G. Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh arti dari data yang sudah tersedia melalui interpretasi data, maka peneliti mengadakan pengolahan dan penafsiran data melalui teknik
analisis kualitatif yaitu data yang dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu peneliti dalam meneliti menggunakan fakta empiris.
3
Analisis data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis data ketika peneliti masih di lapangan dan analisis data setelah
kembali dari lapangan. Analisis data di lapangan terkait dengan memperbaiki atau mengubah asumsi teoritis yang digunakan, serta memperbaiki pertanyaan yang
menjadi fokus penelitian. Sedangkan analisis data pasca mendapatkan data di lapangan terkait dengan perumusan penemuan penelitian.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Reduksi data, yaitu proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan,
mengabstrasi, dan mengubah data kasar ke dalam catatan lapangan. 2. Sajian data, yaitu suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang
memudahkan untuk memberikan kesimpulan atau tindakan yang diusulkan. 3. Verifikasi atau penyimpulan data, yaitu penjelasan tentang makna data dalam
suatu konfigurasi yang secara jelas menunjukkan alur kausalnya sehingga dapat diajukan proposisi-proposisi yang terkait dengannya.
4
Sebelum digunakan tes tersebut terlebih dahulu diujicobakan untuk mengukur validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal.
1. Uji Validitas
Validitas yang digunakan dalam instrument ini adalah dengan menggunakan rumus korelasi poin biserial.
3
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000, cet. 2, hlm. 167.
4
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung : PT Angkasa, 1993, Cet. 1, hlm. 167.
Keterangan: r
pbi
: koefisien korelasi poin biserial yang dianggap sebagai koefisien validitas item.
M
p
: Skor rata-rata hitung yang dijawab dengan benar. M
t
: Skor rata-rata total. SD
t
: Standar DeXIasi Total. p
: Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item. q
: Proporsi siswa yang menjawab salahterhadap butir item.
5
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil perhitungan r
pbi
dibandingkan dengan r
tabel
product moment yaitu 0,361. Jika hasil perhitungan r
pbi
lebihbesar atau perhitungan r
tabel
, maka soal tersebut dinyatakan valid. Tetapi jika hasil perhitungan r
pbi
lebih kecil dari r
tabel
, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas
Untuk mengukur reliabilitas menggunakan rumus K-R 20 Kuder-Ricardson 20, yaitu:
Keterangan: :
Reliabilitas tes secara keseluruhan p
i
: Proporsi subyek yang menjawab benar dari suatu butir soal
q
i
: 1 - p
i
5
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, 2001, Cet. III, hlm. 185.
k :
jumlah item dalam instrumen :
Jumlah hasil perkalian antara p
i
dan q
i
: Varians total
Keterangan: n
= Banyaknya siswa. = Jumlah kuadrat skor.
= Jumlah skor.
6
Klasifikasi koefisien reliabilitas, sebagai berikut: 0,91 – 1,00
: sangat tinggi
0,71 – 0,90 :
tinggi 0,41 – 0,70
: cukup
0,21 – 0,40 :
rendah Kurang dari 0,20 :
sangat rendah
3. Taraf Kesukaran Soal
Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui soal-soal yang sukar, sedang, dan mudah. Rumus yang digunakan:
Keterangan: I
: indeks kesulitan untuk setiap butir soal.
B :
banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal. N
: banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan.
7
6
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. II, hlm. 263.
7
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah: - 0,30
= soal kategori sukar 0,31 - 0,70
= soal kategori sedang 0,71 - 1,00
= soal kategori mudah
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang
pandai berkemampuan rendah.
Rumus untuk menentukan daya pembeda soal adalah:
Keterangan: D
= Daya pembeda soal. PA
= Proporsi kelas atas. PB
= Proporsi kelas bawah. BA
= Banyak siswa kelas atas yang menjawab benar. BB
= Banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar. JA
= Banyak siswa kelas atas. JB
= Banyak siswa kelas bawah. Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
D :
0,70 - 1,00 = sangat baik.
D :
0,40 – 0,70 = baik.
D :
0,20 – 0,40 = cukup.
D :
kurang dari 0,20 = buruk.
8
2001, hlm. 137.
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 213.
5. Pengujian Prasyarat Analisis a Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors dengan taraf signifikan α = 0,05
Hipotesis: H
: Data berdistribusi normal H
a
: Data tidak berdistribusi normal Kriteria pengujian:
Terima H , jikaL
hitung
L
tabel
Tolak H , jikaL
hitung
L
tabel
b Uji N-Gain Nilai Capaian Peningkatan Hasil Belajar
Untuk mengetahui N-Gain dapat ditentukan dengan rumus:
Terdapat tiga kategori perolehan skor N-Gain ternormalisasi: G – Tinggi
: Nilai 0,7 G – Sedang
: Nilai 0,3 – 0,7 G – Rendah
: Nilai 0,3
H. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis 1. Data hasil belajar siswa terhadap Penerapan Mastery Learning
Pengolahan data hasil belajar siswa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Teknik pengolahan data 2. Teknik analisa data
2. Tes Hasil Belajar
Dalam menganalisa data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus.