uraian terbatas merupakan bentuk tes uraian yang memberi batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada peserta
tes dalam menjawab soal tes. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
bentuk tes dikategorikan menjadi dua yaitu, objektif dan subjektif. Tes objektif dibagi menjadi 7 bagian yaitu tipe
benar-salah true-false test, tipe menjodohkan matching test, tes pilihan ganda multiple choice test, pilihan ganda
analisis hubungan antar hal, pilihan ganda analisis kasus, pilihan ganda asosiasi, pilihan ganda dengan diagram, grafik,
tabel dan sebagainya. Sedangkan tes subjektif dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: tes uraian bebas atau uraian
terbuka extended response dan tes uraian terbatas restricted response.
2. Tes Pilihan Ganda
a. Definisi Tes Pilihan Ganda
Menurut BALITBANG DEPDIKNAS 2007: 13 tes pilihan ganda merupakan bentuk tes yang jawabannya dapat dipilih dari
beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Menurut Mardapi 2008: 71 Tes bentuk pilihan ganda adalah tes yang
jawabannya dapat diperoleh dengan memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Dalam tes pilihan ganda ini, bentuk tes
terdiri atas: pertanyaan pokok soal, alternatif jawaban yang mencakup kunci jawaban dan pengecoh. Sedangkan Suprananto
2012: 107 mengungkapkan bahwa tes bentuk pilihan ganda merupakan soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa
kemungkinan jawaban yang disediakan. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tes pilihan ganda merupakan
salah satu bentuk tes objektif yang terdiri dari pertanyaan sebagai pokok soal dan beberapa alternatif jawaban yang harus
dipilih.
b. Kaidah Penulisan Tes Tipe Pilihan Ganda
Menurut Widoyoko 2016, 77-82 kualitas butir soal pilihan ganda sangat tergantung kepada kemampuan seseorang yang
menyusun butir soal ini. Untuk menghasilkan butir soal pilihan ganda yang baik dalam penyusunan butir soal perlu
memperhatikan kaidah penulisan berikut : 1.
Inti permasalahan harus dicantumkan dalam rumusan pokok soal, sehingga dengan membaca pokok soal responden sudah
dapat menentukan jawaban sebelum dilanjutkan membaca pilihan jawaban.
2. Menghindari kata-kata yang sama dalam pilihan. Peniadaan
pengulangan kata berarti menyangkut waktu menulis dan membaca serta menghemat tempat.
3. Menghindari perumusan kata yang berlebihan. Tidak selalu
penjelasan terinci mempermudah pengertian. Kadang- kadang justru dapat membingungkan dan mengaburkan
pengertian. Rumusan yang baik adalah rumusan yang berisi, padat, dan jelas.
4. Jika pokok soal merupakan pertanyaan yang belum lengkap,
maka kata atau kata-kata yang melengkapi harus diletakkan pada ujung pertanyaan, bukan di tengah-tengah kalimat.
5. Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana.
Cara menyusun alternatif jawaban disusun berderet dari atas ke bawah. Jika yang dideretkan itu terdiri dari satu kata,
urutan ke bawah dibuat berdasarkan alfabet. Kalau yang dideretkan bilangan, urutan ke bawah berdasarkan bilangan
yang makin bertambah besar atau makin menurun atau diurutkan berdasarkan kalimat panjang.
6. Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan
sebagai jawaban yang benar. Hindari pengecoh yang tidak ada sangkut pautnya dengan pokok soal atau pengecoh yang
tidak masuk akal. 7.
Hindari jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah. Ada kecenderungan peserta tes memilih
jawaban yang lebih panjang dan lebih terinci sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jawaban yang benar. Oleh karena itu penyusunan butir soal tes berusaha agar pengecoh dan jawaban yang benar ditulis
sama panjang dengan rincian yang sama. 8.
Menghindari adanya petunjukindikator pada jawaban yang benar.
9. Menggunakan tiga atau lebih alternatif pilihan jawaban. Jika
hanya dua pilihan bentuk ini sama dengan bentuk benar- salah. Dua pilihan berarti tebakannya tinggi.
10. Pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau
kata-kata yang bermakna tidak pasti, misalnya: kebanyakan, seringkali, kadang-kadang dan sejenisnya.
11. Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau
pertanyaan positif. Jika terpaksa menggunakan pernyataan negatif maka kata negatif digaris bawahi, cetak miring atau
ditulis tebal. Sedangkan menurut Kusaeri 2014: 71-83 ada beberapa
kaidah yang harus diikuti agar soal yang tersusun baik. Kaidah- kaidah tersebut mencakup aspek materi, konstruksi, dan bahasa.
Berikut ini merupakan kaidah penulisan tes tipe pilihan ganda: 1.
Rumusan soal harus sesuai dengan indikator. 2.
Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau
paling benar. 4.
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. 5.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus berupa pernyataan yang diperlukan saja.
6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
7. Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat
negatif ganda, seperti bukan, tidak, tanpa, kecuali, dan sejenisnya dapat membingungkan siswa memahami pokok
permasalahan yang ditanyakan. 8.
Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. 9.
Memilih jawaban jangan mengandung “Semua pilihan jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas
benar”. 10.
Memilih jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka
tersebut, atau kronologis waktu. 11.
Jika terdapat gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
12. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
13. Rumusan soal harus menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan dua teori di atas dapat disimpulkan bahwa kaidah penulisan tes tipe pilihan ganda yaitu 1 pokok soal
harus sesuai dengan indikator, 2 pilihan jawaban homogen dan logis, 3 setiap soal mempunyai satu jawaban yang benar, 4
rumusan pokok soal tidak berlebihan, 5 pokok soal tidak mengandung pernyataan ke arah jawaban benar, 6 pokok soal
tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda, 7 panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama, 8 menggunakan
tiga atau lebih alternatif pilihan jawaban, 9 jawaban tidak mengandung “semua pilihan jawaban di atas salah” atau “ semua
pilihan di atas benar”, 10 jawaban berbentuk angka dan waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka, 11 butir soal
tidak tergantung pada jawaban sebelumnya, 12 pokok soal tidak menggunakan ungkapan, 13 rumusan soal menggunakan
bahasa yang sesuai kaidah Bahasa Indonesia.
c. Kelebihan dan Kelemahan Tes Tipe Pilihan Ganda