soal tes, 3 menelaah soal tes, 4 melakukan ujicoba tes, 5 menganalisis butir soal tes, 6 memperbaiki tes, 7 merakit tes, 8
melaksanakan tes, dan 9 menafsirkan hasil tes.
5. Karakteristik Tes yang Baik
Suharsimi Arikunto 2008: 57-62 menyatakan bahwa suatu tes dapat dikatakan baik apabila memenuhi lima persyaratan, yaitu:
validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis. 1.
Validitas Alat ukur dikataan valid apabila alat ukur itu dapat dengan
tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Tes
sebagai salah satu alat ukur hasil belajar dapat dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur hasil belajar yang hendak
diukur. Dengan tes yang valid akan menghasilkan data hasil belajar yang valid pula.
2. Reliabilitas
Tes dapat dipercaya reliabel jika memberikan hasil yang tetap atau konsisten apabila diteskan berkali-kali. Jika kepada
responden diberikan tes yang sama, pada waktu yang berlainan, maka setiap responen akan tetap berada dalam ranking yang
sama atau konsisten dalam kelompoknya. Ajeg atau tetap tidak selalu sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg.
3. Objektivitas
Objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhinya. Lawan dari objektif adalah subjektif, artinya
terdapat unsur pribadi yang masuk mempengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes
tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi, terutama dalam sistem skoring. Ada 2 faktor yang mempengaruhi subjektivitas
dari suatu tes, yaitu bentuk tes dan penilai. Bentuk tes uraian akan memberi banyak kemungkinan kepada penilai untuk
memberikan penilaian menurut caranya sendiri. Dengan demikian maka hasil dari seorang siswa yang mengerjakan soal
dari sebuah tes, akan memperoleh skor yang berbeda apabila dinilai oleh dua orang. Itulah sebabnya pada waktu sekarang ini
ada kecenderungan penggunaan tes objektif di berbagai bidang. 4.
Praktikabilitas Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi
apabila tes
tersebut bersifat
praktis, mudah
pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang: a.
Mudah dilaksanakan, artinya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada respoden untuk
mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh responden.
b. Mudah pemeriksaannya, artinya bahwa tes itu dilengkapi
dengan kunci jawaban maupun pedoman skoringnya. Untuk soal bentuk objektif, pemeriksaan akan lebih mudah
dilakukan jika dikerjakan oleh responden dalam lembar jawaban.
c. Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk sehingga dapat
diberikan oleh orang lain. 5.
Ekonomis Ekonomis adalah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak
membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang sama.
Menurut Wainer dan Braun 1998: 20 menyatakan bahwa tes yang baik harus memenuhi tiga karakteristik, yaitu: validitas, reliabilitas,
dan usabilitas. 1.
Validitas Validitas tes sering diartikan sebagai sebuah tes yang mampu
mengukur apa yang hendak diukur. Tes yang valid mampu menyajikan informasi yang tepat tentang kondisi anak yang
dikenai tes. Bila sebuah tes tidak valid maka informasi yang diperoleh guru berdasarkan hasil tes itu akan menyesatkan.
2. Reliabilitas
Reliabilitas terkait dengan konsistensi hasil pengukuran. Artinya, jawaban seorang siswa terhadap tes konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Bila sebuah tes diujikan pada seorang peserta tes dalam dua kesempatan berbeda maka hasil tes
keduanya akan memberikan kesimpulan yang sangat mirip atau hampir sama.
3. Usabilitas
Usabilitas memiliki makna tes praktis prosedurnya. Artinya, tes tidak menyulitkan bagi siapapun yang melaksanakannya.
Untuk itu petunjuk soal harus dibuat dengan bahasa yang singkat, mudah dipahami, dan jelas. Dengan kata lain, tes tidak
membingungkan bagi siapapun yang terlibat dalam tes, mulai dari siswa, guru yang melaksanakan tes maupun orang lain yang
melakukan penyekoran. Tujuannya apabila tes dilaksanakan oleh guru atau orang lain, tes itu mudah dilakukan, tidak
mempengaruhi hasil tes, dan tidak menimbulkan banyak penafsiran sehingga substansi tes yang diinginkan tidak meleset.
Berdasarkan pendapat dua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai pengukur apabila
memenuhi persyaratan tes yaitu validitas, reliabilitas, ojektivitas, praktibilitas, dan ekonomis.
6. Taksonomi Bloom