Uji Autokorelasi Uji Asumsi Klasik

57 Sedangkan menurut Gujarati 2006:87 konsekuensi adanya heteroskedastisitas adalah: 1. Estimator OLS masih linear. 2. Masih tak bias. 3. Tapi tidak lagi memiliki varians; artinya, tidak lagi efisien. Ini berlaku juga dalm sampel yang besar. 4. Rumus-rumus biasa untuk menaksir varians estimator OLS umumnya bias.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam model sampel kecil maupun dalam sampel besar. Autokorelasi bisa didefinisikan sebagai korelasi di antara anggota observasi yang diurut menurut waktu seperti deret berkala atau ruang seperti data lintas-sektoral Gujarati 2006:112. Untuk melihat ada tidaknya penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji Langrange Multiplier LM Test dengan membandingkan nilai probabilitas R-Square dengan α = 0.05 Gujarati 2006:112. Selain itu cara untuk mendeteksi autokorelasi dengan menggunakan statistik d dari Durbin-Watson. Statistik d dari Durbin-Watson memiliki rumus sebagai berikut: d = ∑ � � −� �− �−� �− ∑ � � �−� �− 58 Keterangan: et = residual tahun t et-1 = residual satu tahun sebelumnya N = jumlah observasi Langkah-langkah pengujian autokorelasi sebagai berikut : Hipotesis : Ho : Model tidak terdapat Autokorelasi Ha : Model Terdapat Autokorelasi. Bila probabilitas ObsR2 0.05 Ho diterima. Bila probabilitas ObsR2 0.05 Ho ditolak Apabila probabilitas ObsR2 lebih besar dari 0.05 maka model tersebut tidak terdapat autokorelasi. Apabila probabilitas ObsR2 lebih kecil dari 0.05 maka model tersebut terdapat autokorelasi. Selain itu, ada salah satu cara lagi yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji Durbin Watson D-W. Berikut table 3.1 yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin-Watson. Gujarati , 2006:119 : Tabel 3.1 Uji Durbin-Watson DW Tolak Ho, berarti ada autokorelasi positif Daerah meragukan Terima Ho, tidak ada Autokorelasi Daerah meragukan Tolak Ho, berarti ada autokorelasi negatif 0 dl du 2 4-du 4-dl 4 Menurut Gujarati 2006:115 konsekuensi adanya autokorelasi adalah: 59 1. Estimator kuadrat kecil masih linear dan tak bias. 2. Tapi estimator tersebut tidak efisien; artinya, tidak memiliki varians minimum bila dibandingkan dengan prosedur yang mempertimbangkan autokorelasi.

2. Uji Statistik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan Tingkat Inflasi terhadap Total Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia (Periode januari 2007-Oktober 2012)

2 24 142

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia

0 10 113

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA.

6 103 122