60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah pustakawan yang bekerja di perpustakaan Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia STTII Medan. Penulis
melakukan wawancara dengan 3 informan. Wawancara dilakukan melalui pendekatan dan perkenalan terlebih dahulu dengan informan. Kemudian diminta
waktunya untuk bersedia wawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukannya wawancara tersebut. Berikut adalah daftar
karakteristik informan:
Tabel 1 : Daftar Karakteristik Informan NO Kode
Informan Informan
Jabatan
1 I
Timbul Butar-Butar, S.Pd.k Kepala Perpustakaan
2 I
Randy, Amd
Bagian pengadaan dan pengolahan
3 I з
Intan, S.Pd.k
Bagian pelayanan dan pengolahan
Wawancara berlangsung secara informal. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara dan wawancara mendalam depth
interview . Pelaksanaan wawancara lebih dominan dilakukan pada pagi hari
tepatnya di perpustakaan STTII Medan. Suasana dan kondisi wawancara bersifat latar alamiah, artinya kondisi dan suasana yang apa adanya, yang tidak diatur
sedemikan rupa untuk tujuan tertentu. Begitu juga dengan bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan selama percakapan adalah bahasa informal. Meskipun
terkadang penulis menggunakan istilah bidang Ilmu Perpustakaan. Bahasa informal juga digunakan untuk melakukan percakapan awal kepada informan,
kemudian menggunakan pedoman wawancara. Percakapan berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan. Wawancara dilakukan berulang jika
Universitas Sumatera Utara
61 penulis merasa masih ada yang perlu ditambahi atau kurang jelas dari wawancara
sebelumnya.
4.2 Kategori
Berdasarkan hasil wawancara dan pedoman wawancara, penulis menyusun kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding.
Dengan pedoman ini, penulis kemudian kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan coding, memilih data yang relevan dengan tujuan penelitian
sehingga menghasilkan beberapa kategori. Seperti yang diuraikan sebagai berikut:
4.2.1 Fungsi-Fungsi ManajemenPengelolaan Perpustakaan Perguruan
Tinggi 4.2.1.1
Perencanaan Perpustakaan Perguruan Tinggi Planning
Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transkip wawancara dengan ke- 3 informan adalah perencanaan perpustakaan perguruan tinggi. Apa saja
perencanaan-perencanaan yang ada di perpustakaan STTII Medan. Seperti yang diungkapkan informan-informan berikut ini.
I : Perencanaan perpustakaan STTII Medan untuk jangka panjangnya akan memperluas bagunan perpustakaan, perpustakaan yang sejuk,
tenang dan nyaman, membuat programaplikasi perpustakaan untuk mendukung kegiatan perpustakaan serta mengganti sistem layanan
tertutup Closed Acces menjadi sistem layanan terbuka Open Acces I :Perencanaan untuk pengadaan adalah pengadaan buku untuk setiap
semesternya karena judul buku yang ada di perpustakaan STTII Medan belum memadai.
I з :Perencanaan perpustakaan STTII Medan untuk pengolahan adalah
pembuatan klasifikasi dengan menggunakan sistem DDC 22 dan katalogisasi yang akan dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian
di bidangnya.
Universitas Sumatera Utara
62 Berdasarkan jawaban dari ke tiga informan di atas dapat diketahui bahwa
perpustakaan STTII Medan mempunyai perencanaan dalam pengelolaan perpustakaan.
4.2.1.2 Pengorganisasian Perpustakaan Perguruan Tinggi Organizing
Kategori yang pertama yang diperoleh dari hasil wawancara dengan ketiga informan. pembagian tugas spesialisasi aktivitas di Perpustakaan STTII Medan
dapat dibagi menjadi 5 yaitu: Kepala Perpustakaan, seksi pengadaan dan pengolahan serta seksi pelayanan dan referensi.. Berikut pendapat informan:
I : Pembagian tugas pengelolaan perpustakaan dibagi menjadi beberapa seksibidang yaitu: Kepala Perpustakaan, seksi pengadaan dan
pengolahan, seksi pelayanan dan referensi I : Kepala Perpustakaan menetapkan pembagian tugas Spesialisasi
aktivitas. Pembagian tugas pengelolaan perpustakaan dibagi menjadi beberapa seksibidang yaitu: Kepala Perpustakaan, bagian pengadaan
dan pengolahan, bagian pelayanan dan referensi I
3:
Pembagian tugas ada tiga yaitu, kepala perpustakaan, bagian pengadaan dan pengolahan, bagian pelayanan dan referensi
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam pengorganisasian perpustakaan STTII Medan mempunyai pembagian tugas spesifikasi aktivitas.
Ini dapat dilihat dari prosedur yang ada di perpustakaan Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia Medan. Sesuai dengan pendapat informan berikut:
I : Perpustakaan STTII Medan mempunyai prosedur dalam strukutur organisasinya
I
3:
Setiap perpustakaan pasti mempunyai prosedur, begitu juga dengan Perpustakaan STTII Medan membuat prosedur yang digunakan untuk
menjamin kelayakgunaan aktivitas-aktivitasnya
Universitas Sumatera Utara
63 Dari penjelasan di atas dapat diartikan bahwa perpustakaan STTII Medan
memiliki prosedur yang digunakan organiasasi untuk menajamin kelayakgunaan aktivitas-aktivitasnya.
Pengambilan keputusan di perpustakaan STTII Medan berada pada kepala perpustakaan
I : Untuk pengambilan keputusan berada di Kepala perpustakaan” I
3:
Pengambilan keputusan berada di kepala perpustakaan Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pengambilan keputusan di
Perpustakaan di STTII Medan berada di Kepala Pustakawan.
4.2.1.3 Pengisian Jabatan Staffing
Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara dengan ke- 3 informan adalah penyusunan rencana ketenagaan SDMSumber Daya Manusia
dalam pengisian jabatan Staffing. Dari ketiga informan yang berhasil diwawancarai oleh penulis dapat diketahui bahwa dalam pengisian jabatan di
perpustakaan STTII Medan telah menyusun rencana ketagaan SDMSumbr Daya Manusia. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut:
I : Dalam pengisian jabatan Perpustakaan STTII Medan menyusun rencana ketenagaan yang akan ditempatkan pada perpustakaan nantinya
I : Untuk pengisian jabatan Staffing, dari atasan sendiri telah melakukan penyusunan rencana sumber daya manusia
.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa dalam pengisian jabatan sebagai fungsi manajemenpengelolaan perpustakaan, perpustakaan STTII Medan
telah menyusun rencana ketenagaan SDMSumber daya Manusia. Sedangkan dalam pengisian jabatan perpustakaan STTII Medan tidak
melakukan perekrutan sumber daya manusia yang sesuai dengan bidangnya dan ilmunya.. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan berikut:
Universitas Sumatera Utara
64 I : Dalam pengisian jabatan perpustakaan STTII Medan tidak melakukan
perekrutan yang memenuhi syarat ataupun yang sesuai dengan bidang atau ilmunya.
I : Iya, di perpustakaan STTII Medan belum melakukan perekrutan yang sesuai dengan ilmu dan keterampilannya.
Dalam pemilihanseleksi dan penempatan sebagai fungsi pengisian jabatan staffing, perpustakaan STTII Medan tidak melakukan proses dari pengisian
formulir, dan tidak adanya wawancara. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut ini:
I : Dalam pemilihan sumber daya manusia, perpustakaan STTI Medan tidak melakukan proses pemilihan dari pengisian formulir dan tidak
melakukan wawancara juga. I
3:
Proses pemilihan pada perpustakaan STTII Medan tidak melakukan pengisian formulir dan wawancara dalam pemilihan sumber daya
manusia.
Dari pendapat di atas dapat simpulkan bahwa dalam pemilihanseleksi dan penempatan di perpustakaan STTII Medan tidak melakukan proses pengisian
formulir dan wawancara. Sedangkan dalam pengembangan staff di perpustakaan STTII Medan, pustakawan belum diberikan pelatihan. Berikut pendapat dari
informan: I : Pustakawan yang ada di perpustakaan belum ada diberi kesempatan
untuk mengembangkan diri dengan cara mengikuti pelatihan. I
3:
Belum pernah mengikuti pelatihan atau seminar yang berhubungan dengan perpustakaan.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengisian jabatan perpustakaan STTII Medan belum memberi kesempatan kepada
pustakawannya dalam pengembangan staff mengikuti pelatihan
Universitas Sumatera Utara
65
4.2.1.4 Fungsi Pemimpin, Motivasi
Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transkip wawancara ke-3 informan adalah fungsi pemimpin dan motivasi. Dimana hubungan antara staff
yang lainnya tidak ada batasan dan bersifat kekeluargaan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari infroman berikut :
I : Hubungan pimpinan dengan staff lainnya tidak memberikan jarak antara atasan dan bawahan. Dimana sifat kepemimpinan tim kerja
kolektif, yaitu kepemimpinan yang merupakan perpaduan antara kepemimpinan organisasi dan kepeimpinan personal yang tujuannya
menegakkan kerja sama atas dasar kesederajatan terhadap posisi dan tugas”.
I
3
: Hubungan kepemimpinan di perpustakaan STTII Medan sifatnya sudah seperti kekeluargaan.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa fungsi kepemipinan yang ada di perpustakaan STTII Medan kolektif yaitu kepemimpinan yang merupakan
perpaduan antara kepemimpinan organisasi dan kepemimpinan personal yang tujuannya menegakkan kerja sama atas dasar kesederajatan terhadap posisi dan
tugas. Sedangkan dalam fungsi dalam pemberian motivasi di perpustakaan STTII Medan memberikan motivasi kepada pustakawan lainnya. Hal ini sesuai dengan
pendapat informan sebagai berikut I : Motivasi diberikan setiap pagi kepada pustakawan lainnya untuk
membuat lebih semangat untuk bekerja. I
3:
Atasan atau kepala perpustakaan sering memberikan motivasi sebelum melakukan pekerjaan
4.2.1.5 Pengawasan Controlling
Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transkip wawancara dengan ke- 3 informan adalah pengawasan. Perpustakaan STTII Medan melakukan
pengawasan, sebagaimana diutarakan oleh informan berikut:
Universitas Sumatera Utara
66 I : Pengawasan yang kita lakukan dilihat dari daftar absen, setelah itu di
akhir semester dilakukan evaluasi tentang kinerjanya di perpustakaan.
4.2.2 Kegiatan Rutin Perpustakaan
4.2.2.1 Pemilihan bahan pustaka
Kategori yang kedua yang diperoleh dari hasil transkip wawancara dengan ke-3 informan adalah kegiatan rutin perpustakaan. Perpustakaan STTII Medan
melakukan pemilihan bahan pustaka. Berikut pendapat informan: I : Pada perpustakaan STTII Medan dilakukan proses pemilihan untuk
bahan pustaka I : Perpustakaan STTII Medan melakukan pemilihan bahan pustaka
I
3:
Perpustakaan melakukan pemilihan untuk bahan pustaka
4.2.2.2 Pihak-Pihak yang terlibat dalam pemilihan
Kategori yang kedua yang diperoleh dari hasil transkip wawancara dengan ke-3 informan adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pemilihan. Pihak-pihak
yang terlibat melakukan pemilihan bahan pustaka di pepustakaan STTII Medan adalah dosen, pustakawan bagian pengadaan. Sesuai dengan pedapat informan
berikut: I
₁: Pihak-pihak yang terlibat dalam pemilihan bahan pustaka adalah pustakawan bagian pengadaan, dan dosen
I : Pemilihan bahan pustaka dilakukan oleh dosen yang bersangkutan dan pustakawan di bagian pengadaan
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa di perpustakaan melakukan pemilahan bahan pustaka, adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pemilihan
bahan pustaka adalah dosen dan pustakawan bagian pengadaan. Kerjasama ini dilakukan untuk menghasilkan koleksi buku yang relevan dengan mata kuliah
kurikulum yang dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
67
4.2.2.3 Pengadaan Bahan Pustaka
Kategori yang kedua yang diperoleh dari hasil transkip wawancara dengan ke-3 informan adalah pengadaan bahan pustaka. Cara pengadaan bahan pustaka
di perpustakaan STTII Medan. Berikut pendapat informan mengenai cara pengadaan bahan pustaka:
I
1:
Pada perpustakaan STTII Medan cara pengadaan bahan pustaka pustaka dilaksanakan melalui pembelian atau pelangganan, hadiah
I
2:
Pengadaan bahan pustaka ada empat 4 yaitu pembelian atau pelangganan, hadiah, simpan pinjam, wajib simpan terbitan perguruan
tinggi I
3:
Pembelian atau pelangganan, hadiah, simpan pinjam, wajib simpan terbitan perguruan tinggi
Dari jawaban yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa cara pengadaan bahan pustaka yang dilaksanakan di perpustakaan STTII Medan adalah
pembelian dan pelangganan, hadiah, wajib simpan terbitan perguruan tinggi dan titipan.
4.2.2.4 Prosedur Penerimaan
Kategori kedua yang diperoleh dari transkip wawancara yang dilakukan oleh ke-3 informan adalah prosedur penerimaan. Pada perpustakaan STII Medan
penerimaan koleksi dilakukan oleh pustakawan. Perpustakaan STTII Medan mempunyai prosedur penerimaan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan iforman
berikut:
I
2:
1. Memeriksa secara teliti bahan perpustakaan yang diterima dan surat pengantarnya.
2. Mencocokkan bahan perpustakaan yang diterima dengan arsip pesanan
3. Menyisihkan dan mengembalikan bahan pustaka yang tidak sesuai
dengan pesanan, cacat, disertai dengan permintaan penggantian 4.
Menandai tanda terima atau faktur dan mengembalikannya kepada pengirim
Universitas Sumatera Utara
68 5.
Menandai kepemilikan bahan pustaka dan membubuhkan cap perpustakaan.
6. Membuat berita acara penerimaan.
4.2.2.5 Prosedur Kerja Inventarisasi
Kategori kedua yang diperoleh dari transkip wawancara yang dilakukan oleh ke-3 informan adalah prosedur kerja inventarisasi. Berikut ini dapat dilihat
stempel milik dan stempel inventaris perpustakaan STTII Medan. StempelCap Milik Perpsutakaan STTII Medan
StempelCap Inventaris Perpustakaan STTII Medan PERPUSTAKAAN STTII MEDAN
No. Inventaris No. Panggil
Sumber Diperiksa Tanggal
Setelah koleksi bahan pustaka diberi stempel, selanjutnya dilakukan proses inventarisasi. Berikut ini jawaban yang dikemukakan oleh pustakawan.
I
1:
Proses inventarisasi yang dilakukan dengan pemberian stempel atau cap milik perpustakaan dan stempel inventarisasi perpustakaan STTII
Medan. Prosedur inventarisasi bahan pustaka di perpustakaan STTII Medan yaitu: Setiap bahan yang diterima di bubuhi cap perpustakaan,
tanggal pendaftaran, Nama pengarang, Judul, Edisi dan tahun, Penebit, Sumber.
MILIK PERPUSTAKAAN STT. Injili Indonesia
MEDAN
Universitas Sumatera Utara
69 Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa proses inventarisasi
perpustakaan STTII Medan telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
4.2.2.6 Pengolahan Bahan Pustaka
Kegiatan pengolahan bahan pustaka dilakukan sejak bahan pustaka diterima di perpustakaan sampai dengan siap dimanfaatkan oleh pengguna. Kegiatan
pengolahan bahan pustaka meliputi katalogisasi, klasifikasi, pembuatan kelengkapan koleksi, penyimpanan atau penyusunan koleksi di dalam rak.
Dibawah ini akan di uraikan pengolahan bahan pustaka di perpustakaan STTII Medan.
4.2.2.7 Pedoman Pengatalogan Deskriptif
Kategori yang kedua yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah pedoman pengatalogan deskriptif. Pada perpustakaan STTII
Medan menggunakan pedoman pedoman pengatalogan deskriptif. Pengatalogan di perpustakaan di STTII Medan menyusun deskripsi dengan 7 daerah, yaitu judul
dan pengarang, daerah edisi, dan ISBN Berikut pendapat informan mengenai pedoman pengatalogan deskriptif:
I
2:
Dalam melakukan pengatolgan deskriptif menggunakan pedoman Anglo American Catalouging Rules 2
nd
Edition AACR 2, standar deskripsi untuk monografi, standar deskripsi untuk terbitan berseri dan
peraturan katalogisasi Indonesia”. Dan disusun dengan dengan judul, daerah edisi, tempat terbit, nama penerbit dan tahun terbit, ISBN
I
1:
Pengatalogan deskriptif, yang ada di perpustakaan STTII terdiri dari judul, daerah edisi, tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit, dan
ISBN I
3:
Pengatalogan deskriptif disusun berdasarkan judul, daerah edisi, tempat terbit,nama penerbit, tahun penerbit dan ISBN.
Dari jawaban yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa dalam pengatalogan deskriptif perpustakaan STTII menggunakan pedoman katalogisasi
Universitas Sumatera Utara
70 dan disusun dengan daerah judul, daerah edisi, tempat terbit, nama penerbit, tahun
penerbit, ISBN
4.2.2.8 Katalogisasi Subjek
Kategori yang kedua yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah katalogisasi subjek. Dalam menentukan tajuk subjek dari koleksi
bahan pustaka diperlukan suatu pedoman. Berikut ini pendapat dari informan: I
2
: Dalam menentukan tajuk subjek dari koleksi bahan pustaka menggunakan pedoman Library of Congres Subject Heading.
I
1
: Dalam katalogisasi subjek, tidak menggunakan pedoman Library Of Congres Subject Heading
Dari pendapat di atas dapat diketahui dalam penentuan tajuk subjek perpustakaan STTII Medan menggunakan Library Of Congres Subject Heading
LCSH sebagai pedoman.
4.2.2.9 Pedoman Pengklasifikasian
Kategori yang kedua yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah pedoman pengklasifikasian. Ada empat 4 macam sistem
klasifikasi yang banyak digunakan oleh perpustakaan-perpustakaan dunia, yaitu DDC Dewey Decimal Clasification, UDC Universal Decimal Clasification,
LCC Library Congres Clasification, dan CC Colon Clasification. Di perpustakaan STTII Medan belum menggunakan sistem klasifikasi. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari informan. I
1:
Dalam kegiatan pengklasifikasian belum menggunakan sistem klasifikasi DDC Dewey Decimal Clasification, klasifikasi disusun
berdasarkan dari warna, ukuran buku yang ada I
2
: Perpustakaan STTII Medan tidak menggunakan sistem klasifikasi DDC Dewey Decimal Clasification, klasifikasi disusun berdasrkan
klasifikasi artifisial I
3
: Sistem klasifikasi tidak menggunakan DDC Dewey Decimal Clasification, buku di klasifikasi berdasarkan artifisial
Universitas Sumatera Utara
71 Dari uraian pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan STTII
Medan belum menggunakan pedoman sistem klasifikasi DDC Dewey Decimal Clasification
, perpustakaan STTII Medan menggunakan klasifikasi artifisial dalam pengklasifikasian.
4.2.2.10 Pembuatan Kelengkapan Koleksi
Kategori yang kedua yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah pembuatan kelengkapan koleksi. Setelah melakukan berbagai
kegiatan pengolahan maka selanjutnya adalah pembuatan kelengkapan koleksi. Pembuatan kelengkapan koleksi disebut penyelesaian fisik akhir buku. Dalam
pembuatan kelengkapan koleksi perpustakaan STTII Medan tidak memiliki label, nomor panggil, kartu buku, kantong buku. Berikut ini pendapat dari informan
I
2:
Dalam pembuatan kelengkapan koleksi, tidak mempunyai label nomor panggil, kartu buku, kantong kartu buku, blankoSlip Tanggal kembali
due date, serta barcode. Perpustakaan STTII Medan tidak membuat slip tanggal kembali kepada pengguna perpustakaan. Pustakawan
hanya mencatat di buku besar untuk mencatat buku apa saja yang dipinjam pengguna dan tanggal peminjaman tanggal pengembalian
buku terseut.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa kegiatan pembuatan kelengkapan koleksi di perpustakaan STTII tidak mempunyai label nomor
panggil, kartu buku, kantong kartu buku.
4.2.3 Pelayanan
Kategori yang kedua yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah pelayanan. Sistem pelayanan yang ada di perpustakaan STTII
Medan yaitu sistem tertutup Closed Acces dan jenis pelayanan di perpustakaan adalah pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi, dan pelayanan terbitan berseri.
Universitas Sumatera Utara
72 Berikut ini pendapat dari informan:
I
3
: Dalam melaksanakan tugasnya, perpustakaan menggunakan sistem tertutup Closed Acces. Perpustakaan di buka dari selasa sampai
jumat, jam buka perpustakaan yaitu 08.00-14.30 dan jumat 08.00-14.00 WIB. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh perpustakaan
adalah pelayanan sirkulasi pelayanan referensi dan pelayanan terbitan berseri.
I
1
: Sistem pelayanan bersifat tertutup Closed Acces, pelayanan yang diselengarakan di perpustakaan STTII Medan adalah layanan sirkulasi,
layanan referensi, dan layanan terbitan berseri
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang ada di perpustakaan STTII Medan menggunakan sistem tertutup Closed Acces, dan
jenis pelayanan yang diselenggarakan di perpustakaan STTII Medan adalah pelayanan sirkulasi dan pelayanan referensi.
4.2.3.1 Pelayanan Sirkulasi
Kategori yang kedua yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah pelayanan sirkulasi. Persyaratan di perpustakaan untuk menjadi
anggota di perpustakaan STTTII Medan yaitu mengisi formulir pendaftaran anggota perpustakaan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari informan:
I
1
: Pengguna pepustakaan yang akan meminjam buku terlebih dahulu medaftar menjadi anggota perpustakaan. Adapun syarat-syarat
menjadi anggota perpustakaan adalah sebagai berikut: 1.
Mengisi formulir pendaftaran anggota perpustakaan 2.
Menyerahkan pasphoto ukuran 2x3 2lembar 3.
Melunasi biaya partisipasi pengelolaan sebesar Rp. 10.000,- dibayar pada saat pendaftaran ulang
4. Bagi Mahasiswa, Kartu Anggota berlaku selama study, namun harus
diperpanjang setiap tahun.
Universitas Sumatera Utara
73 5.
Bagi dosen dan Karyawan Kartu Anggota berlaku selama 1 tahun, bila diperlukan dapat di diperpanjang kembali
6. Setiap Anggota dapat meminjam buku sebanyak 3 judul
I
2
: Syarat menjadi anggota perpustakaan yaitu mengisi formulir pendaftaran anggota perpustakaan, menyerahkan pas photo ukuran 2x3
2 lembar, melunasi biaya pengeloaan, setiap anggota dapat meminjam buku sebanyak 3 judul
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pelayanan sirkulasi di perpustakaan STTII Medan terlebih dahulu menjadi anggota perpustakaan dengan
syarat mengisi formulir pendaftaran anggota perpustakaan, menyerahkan pas photo, dan melunasi biaya partisipasi pengelolaan sebesar Rp. 10.000, dibayar
pada setiap pendaftaran, bagi mahasiswa kartu anggota berlaku selama study, namun harus diperpanjang setiap tahun, bagi dosen dan karyawan kartu anggota
selama 1 tahun, bila diperlukan dapat di perpanjang kembali serta setiap anggota dapat meminjam buku sebanyak 3 judul.
4.2.3.2 Peminjaman
Kategori yang kedua yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah pelayanan sirkulasi. Prosedur peminjaman, pengembalian dan
pepanjangan waktu peminjaman bahan pustaka yang dipinjam oleh pengguna perpustakaan. Berikut ini pendapat informan mengenai peminjaman.
I
3
: Pengguna perpustakaan harus menunjukkan kartu anggota perpustakaannya terlebih dahulu untuk meminjam buku, setelah itu
pustakawan akan menuliskan pada buku peminjaman, nama anggota, jurusan, stambuk , judul buku yang dipinjam serta pengguna juga harus
membubuhkan tanda tangan. Setiap pengguna bisa meminjam sebanyak 3 judul buku selama 3 hari.
Universitas Sumatera Utara
74
4.2.3.3 Pengembalian
Kategori yang kedua yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah pengembalian. Adapun proses pengembalian bahan pustaka yang
dipinjam oleh pengguna perpustakaan STTII Medan adalah buku diserahkan kepada pustakawan petugaas sirkulasi, pustakawan akan memeriksa buku dan
mencatat tanggal pengembalian buku. Berikut pendapat informan 3 I
3
mengenai pengembalian
1. Buku diserahkan kepada pustakawanpetugas sirkulasi
2. Pustakawan akan memeriksa buku dan mencatat tanggal pengembalian
buku. 3.
Petugas akan membubuhkan tanda tangan sebagai tanda bahwa buku telah dikembalikan.
4. Jika buku terlambat dikembalikan maka akan dikenakan sanksi.
4.2.3.4 Perpanjangan dan pemberian sanksi
Kategori yang kedua yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah perpanjangan dan pemberian sanksi. Lama jangka peminjaman
adalah 3 hari dan dapat diperpanjang waktu peminjaman selama 3 hari. Perpanjangan waktu peminjaman hanya dapat dilakukan 1 kali. Perpanjangan
dilakukan dengan cara membawa buku kepada petugas perpustakaan satu hari sebelum masa peminjamannya berakhir.
Pemberian sanksi diberikan kepada pengguna yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Pelanggaran yang sering dilakukan pengguna
perpustakaan STTII Medan adalah keterlambatan mengembalikan buku, yang dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Berikut ini
pendapat informan mengenai pemberian sanksi: I
3
: Perpustakaan STTII Medan memberikan sanksi berupa pembayaran denda bila buku terlambat dikembalikan ke perpustakaan sebesar
Rp.1000 S1 pagi dan Rp.1500 S2 untuk 1 buku .
I
2
: Pemberian sanksi berupa denda sebesar Rp. 1.00 S1 pagi dan Rp.1500 S2 untuk 1 buku.
I
1
: Sanski untuk keterlambatan pengembalian bahan pustaka sebesar Rp.1000 S1 pagi dan Rp.1500 S2 untuk 1 buku.
Universitas Sumatera Utara
75 Dari pendapat di atas yang dikemukan perpustakaan STTII Medan
memberikan sanksi kepada pengguna perpustakaan bila buku terlambat dikembalikan.
4.2.3.4 Pelayanan Referensi
Kategori yang kedua yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah pelayanan referensi. Pelayanan referensi yang tersedia di
perpustakaan STTII Medan adalah kamus dan ensiklopedia. Berikut ini pendapat informan tentang pelayanan referensi.
I
3
: Pelayanan referensi yang ada di perpustakaan STTII Medan hanya kamus, dan eksiklopedia. Koleksi referensi hanya boleh dibaca oleh
pengguna di perpustakaan dan tidak diperkenankan untuk dipinjam .
I
2
: Pelayanan referensi yang tersedia hanya kamus dan ensiklopedia.
Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa pelayanan referensi yang ada di perpustakaan STTII Medan hanya menyediakan kamus dan ensiklopedia.
Koleksi referensi hanya dibaca oleh pengguna di perpustakaan dan tidak diperkenankan untuk dipinjam.
4.2.3.5 Pelayanan Terbitan Berseri
Kategori yang kedua yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah pelayanan. Pelayanan terbitan berseri yang ada di perpustakaan
STTII Medan adalah jurnal dan majalah. Hal ini sesuai dengan pendapat informan berikut:
I
3:
Terbitan berseri yang ada di perpustakaan STTII adalah jurnal, dan majalah dengan jumlah 13 judul untuk jurnal dan majalah Agama
I
2
: Layanan terbitan berseri yang tersedia di perpustakaan STTII Medan adalah majalah dan jurnal
Universitas Sumatera Utara
76 Dari pendapat yang dikemukakan di atas Perpustakaan STTII Medan
mempunyai terbitan berseri berupa jurnal dengan jumlah 13 judul dan majalah Agama.
4.2.3.6 Pemeliharaan Bahan Pustaka
Kategori yang kedua yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah pemeliharaan bahan pustaka. Dalam pemeliharaan bahan pustaka
di perpustakaan STTII Medan tidak melakukan penjilidan, laminasi, berikut pendapat informan mengenai pemeliharaan bahan pustaka.
I
3
: Untuk pemeliharaan bahan pustaka, perpustakaan tidak pernah melakukan pemeliharaan koleksi seperti memreproduksi, penjilidan,
laminasi, dan penyiangan . Karena pustakawan tidak mengerti dengan
kegiatan pemeliharaan bahan pustaka
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan STTII Medan tidak melakukan kegiatan pemeliharaan koleksi, baik reproduksi, penjilidan,
laminasi dan penyiangan, ini dikarenakan karena pustakawan yang bekerja tidak mengerti dengan kegiatan pemeliharaan bahan pustaka dan tujuan dari
pemeliharaan bahan pustaka.
4.2.4 Peranan Pustakawan
Kategori yang ketiga yang diperoleh dari transkip wawancara ke-3 informan adalah peranan pustakawan. Perpustakaan bukanlah suatu tempat
penyimpanan informasi yang bekerja secara otomatis yang kemudian membuka layanan kepada pemakainya, suatu hal yang sangat menentukan dalam
peningkatan kualitas layanan adalah sumber daya manusia. Menurut Rachman 2006, 57 pustakawan memainkan berbagai peran berperan ganda yang dapat
disingkat dengan akronim EMAS. Berikut pendapat pustakawan mengenai peranan pustakawan:
Universitas Sumatera Utara
77
4.2.4.1 Edukator, Kategori yang ketiga yang diperoleh dari transkip wawancara
ke-3 informan adalah peranan pustakawan sebagai edukator. Pustakawan yang bekerja di STTII Medan dapat melaksanakan perannya sebagai
edukator Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan pustakawan, mengenai peran pustakawan sebagai edukator:
I
1
: Dalam peran pustakawan sebagai edukator, pustakawan yang bekerja di STTII Medan dapat menjadi pendidik, hal ini dapat dilihat dari sikap
dan perbuatannya menjadi panutan khususnya kepada civitas akademika, dan dapat mendorong para pengguna perpustakaan untuk
bertanggung jawab . Pustakawan dapat memberikan bimbingan
bagaiamana melakukan peminjaman dan pengembalian buku perpustaka, serta memberikan bimbingan kepada penggunanya dalam
memanfaatkan koleksi yang tersedia perpustakaan I
3
: Pustakawan yang bekerja di STTII Medan mampu menjalankan peran pustakawannya yaitu sebagai edukator dengan memberikan
Pustakawan dapat memberikan bimbingan bagaiamana melakukan peminjaman dan pengembalian buku perpustaka. Meningkatkan minat
dan keterampilan pengguna perpustakaan untuk menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga pengguna dapat
memanfaatkan perpustakaan secara maksimal
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran pustakawan sebagai pendidik di STTII Medan mampu menjadi panutan baik dari sikap atau panutan
serta dapat mendorong para anggota perpustakaan untuk bertanggung jawab.
4.2.4.2 Manager, Kategori yang ketiga yang diperoleh dari transkip wawancara
ke-3 informan adalah peranan pustakawan sebagai manajer. Berikut Pendapat informan mengenai peran pustakawan sebagai manajer.
I
1
: Pustakawan yang bekerja di perpustakaan STTII Medan dapat melakukan perannya sebagi manager, dimana pustakawan yang
bekerja telah menyusun perencanaan untuk memperbaiki atau
Universitas Sumatera Utara
78 merubah pengelolaan atau manajemen perpustakaan serta kegiatan
mengubah kegiatan rutin perpustakaan yang lebih bagus lagi I
2
: Untuk peran pustakawan sebagai manager, pustakawan STTII Medan dapat melaksanakan perannya dimana pustakawan yang bekerja dapat
menyusun perencanaan, baik dari perencanaan dalam pengadaan, perencanaan dalam pengolahan dan perencanaan dalam pelayanan
untuk menjadi lebih baik.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pustakawan STTII Medan Pustakawan yang bekerja di perpustakaan STTII Medan dapat melakukan
perannya sebagi manajer, dimana pustakawan yang bekerja telah menyusun perencanaan untuk memperbaiki atau merubah pengelolaan atau manajemen
perpustakaan serta kegiatan mengubah kegiatan rutin perpustakaan yang lebih bagus lagi
4.2.4.3 Administrator. Kategori yang ketiga yang diperoleh dari transkip
wawancara ke-3 informan adalah peranan pustakawan sebagai administrator. Pustakawan yang bekerja di STTII Medan belum dapat
melakukan perannya sebagi administrator. Hal ini sesuai dengan pendapat informan mengenai peran pustakawan sebagai administrator.
I
1
: Dalam peran pustakawan sebagai administrator, pustakawan STTII Medan belum dapat melaksankan kegiatan-kegiatan rutin di
perpustakaan secara perpustakaan, khususnya dalam kegiatan pengolahan bahan pustaka, sehingga pustakawan STTII Medan
selalu melakukan upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang baik, khususnya perbaikan dalam pengelolaan perpustakaan.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pustakawan yang bekerja di STTII Medan belum mampu melaksanakan peran pustakawan sebagai
administrator.
Universitas Sumatera Utara
79
4.2.4.4 Supervisor , Kategori yang ketiga yang diperoleh dari transkip wawancara
ke-3 informan adalah peranan pustakawan sebagai supervisor. Dalam peran pustakawan sebagai supervisor, pustakawan STTII Medan tidak dapat
melaksanakan perannya dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat dari informan mengenai supervisor:
I
1
: Pustakawan STTII Medan belum dapat melaksanakan peran pustakawan sebagai supervisor ini dilihat dari tidak adanya
pembinaan profesional yang diberikan kepada pustakawan, serta pustakawan juga belum mempunyai wawasan yang luas tentang
perpustakaan dan kurang memahami kegiatan kerja perpustakaan
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pustakawan STTII Medan belum menjalankan peran pustakawan yang ke empat 4 yaitu sebagai
supervisor.
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara mendalam depth interview dengan informan, melalui proses analisa data yang menjaga keabsahan data serta
melakukan triangulasi, maka diperoleh beberapa kategori. Kategori tersebut sebagai berikut:
Tabel 2 : Rangkuman Hasil Penelitian
NO Kategori Hasil
Penelitian 1 Fungsi
manajemenPengelolaan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan STTII Medan mempunyai perencanaan dalam
pengelolaan perpustakaan. Dalam pengorganisasian perpustakaan
STTII Medan mempunyai pembagian tugas spesifikasi aktivitas. Ini dapat
dilihat dari prosedur yang ada di perpustakaan Sekolah Tinggi Injili
Universitas Sumatera Utara
80 Indonesia Medan. .dalam
pemilihanseleksi dan penempatan jabatan di perpustakaan STTII Medan
tidak melakukan proses pengisian formulir dan wawancara. Sedangkan
dalam pengembangan staff di perpustakaan STTII Medan,
pustakawan belum diberikan pelatihan. fungsi kepemimpinan yang ada di
perpustakaan STTII Medan kolektif yaitu kepemimpinan yang merupakan
perpaduan antara kepemimpinan organisasi dan kepemimpinan personal
yang tujuannya menegakkan kerja sama atas dasar kesederajatan terhadap
posisi dan tugas. Sedangkan dalam fungsi dalam pemberian motivasi di
perpustakaan STTII Medan memberikan motivasi kepada
pustakawan lainnya. Pengawasan yang kita lakukan dilihat
dari daftar absen, setelah itu di akhir semester dilakukan evaluasi tentang
kinerjanya di perpustakaan 2
Kegitan rutin perpustakaan Perpustakaan STTII Medan melakukan
pemilihan bahan pustaka. Pihak-pihak yang terlibat dalam pemilihan bahan
pustaka adalah dosen dan pustakawan bagian pengadaan. Pengadaan bahan
pustaka yang dilaksanakan di
Universitas Sumatera Utara
81 perpustakaan STTII Medan adalah
pembelian dan pelangganan, hadiah, wajib simpan terbitan perguruan tinggi
dan titipan. Pembuatan pengatalogan deskriptif
perpustakaan STTII menggunakan pedoman katalogisasi dan disusun
dengan daerah judul, daerah edisi, temapat terbit, nama penerbit, tahun
penerbit, ISBN. dalam penentuan tajuk subjek
perpustakaan STTII Medan menggunakan Library Of Congres
Subject Heading LCSH sebagai pedoman.
perpustakaan STTII Medan belum menggunakan pedoman sistem
klasifikasi DDC Dewey Decimal Clasification
, klasifikasi berdasarkan klasifikasi artifisial. Sistem pelayanan
masih sistem tertutp Closed Access. Perpustakaan STTII tidak melakukan
penjilidan dalam pemeliharaan bahan pustaka.
3 Peranan Pustakawan
Pustakawan STTII dapat beperan sebagai edukator, Pustakawan yang
bekerja di perpustakaan STTII Medan dapat melakukan perannya sebagi
manajer, dimana pustakawan yang bekerja telah menyusun perencanaan
Universitas Sumatera Utara
82 untuk memperbaiki atau merubah
pengelolaan atau manajemen perpustakaan serta
kegiatan mengubah kegiatan rutin perpustakaan yang lebih bagus lagi,
pustakawan belum dapat melaksanakan perannya sebgai
administrator dan supervisor
Universitas Sumatera Utara
83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan