kosakata tingkat pemahaman yaitu menuntut siswa untuk dapat memahami makna, maksud, pengertian, atau pengungkapan dengan cara lain kata-kata, istilah, atau
ungkapan yang disajikan; 3 tes kosakata tingkat penerapan yaitu menuntut siswa untuk dapat memilih dan menerapkan kata-kata, istilah, atau ungkapan tertentu dalam
suatu wacana secara tepat, atau menggunakan kata-kata tersebut untuk menghasilkan wacana; dan 4 tes kosakata tingkat analisis yaitu menurut siswa untuk melakukan
kegiatan otak kognitif yang berupa analisis, baik hal itu berupa analisis terhadap kosakata yang diujikan maupun analisis terhadap wacana tempat kata tersebut akan
diterapkan. Sementara itu Hamalik 1974: 73 mengemukakan bahwa dalam
mengevaluasi penguasaan kosakata ada bermacam-macam bentuk soal ujian kosakata yaitu: 1 Bentuk definisi pilihan ganda yaitu soal bentuk ini terdiri dari seputar kata
yang diiringi oleh beberapa definisi sinonim kata tersebut atau definisi yang diiringi oleh beberapa kata yang harus dipilih, 2 bentuk isian melengkapi: dalam bentuk
ini siswa diminta melengkapi kalimat dengan jawaban tiga atau empat pilihan, 3 bentuk paraphrase memberi penjelasan: Menggaris bawahi kata-kata hendak
diujikan yang terdapat dalam kalimat. Kemudian diberi kemungkinan jawaban yang benar, 4 bentuk gambar yaitu: penguji menyebutkan nama suatu benda kemudian
anak diuji dan disuruh menunjukan gambar yang telah disebutkan. Dalam penelitian ini, evaluasi yang digunakan, sebagai alat ukur adalah
berupa tes objektif atau pilihan ganda multiple choice yaitu dengan alternatif empat jawaban. Penyusunan tes tersebut berdasarkan materi tes yang disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut dan pedoman pada buku pelajaran Kontakte Deutsch 1
dan 2.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang dijadikan acuan adalah penelitian yang berjudul “Keefektifan Penggunaan Media Lagu terhadap Pembelajaran Gramatika Bahasa
Jerman Peserta didik K elas X1 SMA Negeri 1 Wonosari, Gunung kidul” oleh Cita
Mahanti Sitaresmi. Penelitian tersebut dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini, karena penelitian ini menggunakan media lagu. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa rerata mean kelompok eksperimen 31,00 lebih tinggi dari kelompok kontrol, 27,03. Nilai t
hitung
= 7,133 lebih kecil dari t
tabel
= 2,003 dengan taraf signifik
ansi α= 0,05 dengan db sebesar 56. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah kuasi eksperimen.
Data penelitian diperoleh melalui pre-test dan post-test penguasaan gramatika bahasa Jerman. Jumlah populasi dalam penelitian tersebut adalah 211 peserta didik, dan
yang dijadikan sampel adalah 58 peserta didik dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari
45 soal terdapat 35 soal dinyatakan valid dan 10 soal dinyatakan gugur. Uji reliabilitas dihitung dengan rumus KR-20. Nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,920.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai t
hitung
t
h
sebesar 7,133 dan nilai t
tabel
t
t
sebesar 2,003 dengan taraf signifikansi α= 0,05 dan db sebesar 56. Hal ini
berarti menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan gramatika bahasa
Jerman yang diajar dengan menggunakan media lagu lebih baik dibandingkan yang diajar dengan menggunakan media konvensional.
C. Kerangka Pikir 1. Perbedaan penguasaan kosakata bahasa Jerman peserta didik kelas X SMA N
1 Muntilan Magelang antara yang diajar menggunakan media lagu dengan yang menggunakan media konvensional.
Setiap negara mempunyai media komunikasi yang dapat memperlancar suatu hubungan antar individu. Alat komunikasi ini kita sebut bahasa. Fungsi utama bahasa
adalah alat untuk berkomunikasi. Bahasa asing juga merupakan bahasa Internasional berguna bagi warga Indonesia untuk menjalin hubungan dan interaksi sosial dengan
warga negara lain. Jadi untuk bisa berkomunikasi dengan baik, maka perlu adanya pembelajaran bahasa asing di sekolah
.
Pembelajaran bahasa asing menekankan empat aspek yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa tersebut, yaitu keterampilan menyimak Hörverstehen,
keterampilan berbicara Sprechfertigkeit, keterampilan membaca Leseverstehen dan keterampilan menulis Schreibfertigkeit. Aspek keterampilan berbahasa tersebut
saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk menguasai ke empat aspek tersebut perlu didukung oleh penguasaan tata bahasa dan kosakata. Kosakata sangat penting