33
b Memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat.
Dengan berwirausaha seseorang memiliki kesempatan untuk berperan bagi masyarakat dengan menciptakan produk yang dibutuhkan masyarakat.
c Dapat menjadi motivasi tersendiri untuk memulai berwirausaha.
Kesuksesan dan ketidaksuksesan seseorang dalam karier sangat bergantung pada motivasi untuk menjalankan kariernya.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari kewirausahaan adalah berusaha memberikan bantuan kepada orang lain dan
pembangunan sosial sesuai dengan kemampuannya, menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran, dan memberikan
motivasi bagaimana harus bekerja keras dan tekun dalam berwirausahan.
5 Asas Kewirausahaan
Asas kewirausahaan menurut Mardiyatmo 2005: 5, yaitu:
a Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandasan etika
bisnis yang sehat b
Kemampuan bekerja secara tekun, teliti dan produktif c
Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistematis, termasuk keberanian mengambil resiko
d Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian
e Kemampuan berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif
e. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
1 Pengertian Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
Pendidikan kewirausahaan merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan
hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang dihadapi Daryanto, 2012:4. Kewirausahaan dahulu hanya dapat dilakukan melalui
34
pengalaman langsung di lapangan, namun sekarang kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan tetapi merupakan ilmu yang dapat dipelajari dan
diajarkan. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat PKM adalah program
pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang diselenggarakan oleh lembaga kursus dan pelatihan LKP, atau satuan PNF
lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di masyarakat Direktorat Jenderal PAUDNI, 2014: 7. Program pendidikan
kewirausahaan masyarakat untuk mendidik warga masyarakat agar menjadi wirausahawan, sehingga selain dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya
juga memberikan lapangan kerja bagi lingkungannya.
2 Komponen Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
Pendidikan kewirausahaan masyarakat termasuk dalam pendidikan luar sekolah yang berupa pendidikan dan pelatihan. Keberhasilan pelatihan terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran berupa dampak yang dapat dilihat setelah
kegiatan pelatihan berlangsung. Munculnya dampak terhadap warga belajar dari pelaksanaan pelatihan pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa yaitu berupa perilaku berwirausaha warga belajar pasca pelatihan, tentunya tidak terlepas dari hubungan antara komponen-komponen
pelatihan yang saling keterkaitan, sebagai salah satu bentuk dari satuan pendidikan nonformal maka pelatihan pun mempunyai beberapa komponen
yang saling berhubungan.
35
Menurut Djudju Sudjana 2006: 4, “komponen-komponen pendidikan
luar sekolah terdiri atas masukan lingkungan environmental input, masukan sarana instrumental input, masukan mentah raw input, proses processes,
keluaran output, masukan lain other input, dan pengaruh outcome ”.
Komponen-komponen program pendidikan luar sekolah tersebut merupakan suatu sistem yang saling berkaitan dan saling menunjang dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Masukan lingkungan environmental input meliputi lingkungan alam,
lingkungan sosial budaya, dan kelembagaan. Lingkungan alam terdiri dari lingkungan alam hayati flora dan fauna, lingkungan alam non hayati tanah,
air, dan cuaca, dan lingkungan buatan pemukiman, sarana dan alat transportasi, pasar, dan lain sebagainya. Lingkungan sosial budaya meliputi
kondisi kependudukan dengan berbagai potensinya seperti tradisi, pendidikan, agama, komunikasi, kesenian, bahasa, kesehatan, mata pencaharian, ideologi
dan politik, keamanaan, kebutuhan, dan aspirasi masyarakat. Lingkungan kelembagaan terdiri atas instansi-instansi pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang terkait dengan program. Masukan sarana instrumental input meliputi kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, serta biaya. Kurikulum mencakup tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran,
metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan alat evaluasi hasil belajar. Tenaga kependidikan terdiri dari
pendidik, pengelola lembaga, pimpinan lembaga, pengawas dan penilik, penguji, pustakawan, serta peneliti dan pengembang pendidikan luar sekolah.
36
Sarana dan prasarana pembelajaran meliputi lokasi pembelajaran, panti pembelajaran, gedung dan perlengkapan pembelajaran. Pembiayaan berkaitan
dengan sumber dana yang tersedia, anggaran, dan pengelolaan biaya. Masukan mentah raw input adalah peserta didik yang terdiri atas
warga belajar, peserta pelatihan, dan peserta penyuluhan. Proses pendidikan melalui pembelajaran merupakan interaksi edukatif antara masukan sarana,
terutama pendidik dengan peserta didik melalui kegiatan pembelajaran, bimbingan, penyuluhan, dan pelatihan. Keluaran output adalah lulusan
pendidikan luar sekolah yang terdiri dari kuantitas dan kualitas lulusan program setelah mengalami proses pembelajaran. Masukan lain other input adalah
sumber-sumber yang memungkinkan lulusan dapat menerapkan hasil belajar dalam kehidupannya. Masukan lain dapat digolongkan ke dalam bidang dunia
usaha, pekerjaan, dan aktivitas kemasyarakatan. Pengaruh outcome merupakan dampak yang dialami warga belajar setelah memperoleh dukungan
dari masukan lain. Komponen-komponen pendidikan menurut Tatang S. 2012: 219,
terdiri dari: “dasar pendidikan, tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, materi pendidikan, metode pendidikan, alat, dan lingkungan pendidikan
”. a
Dasar Pendidikan Pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan warga
belajar dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan dengan didasari oleh nilai-nilai tertentu.
Nilai-nilai itulah yang disebut dasar pendidikan. Dasar pendidikan