -
- 23.7
48.3 28.0
- - 100,0
4.4.3. Kualitas Konsumsi Garam Yodium yang dikonsumsi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan kadar garam yaitu melalui banyaknya kadar yodium yang terkandung dalam garam yang
dikonsumsi keluarga dengan metode iodometri-test, diketahui bahwa anak SD mengkonsumsi garam termasuk kategori tidak memenuhi syarat dengan jumlah kadar
yodium, 30 ppm, yaitu sebanyak 60,9, sedangkan responden yang mengkonsumsi garam kategori memenuhi syarat yodium
≥ 30 ppm sebanyak 39,1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Anak SD berdasarkan Kualitas Garam Yodium yang Dikonsumsi
No Kualitas Konsumsi Garam Yodium
n
1 Memenuhi Syarat yodium
≥ 30 ppm 61 39.1
2 Tidak Memenuhi Syarat yodium30 ppm
95 60.9 Jumlah 156
100.0
Rotua Panjaitan : Pengaruh Karakteristik Ibu Dan Pola Konsumsi Pangan Keluarga Terhadap Status Gaky Anak SD Di Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Kebijakan pemerintah dalam program penggunaan garam beryodium oleh masyarakat dibuat dalam Surat Kebutusan Bersama SKB tiga Menteri tahun 1985
yaitu Menteri Kesehatan, Menteri Perdagangan dan Menteri Koperasi tentang pengadaan dan pendistribusian garam beryodium di daerah. Dengan adanya surat
kebutusan bersama ini diharapkan garam yang beredar dan dikonsumsi oleh masyarakat mengandung yodium sesua dengan yang ditetapkan sehingga program
penanggulangan masalah GAKY di Indonesia dapat dilakukan.
4.4.5 Perolehan Suplemen Makanan