12
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku IV IHPS
dan pen atatan atas PP dan PPh yang idak dapat disetor serta idak dilakukan eriikasi surat perintah pen airan dana SP2 dan surat setoran
pajak SSP. • Di Kota Ambon, Provinsi Maluku, mekanisme pemungutan, pemotongan,
dan penyetoran pa ak idak diatur se ara ormal dalam sistem dan prosedur pengelolaan kas. Hal ini mengaki atkan ra annya penyimpangan pa ak
atas pajak yang dipungut, dipotong, dan disetor bukan oleh bendahara pengeluaran.
Penyebab
.1 Kasus-kasus kelemahan SPI pada umumnya terjadi karena pengelola keuangan
lalai dalam melaksanakan tugas dan tanggung a a nya dan pe a at yang ertanggung a a elum opimal dalam penga asan maupun pengendalian
kegiatan serta berkoordinasi dengan pihak lain yang terkait. Selain itu, kasus tersebut juga disebabkan mekanisme pemungutan, pemotongan, dan
penyetoran pa ak idak diatur se ara ormal dan tegas.
Rekomendasi
.18 Terhadap kasus-kasus kelemahan SPI tersebut, BPK telah merekomendasikan
kepada pimpinan enitas agar mem erikan sanksi kepada pengelola yang lalai dalam melaksanakan tugas meningkatkan penga asan dan pengendalian
serta meningkatkan koordinasi dengan pihak yang terkait. Selain itu, BPK juga telah merekomendasikan agar menyusun mekanisme pemungutan,
pemotongan dan penyetoran pa ak se ara ormal dalam sistem dan prosedur pengelolaan kas serta melaporkan dan mencatat aset hibah.
Kepatuhan terhadap Ketentuan Perundang-undangan
.1 Hasil pemeriksaan mengungkapkan adanya keidakpatuhan terhadap
ketentuan perundang undangan. Keidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan dapat mengakibatkan kerugian negaradaerah, potensi
kerugian negaradaerah, kekurangan penerimaan, dan penyimpangan administrasi yang dapat dilihat pada Ta el .1. in ian enis temuan pada iap
iap kelompok dapat dilihat pada ampiran 2 dan rin ian temuan menurut enitas disa ikan pada ampiran .
13
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku IV IHPS
Tabel 3.1. Kelompok Temuan Pemeriksaan atas Pendapatan
.20 erdasarkan Ta el .1. hasil pemeriksaan mengungkapkan 8 kasus senilai
p101. 0 uta se agai aki at adanya keidakpatuhan terhadap ketentuan
perundang-undangan yang ditemukan dari hasil pemeriksaan pendapatan atas 18 objek pemeriksaan pada 5 KL dan 4 pemerintah provinsikabupatenkota.
Kerugian NegaraDaerah 4 kasus senilai Rp867,32 juta
.21 Kerugian negaradaerah adalah berkurangnya kekayaan negaradaerah berupa
uang surat erharga dan arang yang nyata dan pasi umlahnya se agai aki at per uatan mela an hukum aik senga a maupun lalai.
.22 Pada umumnya kasus kasus kerugian negara daerah melipui elan a atau
pengadaan iki lainnya selain per alanan dinas penggunaan uang arang untuk kepeningan pri adi dan elan a idak sesuai atau mele ihi ketentuan.
.2 Hasil pemeriksaan atas pendapatan menunjukkan adanya kerugian negara
daerah se anyak kasus senilai p8 2 uta yang terdiri atas
• se anyak 1 kasus elan a atau pengadaan iki lainnya selain per alanan dinas senilai p
1 uta • se anyak 1 kasus penggunaan uang arang untuk kepeningan pri adi
senilai Rp205,50 juta; dan • se anyak 2 kasus elan a idak sesuai atau mele ihi ketentuan senilai
p2 1 uta.
.2 Kasus kasus terse ut ter adi di dua enitas seperi disa ikan pada ampiran .
.2 Kasus-kasus tersebut di antaranya sebagai berikut.
• Di Kepolisian Negara RI Polri, pada Polda Kepulauan Bangka Belitung, terdapat pendapatan pelaihan satpam T 200 dan 2010 yang digunakan
langsung untuk iaya penginapan dan pelaihan yang erindikasi iki
No Kelompok Temuan
Jumlah Kasus
Nilai juta Rp
Keidakpatuhan terhadap Ketentuan Perundang-undangan yang Mengakibatkan
1 Kerugian NegaraDaerah
4 8
2 2
Potensi Kerugian NegaraDaerah 55.546,51
Kekurangan Penerimaan 51
. 1 4
Administrasi 22
-
Jumlah 84
101.933,40
14
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku IV IHPS
senilai p 1 uta dan kele ihan pem ayaran atas iaya penginapan
iaya makan dan honor instruktur pelaihan senilai p1 2 10 uta mengakibatkan kerugian negara keseluruhan senilai Rp590,01 juta.
• Di Kota Ambon, Provinsi Maluku, terdapat SSP TA 2010 dan 2011 senilai Rp205,50 juta yang disetorkan melalui Bank BNI cabang Ambon namun
senyatanya dana terse ut idak disetorkan ke ank I melainkan
digunakan untuk kepeningan pri adi. • Di Kota Ambon, Provinsi Maluku, terdapat belanja makanan dan minuman
asa katering asa oga Tahun 2010 yang seharusnya idak dikenakan PPN namun dikenakan PPN sehingga nilai kontrak pengadaan lebih besar
dari seharusnya dan mengaki atkan kerugian daerah senilai p 1 81 uta.
Penyebab
.2 Kasus-kasus kerugian negaradaerah pada umumnya terjadi karena
penga asan dan pengendalian dari atasan langsung kurang opimal senga a menggunakan uang untuk kepeningan pri adinya serta idak ermat dalam
melakukan perhitungan dan pemotongan pajak.
Rekomendasi
.2 Terhadap kasus-kasus kerugian negaradaerah tersebut, BPK telah
merekomendasikan kepada enitas yang diperiksa antara lain agar mem erikan sanksi kepada pe a at yang ertanggung a a dan mempertanggung a a kan
kerugian negaradaerah dengan menyetorkan ke kas negaradaerah atau melalui mekanisme pengenaan gani kerugian negara daerah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Potensi Kerugian NegaraDaerah 7 kasus senilai Rp55.546,51 juta
.28 Potensi kerugian negara
daerah adalah adanya suatu per uatan mela an hukum baik sengaja maupun lalai yang dapat mengakibatkan risiko terjadinya
kerugian di masa yang akan datang berupa berkurangnya uang, surat berharga, dan arang yang nyata dan pasi umlahnya.
.2 Pada umumnya kasus kasus potensi kerugian negara daerah melipui
keidaksesuaian peker aan dengan kontrak tetapi pem ayaran peker aan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya dan piutangpinjaman atau dana
ergulir yang erpotensi idak tertagih. . 0
Hasil pemeriksaan atas pendapatan menun ukkan terdapat kasus yang berpotensi merugikan negaradaerah senilai Rp55.546,51 juta, terdiri atas
• se anyak 1 kasus keidaksesuaian peker aan dengan kontrak tetapi pembayaran pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya senilai
p122 uta dan
15
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku IV IHPS
• sebanyak 6 kasus piutangpinjaman atau dana bergulir yang berpotensi idak tertagih senilai p . 2 18 uta.
. 1 Kasus kasus terse ut ter adi di dua enitas seperi disa ikan pada ampiran .
. 2 Kasus-kasus tersebut di antaranya sebagai berikut.
• i Ke aksaan egara I pada Ke ai dan Ke ari di Kalimantan Selatan T 2010 dan 2011 terdapat uang penggani yang erasal dari perkara korupsi
pada lima kejari belum tertagih mengakibatkan potensi kerugian negara senilai p2 . 8
uta. Selain itu terdapat denda ilang yang diputus verstek
pada tu uh ke ari elum di ayar oleh pelanggar senilai p juta.
• i Ke aksaan egara I pada Ke ai dan Ke ari di am i T 2010 dan 2011 terdapat uang penggani yang erasal dari perkara korupsi pada delapan
kejari belum tertagih mengakibatkan potensi kerugian negara senilai Rp18.496,09 juta.
• i Ke aksaan I pada Ke ai dan Ke ari di engkulu T 2010 dan 2011 terdapat piutang uang penggani pada delapan ke ari senilai p .8 2
juta belum tertagih. Hal tersebut mengakibatkan tujuan utama dari pengenaan hukuman mem ayar uang penggani untuk mengopimalkan
pengem alian uang negara yang hilang aki at perkara indak pidana korupsi yang ditangani Ke ari idak ter apai.
Penyebab
. Kasus-kasus potensi kerugian negaradaerah pada umumnya terjadi karena
para pelaksana kurang opimal dalam mengintensi an penagihan piutang serta penga asan atasan langsung terkait pengelolaan uang penerimaan
masih lemah.
Rekomendasi
. Terhadap kasus-kasus potensi kerugian negaradaerah tersebut, BPK telah
merekomendasikan kepada enitas yang diperiksa antara lain agar le ih opimal dalam melaksanakan eksekusi atas uang penggani dan penga asan
atasan langsung terkait dengan pengelolaan uangpenyelesaiannya dan atau dalam rangka teri administrasi le ih diingkatkan serta meningkatkan
koordinasi dengan pihak terkait dalam penyelesaian uang iipan.
Kekurangan Penerimaan 51 kasus senilai Rp45.519,57 juta
. Kekurangan penerimaan adalah adanya penerimaan yang sudah menjadi hak
negara daerah tetapi idak atau elum masuk ke kas negara daerah karena adanya unsur keidakpatuhan terhadap ketentuan perundang undangan.
16
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku IV IHPS
. Pada umumnya kasus kasus kekurangan penerimaan melipui denda
keterlam atan peker aan elum idak ditetapkan atau dipungut diterima disetor ke kas negaradaerah, penerimaan negaradaerah lainnya selain
denda keterlam atan elum idak ditetapkan atau dipungut diterima disetor ke kas negaradaerah, penggunaan langsung penerimaan negara
daerah dan pengenaan tari pa ak P P le ih rendah dari ketentuan.
. Hasil pemeriksaan atas pendapatan menunjukkan adanya kekurangan
penerimaan se anyak 1 kasus senilai p . 1 uta yang terdiri atas
• se anyak 2 kasus denda keterlam atan peker aan elum idak ditetapkan atau dipungutditerimadisetor ke kas negaradaerah senilai
Rp120,55 juta; • sebanyak 40 kasus penerimaan negaradaerah lainnya selain denda
keterlam atan elum idak ditetapkan atau dipungut diterima disetor ke kas negara daerah senilai p . 8 8 uta
• sebanyak 4 kasus penggunaan langsung penerimaan negaradaerah senilai p .
uta dan • se anyak kasus pengenaan tari pa ak P P le ih rendah dari ketentuan
senilai p 8 uta.
. 8 Kasus kasus terse ut ter adi di sem ilan enitas seperi disa ikan pada
ampiran . .
Kasus-kasus tersebut di antaranya sebagai berikut. • i Pro insi KI akarta pada inas Pelayanan Pa ak terdapat kekurangan
penerimaan pajak Tahun 2011 atas 1.804 reklame yang sudah habis masa erlakunya dan elum da ar ulang namun masih tayang senilai p8. 0
juta. • Di Provinsi Maluku, terdapat PPN dan PPh TA 2010 dan 2011 belum
disetor oleh bendahara umum daerah BUD pada PT BPD Maluku yang mengakibatkan terjadinya kekurangan penerimaan negara atas penyetoran
PP dan PPh senilai p . 10 2 uta.
• Di Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku, terdapat PPh pasal 21 atas ga i dan tun angan P S upai dan akil upai T 2010 dan 2011
yang belum disetor ke kas negara mengakibatkan kekurangan penerimaan negara senilai p . 0 8 uta.
• i T I pada Kodam I ukit arisan Kodam I
peman aatan aset barang milik negara di lingkungan Kodam IBB belum ada izin dan hasilnya
digunakan langsung mengakibatkan PNBP kurang diterima minimal senilai p2.8 8 uta dan S 2 . 0 ri u ekui alen p .10
uta atau seluruhnya senilai Rp6.001,48 juta.
17
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku IV IHPS
• Di Kementerian Luar Negeri, pada Kedutaan Besar Republik Indonesia KBRI arsa a terdapat P P atas kegiatan pelayanan pu lik yang dilaksanakan
KBRI antara lain pelayanan jasa konsuler dan jasa keimigrasian TA 2010 dan 2011 yang belum disetor ke kas negara. Hal tersebut mengakibatkan
kekurangan penerimaan negara senilai S 21 . 2 ri u ekui alen p1.82 1 uta . Selain itu terdapat resitusi pa ak atas pengadaan arang
dan asa elum mendapat pengganian dari Pemerintah Polandia minimal senilai P
. 2 ri u ekui alen p1 0 uta . • i Ke aksaan egara I pada Ke ai dan Ke ari di Kalimantan Tengah T
2010 dan 2011 terdapat penerimaan dari denda ilang dan ongkos perkara ilang pada empat ke ari masih tersimpan di rekening giro per tanggal
11 Oktober 2011 dan belum disetorkan ke kas negara. Hal tersebut mengaki atkan kekurangan penerimaan negara senilai p1.8 8 uta.
• Di Kota Ambon, Provinsi Maluku, terdapat PPN dan PPh TA 2010 dan 2011 atas empat SKPD belum disetor ke kas negara yang mengakibatkan
terjadinya kekurangan penerimaan negara senilai Rp1.552,05 juta. . 0
Dari kasus-kasus kekurangan penerimaan senilai Rp . 1
uta telah diindaklan ui dengan penyetoran uang ke kas negara daerah atau penyerahan
aset senilai p 0 uta diantaranya adalah a es T I senilai S
.1 ri u ekui alen p 2 82 uta Kementerian uar egeri senilai S . 8 ri u
ekui alen p 2 0 uta Ke aksaan I senilai p11 2 uta Kepolisian egara RI senilai Rp6,09 juta, dan Pemerintah Kota Ambon, Provinsi Maluku senilai
Rp466,60 ribu.
Penyebab
. 1 Kasus-kasus kekurangan penerimaan pada umumnya terjadi karena para
pelaksana idak erpedoman dengan ketentuan yang erlaku serta lemahnya penga asan dan pengendalian dari atasan langsung.
Selain itu, kasus kekurangan penerimaan terjadi karena kurangnya koordinasi dengan pihak
terkait.
Rekomendasi
. 2 Terhadap kasus-kasus kekurangan penerimaan tersebut, BPK telah
merekomendasikan kepada enitas yang diperiksa antara lain agar mempertanggung a a kan hasil penerimaan atas peman aatan aset sesuai
dengan ketentuan yang berlaku serta menarik dan menyetorkan kekurangan penerimaan ke kas negaradaerah dan melakukan koordinasi dengan
pihak terkait. Selain itu BPK telah merekomendasikan untuk meningkatkan penga asan dan pengendalian atas pelaksanaan tugas dan kegiatan yang
dilakukan.
18
IHPS I Tahun 2012 Badan Pemeriksa Keuangan
Buku IV IHPS
Administrasi 22 kasus
. Temuan administrasi mengungkap adanya penyimpangan terhadap ketentuan
yang berlaku baik dalam pelaksanaan anggaran atau pengelolaan aset maupun operasional perusahaan tetapi penyimpangan terse ut idak mengaki atkan
kerugian negara idak mengurangi hak negara kekurangan penerimaan idak mengham at program enitas dan idak mengandung unsur indikasi indak
pidana. .
Pada umumnya kasus kasus penyimpangan yang ersi at administrai melipui penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang pengelolaan
perlengkapan atau barang milik negaradaerah serta penyimpangan terhadap peraturan perundang undangan idang tertentu lainnya seperi kehutanan
pertambangan, perpajakan, dan lain-lain.
. Penyimpangan administrasi uga melipui penyetoran penerimaan negara
daerah mele ihi atas aktu yang ditentukan dan pertanggung a a an penyetoran uang persediaan mele ihi atas aktu yang ditentukan.
. Hasil pemeriksaan atas pendapatan menun ukkan adanya keidakpatuhan
yang mengakibatkan penyimpangan administrasi sebanyak 22 kasus yang terdiri atas
• se anyak kasus penyimpangan terhadap peraturan perundang undangan bidang pengelolaan perlengkapan atau barang milik negaradaerah;
• sebanyak 6 kasus penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan idang tertentu lainnya seperi kehutanan pertam angan perpa akan
dan lain-lain; • sebanyak 12 kasus penyetoran penerimaan negaradaerah melebihi batas
aktu yang ditentukan dan • se anyak 1 kasus pertanggung a a an penyetoran uang persediaan
mele ihi atas aktu yang ditentukan. .
Kasus kasus terse ut ter adi di enam enitas seperi disa ikan pada ampiran .
. 8 Kasus-kasus tersebut di antaranya sebagai berikut.
• i Pro insi KI akarta pada inas Pelayanan Pa ak T 2011 terdapat tu uh permohonan izin reklame yang masih dalam proses Dinas Tata Ruang dan
2 reklame yang masih dalam proses inas Penga asan dan Peneri an Bangunan P2B, namun telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah
SKP nya oleh Suku inas Pelayanan Pa ak II Kota dministrasi akarta arat senilai p .0
uta.