Dana Pihak Ketiga DPK Non Performing Financing NPF

45 Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini sebagai proksi dari tingkat resiko likuiditas, diperoleh dari Bank Indonesia yaitu Statistik Perbankan Syariah berdasarkan perhitungan bulanan dari tahun 2010-2013 dalam persen.

2. Variabel Bebas Independent Variable

a. Dana Pihak Ketiga DPK

Dana Pihak Ketiga adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, serifikat depposito, tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan itu. Dengan dana yang berhasil dihimpun oleh bank, maka bank tersebut dapat menyalurkan kredit lebih banyak. Sehingga dapat dijelaskan bahwa semakin besar DPK maka semakin besar pula pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat. Pemilihan variabel DPK karena dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank bisa mencapai 80-90 dari seluruh dana yang dikelola oleh bank. Pada penelitian Makiyan 2001, menyatakan bahwa jika semakin besar sumber dana yang dihimpun bank akan semakin besar pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank tersebut. Penelitian yang menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif dan signifikan juga dibuktikan oleh penelitian dari Asy’ari 2004, Roesmara dan Dumairy 2006, dan Adnan dan Pratin 2005. Terdapat penjelasan yang berbeda dari variabel DPK karena dalam penelitian ini digunakan data first difference maka penjelasan variabel 46 DPK berubah menjadi laju perubahan DPK yang berarti kenaikan atau penurunan DPK dari periode ke periode dan dari tahun ke tahun yang terus berjalan sesuai urutan waktu yang bersifat objektif atau fakta. Data ooperasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia yaitu Statistik Perbankan Syariah berdasarkan perhitungan bulanan dari tahun 2010-2013 dalam jutaan rupiah.

b. Non Performing Financing NPF

Non Performing Financing NPF termasuk salah satu indikator dalam menilai kinerja suatu bank. Selain itu juga Non Performing Financing merupakan indikator yang digunakan untuk menunjukan kerugian akibat resiko pembiayaan. Menurut Dendawijaya 2005:82 NPF adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Alasan pemilihan variabel NPF ini karena pada perbankan syariah apabila terjadi Non Performing Financing NPF maka akan berakibat terguncangnya kinerja pada perbankan itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Moch. Soedarto yang menyimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 5 jumlah kredit non lancar berpengaruh negatif signifikan terhadap besar kecilnya pemberian kredit. Oleh karena itu semakin besar kredit non lancar maka jumlah kredit yang dapat disalurkan oleh Bank Syariah semakin kecil, begitu sebaliknya Soedarto,2004:64. Dalam kegiatan sehari-hari, pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan-pembiayaan yang kategori kolektabilitasnya masuk dalam 47 kriteria pembiayaan kurang lancar, pembiayaan diragukan, dan pembiayaan macet. Adapun cara menghitung dari NPF Non Performing Financing yaitu sebagai berikut: Tingkat Non Performing Financing NPF yang tinggi mengharuskan bank membentuk cadangan penghapusan yang lebih besar. Hal ini akan membuat bank menurunkan jumlah kredit yang disalurkannya, karena bank tidak akan mengambil resiko yang terlalu besar apabila terjadi gagal bayar. Dengan digunakannya data first difference dalam penelitian ini maka penjelasan variabel NPF akan berubah menjadi laju perubahan NPF yang berarti kenaikan atau penurunan NPF dari periode ke periode dan dari tahun ke tahun yang terus berjalan sesuai urutan waktu yang bersifat objektif atau fakta. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia yaitu Statistik Perbankan Syariah berdasarkan perhitungan bulanan dari tahun 2010-2013 dalam persen.

c. Inflasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan Tingkat Inflasi terhadap Total Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia (Periode januari 2007-Oktober 2012)

2 24 142

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia

0 10 113

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA.

6 103 122