Rumusan masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Rung Lingkup Tut wuri handayani artinya pustakawan harus mampu mendorong orang-

6

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada di atas, adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Sejauhmana peranan pustakawan dalam pengelolaan Perpustakaan Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia STTII Medan? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pengelolaan Perpustakaan Theologia Injili Indonesia STTII Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dapat menunjang penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peranan pustakawan dalam pengelolaan Perpustakaan Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia STTII Medan. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan Perpustakaan Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia STTII Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Perpustakaan Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia STTII, untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terutama hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan Perpustakaan Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia STTII Medan. 2. Peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya. 3. Pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua kalangan pembaca 4. Penulis, melalui penelitian ini penulis dapat meningatkan pengetahuan, wawasan dan pemahaman tentang peranan pustakawan dalam pengelolaan perpustakaan. Universitas Sumatera Utara 7

1.5 Rung Lingkup

Penelitian ini akan membahas mengenai peranan pustakawan dalam pengelolaan Perpustakaan Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia STTII Medan, penelitian ini meliputi fungsi manajemen, pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, pelayanan perpustakaan, dan peranan pustakawan. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Pada dasarnya penyelenggaraan pendidikan memerlukan sarana pembelajaran, perpustakaan merupakan salah satunya. Hasan dalam Hardi 2005, 14 menyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu pusat pembelajaran learning center yang berfungsi sebagai agen perubahan sosial yang meningkatkan kualitas kehidupan dengan memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan formal yang berada pada level teratas sudah sepatutnya memiliki perpustakaan, karena perpustakaan berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi serta banyak memberikan kontribusi dalam peneyebaran informasi ilmiah di bidang pendidikan. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman 1994, 3 dinyatakan bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah: Suatu unit pelaksana teknis perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain, turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya. Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mempunyai kegiatan di bidang informasi, pendidikan, ilmu pengetahuan, penelitian dan pelestarian budaya bangsa yang menciptakan masyarakat yang cerdas lahir dan batin. Menurut Sutarno 2003, 35 Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah “Perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga dalam melaksanakan tujuannya dan memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi”, sedangkan dalam Buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi 1999, 4 “Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah Universitas Sumatera Utara 9 perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan merupakan unit yang menunjang perguruan tinggi yang bersangkutan dalam mencapai tujuannya”. Pendapat lain dikemukakan oleh Syahrial-Pamuntjak 2005, 5 bahwa “Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perguruan Universitas, perpustakaan Fakultas, Perpustakaan akademis dan Perpustakaan Sekolah Tinggi”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustkaan yang didirikan oleh perguruan tinggi sebagai penunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum organisasi yang berada di bawah naungan suatu lembaga induk memiliki fungsi dan tujuan yang mendukung terlaksananya fungsi dan tujuan lembaga induknya. Demikian juga halnya perpustakaan perguruan tinggi yang mempunyai tujuan dan fungsi yang disesuaikan dengan tujuan dan fungsi yang disesuaikan dengan tujuan dan fungsi perguruan tinggi tempatnya bernaung. Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan. Menurut Sulistyo-Basuki 1993, 52 tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah: 1. Memenuhi keperluan Informasi masyarakat perguran tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi. 2. Menyediakan bahan pustaka referensi pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal. Sedangkan Menurut Hasugian 2009, 80 “Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian Universitas Sumatera Utara 10 dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Selain pendapat di atas dalam Buku Pedoman Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan tinggi 1999, 4 dinyatakan bahwa “Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah menunjang pelaksanaan program perguruan tinggi sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat” Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelengarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah di perpustakaan tersebut dan selalu melayani pengguna mahasiswa selama menjalankan pendidikan di perguruan tinggi.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan Perguruan Tinggi juga mempunyai fungsi sebagai pusat pelayanan informasi. Adapun fungsi perpustakan perguruan tinggi dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman 2004, 3 adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. 3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengakajian ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. 4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk perpustakaan. Universitas Sumatera Utara 11 5. Fungsi Publikasi Perpustakaan juga selayaknya membantu melakukan publikasi karya yang di hasilkan oleh perguruan tinggi yakni sivitas akademik dan sivitas non akademik. 6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang di hasilkan oleh perguruan tingginya. 7. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Sedangkan Menurut Sutarno 2003, 37 “Perpustakaan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian sederhana menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan sekaligus rekreasi yang sehat disela-sela kegiatan belajar mengajar”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan adalah sebagai sumber informasi untuk mendukung kegiatan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar, materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran dan riset penelitian, serta sarana untuk menyimpan dan publikasi seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi.

2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Untuk dapat mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi yang sudah ditetapkan, perpustakaan harus dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman 2004, 3 dinyatakan bahwa “Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan adminsitrasi perpustakaan”. Sedangkan dalam Buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi 1999, 5 dinyatakan bahwa “Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah menyusun kebijakan dan melaksanakan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah dan merawat bahan pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas akademika maupun masyarakat luar kampus.” Universitas Sumatera Utara 12 Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan, mengolah dan merawat bahan pustaka serta mendayagunakannya baik bagi sivitas akademika maupun masyarakat luar kampus.

2.2. Tenaga Pengelola

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman 2004, 25 dinyatakan bahwa staf perpustakaan dewasa ini sebaiknya terdiri atas pustakawan, asisten pustakawan, tenaga administrasi, dan tenaga fungsional lainya sebagai berikut: 1. Asisten pustakawan dengan pendidikan ilmu perpustakaan tingkat diploma dalam bidang Ilmu Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi Pusdokinfo dengan tugas melaksanakan tugas keprofesian dalam bidang perpustakaan. 2. Tenaga fungsional lain dengan pendidikan kejuruan atau keahlian tingkat kesarjanaan dengan tugas melaksanakan pekerjaan penunjang keprofesian seperti pranata komputer dan kearsipan. 3. Tenaga administrasi dengan tugas melaksanakan kegiatan kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, perlengkapan, penjilidan, perlistrikan, grafika, dan lain-lain. Dari uraian tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa agar perpustakaan dapat terselenggara dengan baik, maka perlu dikelola oleh petugas yang benar- benar memiliki kompetensi dalam bidangnya. Pustakawan minimal berpendidikan minimal S1 ilmu perpustakaan, sehingga mereka akan memiliki kapasitas sebagai pengelola perpustakaan yang handal. Tenaga fungsional lain misalnya pranata komputer sangat diperlukan oleh perpustakaan masa kini. Koleksi perpustakaan masa kini tidak hanya bahan-bahan tercetak saja dan tidak hanya yang terdapat dalam gedungruang perpustakaan saja, tetapi koleksi perpustakaan saat ini tidak mengenal batas tempat waktu dan ruang. Tenaga fungsional pranata komputer sangat diperlukan untuk memperlancar proses layanan di perpustakaan.

2.2.1 Pustakawan

Kata pustakawan berasal dari kata “pustaka” dengan demikian penambahan “wan” diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat Universitas Sumatera Utara 13 dengan pustaka atau bahan pustaka. Bahan pustaka dapat berupa buku, majalah, surat kabar, dan multimedia. Menurut Hasugian 2009, 137 menyatakan bahwa “Pustakawan adalah orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian pelayanan atau jasa pengguna perpustakaan sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diperolehnya dari pendidikan”. Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007, Pasal 1 menyatakan bahwa, “Pustakawan adalah sesorang yang memiliki kompetensi yang di peroleh melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan layanan perpustakaan”. Sedangkan menurut Sulistyo Basuki 1993, 159 “Pustakawan adalah tenaga professional yang dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku”. Dengan situasi demikian sudahlah layak bila pustakawan menganjurkan masyarakat untuk giat membaca, selanjutnya pustakawan dituntut untuk giat membaca demi kepentingan professi, ilmu maupun pengembangan kepribadian si pustakawan itu sendiri. Adapun yang dibaca pustakawan adalah pustaka yang menyangkut ilmu perpustakaan atau kepustakawanan. Ilmu perpustakaan berarti batang tubuh pengetahuan yang terorganisasi, dalam bentuk apapun juga, yang berkaitan dengan tujuan, objek, tujuan dan fungsi perpustakaan, prinsip, teori, dan tata susunan dan teknik yang digunakan dalam melakukan kinerja unjuk kerja jasa perpustakaan. Kepustakawanan merupakan penerapan pengetahuan dari ilmu perpustakaan terhadap koleksi, tata susunan, pelestarian, dan pemanfaatan buku serta materi lain di perpustakaan, penyempurnaan malar berkesinambungan dan perluasan jasa perpustakaan. Sedangkan menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan pustakawan Indonesia AD ART IPI, Pasal 1, “Pustakawan adalah pegawai yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan pada unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi baik di instansi pemerintah maupun swasta”. Universitas Sumatera Utara 14 Dalam pasal 1 AD ART IPI tersebut lebih dijelaskan dengan tegas bahwa pustakawan yang dimaksud tidak terbatas pada pegawai perpustakaan pemerintah, akan tetapi juga pegawai perpustakaan yang bekerja di lembagaintansi swasta. Menurut Ikatan Pustakawan Indonesia IPI sebagai organisasi yang menghimpun para pustakawan dalam kode etiknya menyatakan bahwa “Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga iduknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan”. Pustakawan adalah seorang yang bekarya secara professional di bidang perpustakaan dan informasi. Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pustakawan adalah profesi bagi orang yang bekerja di perpustakaan dan pusat informasi, profesi pustakawan tidak membedakan antara pustakawan pemerintah PNS atau pustakawan swasta Non-PNS. Untuk dapat disebut sebagai pustakawan harus memenuhi beberapa persyaratan. Pustakawan Indonesia yang ideal harus memiliki beberapa persyaratan. Menurut Suhernik 2006, 73 ada beberapa persyaratan antara lain sebagai berikut : 1. Aspek Professional Pustakawan Indonesia berpendidikan formal ilmu pengetahuan. Pustakawan juga dituntut gemar membaca, trampil, kreatif, cerdas, tanggap, berwawasan luas, berorientasi ke depan, mampu menyerap ilmu lain, objektif berorientasi pada data generalis di satu sisi, tetapi memerlukan disiplin ilmu tertentu di pihak lain, berwawasan lingkungan, mentaati etika profesi pustakawan, mempunyai motivasi tinggi, berkarya di bidang kepustakawanan dan mampu melaksanakan penelitian dan penyuluhan. 2. Aspek Kepribadian dan Perilaku Pustakawan Indonesia harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral Pancasila, mempunyai tanggung jawab sosial dan kesetiakawanan, memiliki etos kerja yang tinggi, mandiri, loyalitas yang tinggi terhadap profesi, luwes, komunikatif dan bersikap suka melayani, ramah dan simpatik, terbuka terhadap kritik dan saran, selalu siaga dan tanggap kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, berdisiplin tinggi dan menjunjung tinggi etika pustakawan Indonesia . Universitas Sumatera Utara 15 Sedangkan Yusuf 1996, 43 menyatakan bahwa persyaratan yang harus dimiliki pustakawan adalah : 1. Persyaratan Sikap Mental Pustakawan Perpustakaan Umum harus mempunyai jiwa pengabdian terhadap tugas-tugas dan fungsi-fungsi Perpustakaan Umum sebagai sarana penunjang pendidikan formal dan non formal serta senantiasa bersedia membantu, membimbing dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara terbuka dan suka rela sehingga tujuan Perpustakaan Umum dapat tercapai. 2. Persyaratan Pengetahuan Seorang pustakawan Perpustakaan Umum harus berpengetahuan dan berwawasan luas agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang datang dari masyarakat. Pustakawan harus selalu menambah pengetahuannya dengan memanfaatkan koleksi yang tersedia di perpustakaan dan mengikuti pendidikan, seminar, ceramah dan kegiatan yang mendukung tugas di perpustakaan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang pustakawan, memiliki beberapa persyaratan yang harus di penuhi, seperti keprofesionalan, kepribadian dan prilaku, sikap mental serta harus mempunyai pengetahuan yang luas. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa untuk menjadi seorang pustakawan, memiliki beberapa persyaratan yang harus di penuhi, seperti keprofesionalan, kepribadian dan prilaku, sikap mental serta harus mempunyai pengetahuan yang luas.

2.2.2 Peranan Pustakawan.

Perpustakaan bukanlah suatu tempat penyimpanan informasi yang bekerja secara otomatis yang kemudian membuka layanan kepada pemakainya, suatu hal yang sangat menentukan dalam peningkatan kualitas layanan adalah sumber daya manusia yang terdapat di perpustakaan, dalam hal ini pustakawan dan staff perpustakaan. Pengertian peranan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, 854 “Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh sesorang dalam suatu peristiwa yang dibebankan kepadanya”. Menurut Rachman 2006, 57 pustakawan memainkan berbagai peran berperan ganda yang dapat disingkat dengan akronim EMAS dengan rincian sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 16 1. Edukator, Sebagai seorang pustakawan pendidik, pustakawan juga harus memahami prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu: “ing ngarsa sung tolada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. a. Ing ngarsa sung tulada, artinya harus mampu lewat sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya sebagai pola anutan dan ikutan orang- orang yang dilayaninya. b. Ing madya mangun karsa artinya pustakawan harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dilayaninya.

c. Tut wuri handayani artinya pustakawan harus mampu mendorong orang-

orang yang dilayaninya agar berani berjalan dan bertanggung jawab. 2. Manajer, pada hakikatnya pustakawan adalah “manajer informasi” yang mengelola informasi pada satu sisi lain. Informasi yang banyak dan terdapat dalam berbagai wadah yang jumlah selalu bertambah harus dikelola dengan baik. 3. Administrator, sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program perpustakaan serta dapat melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai, kemudian melakukan upaya- upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik. 4. Supervisor, sebagai supervisor pustakawan harus: a. Dapat melaksanakan pembinaaan professional, untuk mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuan antar sesama pustakawan, sehingga dapat menumbuhkan dan peningkatan semangat kerja dan kebersamaan. b. Dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan dan keterampilan, baik rekan-rekan sejawat maupun masyarakat pengguna yang dilayaninya. c. Mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh ke depan, memahami beban kerja, hambatan-hambatan, serta bersikap sabar, tetapi tegas, adil, objektif dalam melaksanakan tugasnya. d. Mampu berkoordinasi, baik dengan sesama pustakawan maupun dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan kendala, sehingga mampu menigkatkan kinerja unit organisasinya. Sedangkan Abbas yang dikutip oleh Kusumah 2001, 1 mengemukakan bahwa peran pustakawan adalah : 1. Pustakawan sebagai gerbang ke masa depan dan masa lalu. 2. Pustakawan sebagai pengajar. 3. Pustakawan sebagai manajer knowledge. 4. Pustakawan sebagai organizer jaringan sumber-sumber informasi. 5. Pustakawan sebagai penyokong untuk pengembangan kebijakan informasi. 6. Pustakawan sebagai komunitas partner. 7. Pustakawan sebagai pengayak sumber informasi. 8. Pustakawan sebagai kolaborasi dengan penyedia sumber teknologi. 9. Pustakawan sebagai teknisi. 10. Pustakawan sebagai konsultan informasi. Universitas Sumatera Utara 17 Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pustakawan memiliki banyak peran, yaitu sebagai edukator, manager, pustakawan juga berperan sebagai pengayak sumber informasi, sebagai teknisi dan sebagai konsultan informasi untuk pengembangan perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna perpustakaan.

2.3 PengelolaanManajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi.