Resume Pemeriksaan Kinerja Semester I Tahun 2012
10
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku III IHPS
pro insi dan 12 ka upaten kota yang diu i peik hanya Pro insi a a Tengah yang menganggarkan bantuan keuangan senilai Rp4.367,25 juta.
3.7 Target Tahun 2010 adalah pemutakhiran pada database kependudukan pada
497 kabupatenkota dan pendistribusian SP NIK kepada penduduk di 330 kabupatenkota, sedangkan untuk 167 kabupatenkota lainnya dilaksanakan
pada Tahun 2011.
Penerapan KTP Elektronik Berbasis NIK Nasional
3.8 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
Pasal 64 ayat 3 mewajibkan kepada pemerintah bahwa dalam KTP harus disediakan ruang untuk memuat kode keamanan dan rekaman elektronik
data kependudukan. Untuk mewujudkan amanat tersebut, pemerintah merencanakan Program Penerapan KTP Elektronik Berbasis NIK Nasional
bagi 172 juta penduduk wajib KTP pada Tahun 2011 dan
2012.
3.9 Sistem KTP Elektronik Tahun
2011 akan melipui Pusat Data Ditjen Dukcapil,
DRC, 2.348 kecamatan dan 197 kabupatenkota,
dan pada Tahun 2012 di 3.886 kecamatan dan 300
kabupatenkota.
Pemeriksaan BPK
3.10 Pada Semester I Tahun
2012, BPK menyelesaikan Pemeriksaan Kinerja atas
Program Penerbitan NIK Nasional Tahun 2010 dan
Penerapan KTP Elektronik Berbasis NIK Nasional Tahun
2011 pada Kemendagri dan 7 pemerintah provinsi, serta 12
pemerintah kabupatenkota.
Tujuan Pemeriksaan
3.11 Pemeriksaan kinerja atas
Program Penerbitan NIK Nasional dan Penerapan
KTP Elektronik berbasis NIK Nasional bertujuan
menilai e eki itas Program Instansi yang diperiksa
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian
Dalam Negeri Ditjen Dukcapil Kemendagri;
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta; Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara, Kota Medan, dan Kabupaten Deli Serdang;
Pemerintah Provinsi Lampung, Kota Bandar Lampung, dan Kabupaten
Pringsewu; Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
Kota Depok, dan Kabupaten Cirebon;
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kota Surakarta, dan Kabupaten
Batang; Pemerintah Provinsi Bali, Kota
Denpasar, dan Kabupaten Badung; dan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Kota Manado, dan Kabupaten
Minahasa.
11
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku III IHPS
Pener itan IK asional dan e eki itas Penerapan KTP lektronik er asis NIK Nasional, serta kepatuhan pengadaan KTP Elektronik.
Sasaran Pemeriksaan
3.12 Sasaran pemeriksaan untuk Program Penerbitan NIK Nasional dan Penerapan
KTP lektronik er asis IK asional melipui kegiatan peren anaan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi monev termasuk di antaranya
• mekanisme pemutakhiran dan konsolidasi database kependudukan dalam rangka penerbitan NIK nasional; dan
• pengadaan penerapan KTP Elektronik Berbasis NIK Nasional.
Metodologi Pemeriksaan
3.13 Pemeriksaan ini menggunakan pendekatan proses untuk memperoleh
pemahaman proses dan memudahkan mengideniikasikan iik kriis serta menggunakan kriteria pengelolaan yang baik model of good management
untuk menilai e eki itas. Teknik pemeriksaan yang dilakukan adalah
a an ara re iu dokumen analisis prosedur analisis hasil analisis kualitai o ser asi lapangan dan u i peik.
Hasil Pemeriksaan
3.14 Hasil pemeriksaan menyimpulkan bahwa
• Program Penerbitan NIK Nasional dan Penerapan KTP Elektronik Berbasis IK asional Tahun 2011 elum e eki dan
• pelaksanaan pengadaan KTP Elektronik belum sepenuhnya mematuhi Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010.
3.15 Hal tersebut terlihat karena masih ditemukannya permasalahan-
permasalahan yang mempengaruhi e eki itas dalam Program Pener itan NIK Nasional dan Penerapan KTP Elektronik Berbasis NIK Nasional, serta
keidakpatuhan dalam pelaksanaan pengadaan KTP lektronik.
3.16 Permasalahan permasalahan terse ut terdiri atas 1 kasus keidake eki an
senilai p .0 0 uta kasus keidakekonomisan senilai p 0 8 uta
2 kasus kelemahan pengendalian intern yang mempengaruhi e eki itas dan 12 kasus keidakpatuhan yang mengaki atkan indikasi kerugian negara
sebanyak 5 kasus senilai Rp36.410,49 juta, potensi kerugian negara sebanyak 3 kasus senilai Rp28.906,16 juta, penyimpangan administrasi sebanyak 4
kasus. Permasalahan-permasalahan tersebut di antaranya dapat diuraikan sebagai berikut.
12
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku III IHPS
Program Penerbitan NIK Nasional
3.17 Hasil pemeriksaan atas Program Penerbitan NIK Nasional menunjukkan
adanya kelemahan yang mempengaruhi e eki itas dalam peren anaan pelaksanaan dan mone yaitu kasus keidake eki an kasus kelemahan
pengendalian intern yang mempengaruhi e eki itas dan 1 kasus keidakpatuhan yang mengaki atkan penyimpangan administrasi.
Perencanaan
3.18 Hasil pemeriksaan atas perencanaan Program Penerbitan NIK Nasional
menunjukkan adanya 3 kasus kelemahan pengendalian intern yang mempengaruhi e eki itas yaitu peren anaan Program Pener itan IK
Nasional belum memadai, di antaranya struktur organisasi dan tata kerja SOTK Program Penerbitan NIK Nasional belum memadai atau tumpang
indih standard operaing procedure SOP Pemutakhiran dan Konsolidasi
ata ase Kependudukan idak lengkap dan S P Kegiatan Pener itan SP IK asional idak disusun.
3.19 Hal tersebut mengakibatkan di antaranya tujuan kegiatan Penerbitan NIK
asional idak ter apai yang ter adi di antaranya karena enteri alam egeri dan ir en uk apil elum opimal dalam menyusun regulasi dan
kebijakan terkait administrasi kependudukan. 3.20
BPK telah merekomendasikan kepada Menteri Dalam Negeri, di antaranya agar
• menyempurnakan dan mengintegrasikan SOTK Program Penerbitan NIK dalam struktur organisasi Kemendagri; dan
• memerintahkan Dirjen Dukcapil, di antaranya untuk menyusun dan menetapkan SOP Penerbitan NIK Nasional, serta proses konsolidasi
data ase kependudukan ingkat nasional dan di daerah yang di adikan acuan untuk melakukan pembersihan atas data ganda dan anomali.
Pelaksanaan
3.21 Hasil pemeriksaan atas pelaksanaan Program Penerbitan NIK Nasional
menun ukkan adanya kasus keidake eki an kasus kelemahan pengendalian intern yang mempengaruhi e eki itas dan 1 kasus
keidakpatuhan yang mengaki atkan penyimpangan administrasi. Kelemahan tersebut di antaranya sebagai berikut.
• Kegiatan pemutakhiran dan konsolidasi database kependudukan dalam rangka Penerbitan NIK Nasional di 12 pemerintah kabupaten
kota pada 6 pemerintah provinsi yang menjadi sampel pemeriksaan elum memadai di antaranya pen o okan dan peneliian ormulir
pemutakhiran dan ormulir per keluarga idak didukung dasar dokumen resmi dipersamakan aliditasnya seperi KTP kartu keluarga KK akta
surat kelahiran surat pindah dan akta surat kemaian.
13
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku III IHPS
Hal tersebut mengakibatkan di antaranya hasil kegiatan pemutakhiran dan konsolidasi data ase kependudukan idak akurat dan elum
menggambarkan kondisi terkini, sehingga tujuan dari kegiatan tersebut idak ter apai.
Hal tersebut terjadi di antaranya karena Ditjen Dukcapil belum membuat S P tentang konsolidasi data ase kependudukan ingkat nasional serta
mekanisme pembersihan data ganda dan data anomali.
• Sumber daya manusia pengelola SIAK belum sesuai standar kebutuhan jumlah dan standar kompetensi yang ditetapkan.
Hal tersebut mengakibatkan di antaranya pengelolaan pelayanan data kependudukan kurang opimal karena penetapan umlah operator SI K
di iap iap tenaga pengelola data ase kependudukan TP K idak sesuai dengan e an ker a dan idak ada aminan ah a personel yang
diangkat memiliki kemampuan sebagai pengelola SIAK.
Hal tersebut terjadi di antaranya karena Ditjen Dukcapil menetapkan administrator data ase maupun operator idak
erdasarkan standar kualiikasi yang telah ditetapkan dan idak mempunyai analisis rasio antara umlah operator dan umlah
ADB terhadap jumlah penduduk di suatu TPDK agar pelayanan dapat er alan dengan opimal.
• Pengelolaan sarana dan prasarana SIAK dalam rangka konsolidasi database kependudukan Tahun 2010 pada Ditjen Dukcapil belum
memadai di antaranya peralatan di idak diman aatkan dan idak
dapat dipergunakan. Peralatan SIAK yang dialokasikan ke daerah kurang diterima rusak idak diketahui ke eradaannya dan idak diman aatkan
serta idak terselenggaranya konsolidasi data ase kependudukan se ara online antara kabupaten ke provinsi serta provinsi ke pusat.
Hal tersebut mengakibatkan idak opimalnya penggunaan hardware yang ada dalam rangka
pelaksanaan konsolidasi dan pemutakhiran database kependudukan secara nasional untuk menuju NIK tunggal Nasional;
idak ter aminnya keamanan peralatan SI K pada pro insi ka upaten kota dan potensi terjadinya kerusakan atau kehilangan, serta membuka
peluang terjadinya penyalahgunaan sarana dan prasarana SIAK; dan idak terpeliharanya sarana dan prasarana utama dan pendukung
SI K karena pro insi maupun ka upaten kota idak isa menga ukan
14
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku III IHPS
anggaran untuk pemeliharaan atas barang-barang tersebut akibat elum ter atat se agai aset pada iap iap pro insi serta ka upaten
kota. Hal tersebut terjadi di antaranya karena kurangnya koordinasi antara
Ditjen Dukcapil dan pemerintah daerah dalam pengamananpengelolaan barang SIAK.
3.22 BPK telah merekomendasikan kepada Menteri Dalam Negeri, di antaranya
agar • memerintahkan Dirjen Dukcapil di antaranya untuk
menetapkan tata cara dan prosedur pemeliharaan, pengamanan, dan pengawasan database kependudukan; dan
meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam pengamananpengelolaan barang SIAK.
• meminta kepada para upai alikota untuk memerintahkan Kepala Dinas Dukcapil di antaranya untuk mengangkat tenaga operator dan
administrator SI K sesuai kualiikasi.
Monitoring dan Evaluasi
3.23 Hasil pemeriksaan atas monev Program Penerbitan NIK Nasional
menun ukkan adanya 1 kasus keidake eki an yaitu mone Program Penerbitan NIK Nasional belum memadai, di antaranya
• dari im mone pada ingkat pusat hanya 1 im mone yang menyampaikan laporan mone serta dari u i peik terhadap pro insi dan
12 ka upaten kota diketahui ah a idak seluruh pro insi ka upaten kota menyampaikan laporan monev secara berjenjang dan periodik;
• Ditjen Dukcapil belum menetapkan prosedur pemanfaatan laporan monev dan provinsikabupatenkota belum menetapkan prosedur
monev secara formal; dan • laporan hasil kegiatan monev pada Program Penerbitan NIK Nasional
elum diindaklan ui. 3.24
Hal terse ut mengaki atkan di antaranya it en uk apil idak dapat memonitor pencapaian sasaran dan target kinerja yang telah ditetapkan
termasuk masalah-masalah yang menghambat pencapaian sasaran dan target kinerja sebagai masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
3.25 Hal terse ut ter adi di antaranya karena im mone pada ingkat pusat dan
provinsikabupatenkota belum menjalankan tugas dan kewajibannya secara opimal dalam melaksanakan mone atas pener itan IK asional di ingkat
pusat dan provinsikabupatenkota.
15
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku III IHPS
3.26 BPK telah merekomendasikan kepada Menteri Dalam Negeri di antaranya
agar menginstruksikan Dirjen Dukcapil untuk melakukan evaluasi atas kiner a im mone pada ingkat pusat dan pro insi ka upaten kota sehingga
menjamin terlaksananya kegiatan monev atas program penerbitan NIK
asional se ara e eki .
Penerapan KTP Elektronik Berbasis NIK Nasional
3.27 Hasil pemeriksaan atas Penerapan KTP Elektronik Berbasis NIK Nasional
menun ukkan adanya kelemahan yang mempengaruhi e eki itas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan monev, yaitu
kasus keidake eki an 1 kasus keidakekonomisan senilai p1 1 uta dan 12 kasus kelemahan
pengendalian intern yang mempengaruhi e eki itas.
Perencanaan
3.28 Hasil pemeriksaan atas perencanaan Penerapan KTP Elektronik Berbasis
IK asional menun ukkan adanya 1 kasus keidake eki an dan kasus kelemahan pengendalian intern yang mempengaruhi e eki itas yaitu
perencanaan Penerapan KTP Elektronik Berbasis NIK Nasional belum memadai, di antaranya
• kerangka acuan kerja KAK kegiatan penerapan KTP Elektronik belum memuat hal hal pening yang di utuhkan dalam pelaksanaan kegiatan
• rencana pemanfaatan database SIAK sebagai dasar penerapan KTP lektronik idak sepenuhnya dapat dilaksanakan. KTP lektronik yang
akan di etak kemungkinan idak sesuai dengan kuota per ke amatan karena KTP Elektronik yang dicetak sesuai dengan data urut yang
dikirimkan ke data center. Database SIAK yang di-install ke dalam server KTP Elektronik masih memuat sebanyak 9.813.102 data ganda dan data
anomali; dan
• belum tersedia regulasikebijakan yang mengatur mengenai pengelolaan database KTP Elektronik yang terpadu di kabupatenkota dan pusat, yang
melipui aminan pemeliharaan kerahasiaan dan keamanan data ase kependudukan dari kerusakan, kehilangan, dan penggunaan data oleh
pihak yang idak erhak.
3.29 Hal tersebut mengakibatkan di antaranya pelaksanaan pekerjaan Penerapan
KTP lektronik untuk T 2011 idak dapat selesai tepat aktu yang ter adi di antaranya karena Ditjen Dukcapil dan pemerintah provinsikabupaten
kota kurang berkoordinasi dalam melaksanakan persiapan Penerapan KTP Elektronik Berbasis NIK Nasional.
3.30 BPK telah merekomendasikan kepada Menteri Dalam Negeri di antaranya
agar memerintahkan Dirjen Dukcapil meningkatkan koordinasi dengan gu ernur upai alikota dalam persiapan Penerapan KTP lektronik
Berbasis NIK Nasional.
16
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku III IHPS
Pelaksanaan
3.31 Hasil pemeriksaan atas pelaksanaan Penerapan KTP Elektronik Berbasis
IK asional menun ukkan adanya kasus keidake eki an 1 kasus keidakekonomisan senilai p1 1 uta dan 8 kasus kelemahan
pengendalian intern yang mempengaruhi e eki itas di antaranya se agai berikut.
• Penyediaan jaringan komunikasi data Jarkomdat Tahun 2011 belum dilaksanakan dengan opimal sehingga mengaki atkan terham atnya
penerimaan hasil perekaman dari e erapa iik pelayanan ke . Hal terse ut ter adi di antaranya karena pihak konsorsium idak opimal
dalam memberikan layanan Jarkomdat guna mendukung kelancaran perekaman data penduduk di seiap iik pelayanan.
• Kegiatan pelayanan eriikasi data dan perekaman pas oto tanda tangan sidik jari, dan iris mata penduduk di tempat pelayanan KTP Elektronik
belum memadai, sehingga mengakibatkan di antaranya pelaksanaan perekaman KTP lektronik di ke amatan kelurahan elum e eki . Hal
tersebut terjadi di antaranya karena SOP yang ditetapkan oleh Ditjen Dukcapil belum memadai sehingga menimbulkan terjadinya perbedaan
perlakukan di ingkat unit pelayanan.
• Mekanisme pendistribusian KTP Elektronik kepada penduduk belum memadai, sehingga mengakibatkan di antaranya kegiatan pendistribusian
KTP Elektronik kepada penduduk Tahun 2011 terlambat. Hal tersebut terjadi di antaranya karena SOP Pendistribusian KTP Elektronik
idak men elaskan se ara rin i terkait otorisasi dan angka aktu pendistribusian KTP Elektronik.
• Peker aan personalisasi idak men apai target yang ditetapkan dalam kontrak. Target yang telah ditetapkan dalam kontrak Tahun 2011 adalah
sebanyak 67.015.400 KTP Elektronik diterbitkan dan didistribusikan ke kecamatan, namun sampai dengan 31 Desember 2011 terealisasi sebanyak
1.453.757 KTP Elektronik atau 2,17 yang sudah selesai dipersonalisasi dan sebanyak 48.404 KTP Elektronik atau 0,07 yang sudah dikirimkan
ke ke amatan sehingga konsorsium idak dapat memenuhi umlah pencapaian KTP Elektronik Tahun 2011 yang telah ditetapkan dalam
kontrak. Hal tersebut terjadi di antaranya karena Konsorsium Percetakan Negara Republik Indonesia PNRI kurang berupaya dalam pemenuhan
jumlah penerbitan KTP Elektronik Tahun 2011 yang ditetapkan dalam kontrak.
3.32 BPK telah merekomendasikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk
memerintahkan Dirjen Dukcapil di antaranya agar • menginstruksikan pejabat pembuat komitmen PPK untuk memberikan
teguran secara tertulis kepada konsorsium di antaranya agar secara