Gambaran Umum Pemeriksaan Keuangan

5 IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan Buku II IHPS

BAB 2 Resume Pemeriksaan Keuangan Semester I Tahun 2012

Sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, BPK berwenang untuk melakukan pemeriksaan keuangan atas KPP KK KP ingkat pro insi ka upaten kota serta LK badan lainnya termasuk badan usaha milik negara BUMN. Dalam Semester I Tahun 2012, BPK telah melakukan pemeriksaan keuangan TA 2011 atas LKPP, LK Bendahara Umum Negara BUN, 89 LKKL termasuk 4 LHP dukungan atas LK Bagian Anggaran BA 999, 426 LKPD, serta 6 LK badan lainnya termasuk BUMN. Selain itu, BPK juga telah melakukan pemeriksaan keuangan atas 4 LKPD TA 2010. Pemeriksaan keuangan terse ut melipui nera a laporan la a rugi laporan realisasi anggaran atau laporan surplus deisit atau laporan aki itas laporan peru ahan ekuitas dan rasio modal serta K. in ian nera a adalah aset senilai p .0 triliun, kewajiban senilai Rp3.400,29 triliun, dan ekuitas senilai Rp2.647,68 triliun. in ian melipui pendapatan senilai p1. 1 12 triliun elan a senilai p1. 8 21 triliun, dan pembiayaan neto senilai Rp154,68 triliun. Hasil pemeriksaan keuangan disa ikan dalam iga kategori yaitu opini SPI dan kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Hasil pemeriksaan BPK dituangkan dalam HP dan dinyatakan dalam se umlah temuan. Seiap temuan dapat terdiri atas satu atau le ih permasalahan kelemahan SPI dan atau keidakpatuhan terhadap ketentuan perundang undangan yang mengaki atkan kerugian negara daerah perusahaan potensi kerugian negara daerah perusahaan kekurangan penerimaan penyimpangan administrasi keidakhematan keidakeisienan keidake eki an. Seiap permasalahan merupakan agian dari temuan dan di dalam Ikhisar Hasil Pemeriksaan Semester IHPS ini dise ut dengan isilah “kasus”. Namun, isilah kasus di sini idak selalu erimplikasi hukum atau erdampak inansial. Opini Atas LKPP, BPK memberikan opini WDP, sedangkan terhadap 86 LKKL termasuk LK BUN Tahun 2011, BPK memberikan opini WTP atas 66 LKKL, opini WDP atas 18 LKKL termasuk LK BUN, dan opini TMP pada 2 LKKL. Adapun terhadap 426 LKPD Tahun 2011, BPK memberikan opini WTP atas 67 pemerintah daerah, opini WDP atas 316 pemerintah daerah, opini TW atas 5 pemerintah daerah, dan opini TMP atas 38 pemerintah daerah. Adapun terhadap LK BUMN dan badan lainnya Tahun 2011, BPK memberikan opini WTP untuk LK Bank Indonesia BI, LK Loan Asian Development Bank ADB 2575- INO pada Rural Infrastructure Support RIS Program to the Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Project II Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum PU, LK Loan ADB 2654-INO pada Metropolitan Sanitaion Management and ealt ro ect MSMHP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU, dan LK PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek. BPK 6 IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan Buku II IHPS juga telah memberikan opini WDP untuk LK Penyelenggara Ibadah Haji PIH Tahun 2011 1 2H dan T P untuk K em aga Pen amin Simpanan PS Tahun 2011. in ian opini pemeriksaan keuangan dapat dilihat di Ta el 2.1. Tabel 2.1. Opini Pemeriksaan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2012 Jenis LK Opini Jumlah WTP WDP TW TMP LKPP - 1 100 - - 1 LKKL 66 77 18 21 -

2 2

86 LKPD 67 16 316 74 5 1 38 9 426 LK BUMN dan badan lainnya 4 66 1

17 1

17 6 Sistem Pengendalian Intern Hasil pemeriksaan keuangan Semester I Tahun 2012 menunjukkan adanya 5.036 kasus kelemahan SPI yang terdiri atas iga kelompok temuan yaitu kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, serta kelemahan struktur pengendalian intern. umlah kasus iap iap kelompok temuan disa ikan dalam Ta el 2.2. Tabel 2.2. Kelompok Temuan SPI atas Pemeriksaan Keuangan No. Kelompok Temuan Jumlah Kasus 1 Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan Pelaporan 2.050 2 Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja 1.964 3 Kelemahan Struktur Pengendalian Intern 1.022 Jumlah 5.036 Kepatuhan terhadap Ketentuan Perundang-undangan Keidakpatuhan terhadap ketentuan perundang undangan mengaki atkan kerugian negara daerah perusahaan potensi kerugian negara daerah perusahaan kekurangan penerimaan penyimpangan administrasi keidakhematan keidakeisienan dan keidake eki an. Hasil pemeriksaan keuangan Semester I Tahun 2012 mengungkapkan keidakpatuhan terhadap ketentuan perundang undangan se anyak . 0 kasus senilai p .001. 0 uta. umlah dan nilai iap iap kelompok temuan disa ikan dalam Tabel 2.3. 7 IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan Buku II IHPS Tabel 2. . Kelompok Temuan Keidakpatuhan atas Pemeriksaan Keuangan Berdasarkan Tabel 2.3., hasil pemeriksaan BPK yang dilaporkan dalam IHPS I Tahun 2012 menemukan sebanyak 6.904 kasus senilai Rp7.001.576,06 juta. Sub Total 1 menunjukkan kasus keidakpatuhan yang mengaki atkan kerugian potensi kerugian dan kekurangan penerimaan sebanyak 3.543 kasus senilai Rp5.214.397,38 juta. Rekomendasi BPK terhadap kasus tersebut adalah penyetoran sejumlah uang ke kas negara daerah perusahaan atau penyerahan aset. Su Total 2 menunjukkan kasus keidakpatuhan yang mengaki atkan penyimpangan administrasi keidakhematan keidakeisienan dan keidake eki an se anyak . 1 kasus senilai Rp1.787.178,68 juta. ekomendasi PK atas kasus terse ut adalah indakan administrai dan atau perbaikan SPI. in ian kasus kerugian negara daerah perusahaan se anyak 2.004 kasus senilai Rp1.159.769,42 juta disa ikan pada ampiran 1. Kerugian negara daerah perusahaan antara lain kekurangan olume peker aan dan atau arang kele ihan pem ayaran selain kekurangan olume peker aan dan atau arang elan a idak sesuai atau mele ihi ketentuan iaya per alanan dinas ganda dan atau mele ihi standar yang ditetapkan pem ayaran honorarium ganda dan atau mele ihi standar yang ditetapkan penggunaan uang arang untuk kepeningan pri adi elan a per alanan dinas iki dan elan a atau pengadaan iki lainnya. Persentase kasus kerugian yang anyak ter adi disa ikan dalam raik 2.1. No. Kelompok Temuan Jumlah Kasus Nilai juta Rp Keidakpatuhan terhadap Ketentuan Perundang-undangan yang Mengakibatkan 1 Kerugian egara aerah Perusahaan 2.004 1.159.769,42 2 Potensi Kerugian egara aerah Perusahaan 426 3.205.164,77 3 Kekurangan Penerimaan 1.113 849.463,19 Sub Total 1 3.543 5.214.397,38 4 Administrasi 2.702 - 5 Keidakhematan 277 281.232,51 6 Keidakeisienan 2 537,50 7 Keidake eki an 380 1.505.408,67 Sub Total 2 3.361 1.787.178,68 Jumlah 6.904 7.001.576,06 8 IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan Buku II IHPS Graik 2.1. Persentase Kasus Kerugian raik 2.1. menya ikan kasus kasus kerugian yang anyak ter adi yaitu kasus kekurangan olume peker aan dan atau arang se anyak kasus 2 dari seluruh kasus kerugian senilai Rp131.782,36 juta; kasus kele ihan pem ayaran selain kekurangan olume peker aan dan atau barang sebanyak 335 kasus 17 dari seluruh kasus kerugian senilai Rp168.221,30 juta; kasus elan a idak sesuai atau mele ihi ketentuan se anyak 10 kasus 1 dari seluruh kasus kerugian senilai Rp103.863,48 juta; kasus iaya per alanan dinas ganda dan atau mele ihi standar yang ditetapkan sebanyak 166 kasus 8 dari seluruh kasus kerugian senilai Rp34.598,05 juta; kasus pem ayaran honorarium ganda dan atau mele ihi standar yang ditetapkan sebanyak 142 kasus 7 dari seluruh kasus kerugian senilai Rp41.160,34 juta; kasus penggunaan uang arang untuk kepeningan pri adi se anyak 102 kasus 5 dari seluruh kasus kerugian senilai Rp62.638,96 juta; kasus elan a per alanan dinas iki se anyak 8 kasus dari seluruh kasus kerugian senilai Rp34.912,08 juta; kasus elan a atau pengadaan iki lainnya se anyak 8 kasus dari seluruh kasus kerugian senilai Rp34.420,54 juta; dan kasus kerugian lainnya, di antaranya pemahalan harga mark up spesiikasi arang asa yang diterima idak sesuai dengan kontrak dan rekanan pengadaan arang asa idak menyelesaikan peker aan. 23 17 16 8 7 5 4 4 16 Kerugian NegaraDaerahPerusahaan Kekurangan volume pekerjaan danatau barang Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan danatau barang Belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan Biaya Perjalanan Dinas ganda dan atau melebihi standar yang ditetapkan pembayaran honorarium ganda dan atau melebihi standar yang ditetapkan penggunaan uangbarang untuk kepentingan pribadi Belanja Perjalanan Dinas Fiktif Belanja atau pengadaan fiktif lainnya Lain-lain 9 IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan Buku II IHPS in ian kasus potensi kerugian negara daerah perusahaan se anyak 26 kasus senilai Rp3.205.164,77 juta disa ikan dalam ampiran 2. Potensi kerugian negara daerah perusahaan di antaranya ter adi karena aset dikuasai pihak lain aset idak diketahui ke eradaannya piutang pin aman atau dana ergulir yang erpotensi idak tertagih dan keidaksesuaian peker aan dengan kontrak tetapi pem ayaran peker aan elum dilakukan sebagian atau seluruhnya. Persentase kasus potensi kerugian yang banyak ter adi disa ikan dalam raik 2.2. Graik 2.2. Persentase Kasus Potensi Kerugian raik 2.2. menya ikan kasus kasus potensi kerugian yang anyak ter adi yaitu kasus aset dikuasai pihak lain sebanyak 108 kasus 25 dari seluruh kasus potensi kerugian senilai Rp1.045.562,22 juta; kasus aset idak diketahui ke eradaannya se anyak 10 kasus 2 dari seluruh kasus potensi kerugian senilai Rp1.297.222,24 juta; kasus piutang pin aman atau dana ergulir yang erpotensi idak tertagih sebanyak 92 kasus 22 dari seluruh kasus potensi kerugian senilai Rp468.150,19 juta; kasus keidaksesuaian peker aan dengan kontrak tetapi pem ayaran peker aan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya sebanyak 29 kasus 7 dari seluruh kasus potensi kerugian senilai Rp92.110,16 juta; dan Kasus potensi kerugian lainnya, di antaranya rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak selama masa pemeliharaan, pemberian jaminan dalam pelaksanaan pekerjaan, dan peman aatan arang dan pem erian asilitas idak sesuai ketentuan dan pembelian aset yang berstatus sengketa. 25

25 22

7 21 Potensi Kerugian Aset dikuasai pihak lain Aset tidak diketahui keberadaannya Piutangpinjaman atau dana bergulir yang berpotensi tidak tertagih Ketidaksesuaian pekerjaan dengan kontrak tetapi pembayaran pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya Lain-lain