42 sejak koleksi diterima di perpustakaan sampai dengan penempatan di rak atau di
tempat tertentu yang telah disediakan”. Dalam Buku Pedoman Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan
tinggi 1999, 21 dinyatakan bahwa “kegiatan pengolahan meliputi pengatalogan deskriptif, analisis subjek, klasifikasi, penentuan tajuk, pembuatan perlengkapan
fisik pustaka”. Sedangkan menurut Sutarno 2005, 104 “kegiatan pengolahan bahan pustaka meliputi pekerjaan: membuat identifikasi informasi, katalogisasi,
klasifikasi, pembuatan kelengkapan koleksi, dan pengolahan dengan komputer”. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kegiatan pengolahan bahan
pustaka meliputi katalogisasi, klasifikasi, pembuatan kelengkapan koleksi, penyimpanan dan penyusunan koleksi.
2.4.2.1 Katalogisasi Deskriptif
Katalogisasi merupakan proses pembuatan daftar keterangan lengkap suatu koleksi yang disusun berdasarkan aturan tertentu. Menurut Sutarno 2005, 105
“katalogisasi adalah membuat katalog setiap koleksi dengan memuat deskripsi atas fisik bukubahan pustaka secara lengkap mencakup antara lain pengarang,
judul, penerbit, tahun penerbit, jumlah halaman, kolasi, ilustrasi dan sebagainya”. Pada dasarnya katalog perpustakan memiliki dua fungsi, yaitu sebagai
daftar invetaris bahan pustaka dari suatu atau kelompok perpustakaan dan sebagai sarana temu balik bahan pustaka.
Adapun tujuan dari pembuatan katalog perpustakaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Needham dalam Suhendar 2005, 2 adalah:
1. Memberikan kemudahan kepada seseorang untuk menemukan bahan
pustaka yang telah diketahui pengarang, judul atau subjeknya secara cepat, tepat dan akurat.
2. Menunjukkan bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan oleh
pengarang tertentu berdasarkan subjek tertentu atau subjek-subjek yang berhubungan dan jenis atau bentuk literatur tertentu.
3. Membantu dalam pemilihan bahan pustaka berdasarkan edisi dan
karakternya sastra atau berdasarkan topik. Melihat fungsi dan tujuan katalog perpustakaan di atas, maka jelas katalog
bagi suatu perpustakaan sangat penting. Dalam melakukan kegiatan katalogisasi
Universitas Sumatera Utara
43 digunakan pedoman yang sudah baku dan bisa dipergunakan di perpustakaan, baik
di perpustakaan Nasional maupun lembaga yang lain baik nasional dan internasional misalnya:
1. Anglo American Catalouging Rules 2
nd
Edition AACR 2 2.
Standar deskripsi untuk monografi 3.
Standar dekripsi untuk terbitan berseri 4.
Peraturan katalogisasi Indonesia 5.
Format MARC INDONESIA INDOMARC 6.
Standar penentuan tajuk entri. Hasil katalogisasi adalah kartu-kartu katalog yang memuat semua
deskripsi setiap koleksiinformasi. Katalogisasi berarti menyediakan informasi bibliografi pada berkas katalog. Menurut Sulistyo- Basuki 1991, 10 ada 2 hal
yang berkaitan dengan katalogisasi deskriptif, yaitu: 1.
Penentuan Tajuk Entri Tajuk merupakan titik akses pada katalog ketika mencari buku-buku
koleksi perpustakaan. Entri merupakan sautu kesatuan informasi bibliografi dalam katalog
2. Deskripsi Bibliografi
Data bibliografi meliputi judul dan pengarang, impresium, kolasi, seri monograf, catatan, ISBN dan harga. Informasi bibliografis tersebut
merupakan informasi yang di standarkan dalam aturan pengatalogan.
Garis-garis besar susunan deskripsi disusun dalam tujuh daerah : 1. Daerah judul dan pengarang
a. Judul sebenarnya asli
b. Judul sejajar, judul lain atau anak judul yang terdiri atas judul tambahan
atau keterangan judul c.
Pernyataan kepengarangan 2. Daerah edisi
a. Pernyataan edisi
b. Pernyataan kepengarangan sehubungan dengan edisi
3. Daerah publikasi a.
Tempat terbit b.
Nama penerbit c.
Tahun terbit 4. Daerah deskripsi fisik
a. Jumlah halaman dan atau jumlah jilid
Universitas Sumatera Utara
44 b.
Ilustrasi c.
Ukuran d.
Lampiran dan tambahan 5. Daerah seri monografi
a. Pernyataan seri
b. Pernyataan anak seri sub seri
c. Pernyataan nomor seri
d. Seri disertasi
e. ISSN International Standard Serial Number
6. DaerahCatatananotasi 7. ISBN dan harga
ISBN International Standard Serial Number
2.4.2.2 Katalogisasi Subjek