15
pelanggan  senantiasa  merupakan  penyebab  utama  timbulnya  loyalitas  Mardalis, 2005.
D. Jasa
1. Pengertian
Majid 2009 menyatakan bahwa jasa sangat berhubungan dengan upaya atau  tindakan  untuk  memenuhi  kebutuhan  orang  atau  organisasi.  Sedangkan,
menurut Kotler 1997, jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan  yang dapat ditawarkan  oleh  suatu  pihak  kepada  pihak  lain,  yang  pada  dasarnya  tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan. Menurut  Berry  cit.,  Majid,  2009,  menyebutkan  bahwa  jasa  memiliki
empat karakteristik utama, yaitu: a.
Tidak berwujud Intangibility Jasa  tidak  dapat  dilihat,  dikecap,  dirasakan,  didengar,  atau  dicium
sebelum  dibeli.  Seseorang  tidak  dapat  menilai  hasil  dari  jasa  sebelum  ia menikmatinya sendiri.
b. Tidak terpisahkan Inseparability
Jasa  tidak  terpisahkan  berarti  bahwa  jasa  tidak  dapat  dipisahkan  dari penyedianya,  baik  penyedia  itu  berupa  manusia  atau  mesin.  Barang  fisik
diproduksi, kemudian disimpan, selanjutnya dijual, dan baru nantinya dikonsumsi. Sebaliknya,  jasa  dijual  dulu,  kemudian  diproduksi  dan  dikonsumsi  secara
bersamaan.
16
c. Keanekaragaman Variability
Keanekaragaman  jasa  berarti  bahwa  mutu  jasa  tergantung  kepada  siapa yang menyediakan jasa, di samping waktu, tempat, dan bagaimana disediakan.
d. Tidak tahan lama Perishability
Jasa tidak lama berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai kemudian.
2. Kualitas jasa
Kualitas  jasa  adalah  tingkat  keunggulan  yang  diharapkan  dan pengendalian  atas  tingkat  keunggulan  tersebut  untuk  memenuhi  keinginan
konsumen. Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya  pemenuhan kebutuhan dan keinginan  konsumen  serta  ketepatan  penyampaiannya  untuk  mengimbangi
harapan konsumen Tjiptono, 2004. Terdapat  dua  faktor  utama  yang  mempengaruhi  kualitas  jasa,  yaitu
expected  service dan  perceived  service  Parasuraman,  dkk,  1985.  Apabila  jasa
yang diterima atau dirasakan perceived service sesuai dengan yang diharapkan, maka  kualitas  jasa  dipersepsikan  baik  dan  memuaskan.  Jika  jasa  yang  diterima
melampaui harapan konsumen, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai  kualitas yang  ideal.  Sebaliknya  jika  jasa  yang  diterima  lebih  rendah  daripada  yang
diharapkan,  maka  kualitas  jasa  dipersepsikan  buruk.  Dengan  demikian  baik tidaknya  kualitas  jasa  tergantung  pada  kemampuan  penyedia  jasa  dalam
memenuhi harapan konsumennya secara konsisten Tjiptono, 2004.
17
Service quality merupakan gambaran atas seberapa jauh perbedaan antara
kenyataan  perceived  service  dengan  harapan  pelanggan  atas  pelayanan  yang seharusnya  mereka  terima  expected  service.  Ketidaksesuaian  antara  kenyataan
dan  harapan  akan  menimbulkan  kesenjangan  gap  yang  merupakan  persepsi pelanggan  terhadap  kualitas  pelayanan,  persepsi  pelanggan  ini  selanjutnya  akan
mempengaruhi kepuasan pelanggan consumer satisfaction Kotler, 1997. Analisis  gap  dilakukan  untuk  mengetahui  kesenjangan  yang  terjadi
antara  pelayanan  yang  diharapkan  pelanggan  dengan  kenyataan  yang  diterima oleh  pelanggan  dari  pelayanan  yang  telah  diberikan.  Nilai  gap  negatif
menunjukkan  kualitas  pelayanan  suatu  kriteria  kurang  baik  sehingga  perlu ditingkatkan. Idealnya, nilai gap antara kenyataan dan harapan adalah nol. Dalam
kondisi  demikian,  harapan  pelanggan  terhadap  kriteria  yang  sama.  Apabila,  nilai gap
positif,  maka  hal  itu  menunjukkan  bahwa  kenyataan  pelanggan  terhadap kenyataan  suatu  kriteria  pelayanan  melebihi  harapannya  terhadap  kriteria  yang
sama. Semakin besar nilai negatif suatu  gap pada suatu kriteria pelayanan, maka semakin  besar  pula  prioritas  peningkatan  kualitas  suatu  pelayanan  dari  kriteria
tersebut Djunaidi, dkk, 2006.
3. Dimensi kualitas jasa