Uji Hipotesis. THE SIGNIFICANCE EFFECT OF BRAND IDENTITY ON CONSUMER SATISFACTION AND BRAND LOYALTY (Study on Starbucks’s consumer in Surabaya).

multikolinearitas atau singularitas. Pada umumnya program computer SEM telah menyediakan fasilitas warning setiap kali terdapat indikasi multikolinearitas atau singularitas, bila muncul pesan tersebut maka peneliti diharapkan meneliti ulang data yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat kombinasi linier dari variabel yang dianalisis. Peneliti akan perlakukan data treatment dengan mengeluarkan variabel yang menyebabkan singularitas. Bila singularitas dan multikolinearitas ditemukan dalam data yang dikeluarkan tersebut, salah satu treatment yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan composite variables kemudian menggunkana composite variables tersebut dalam analisis selanjutnya.

3.6. Uji Hipotesis.

Dalam analisis SEM, tidak ada alat uji statistic tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model. Umumnya terhadap berbagai Fit index yang digunakan untuk mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data yang disajikan peneliti melakukan pengujian dengan menggunakan beberapa fit index untuk mengukur kebenaran model yang diajukan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan cut-off valuenya untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak. a. χ²- Chi-Square statistic. Alat Uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood ratio chi- square statistic , model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan apabila nilai chi- squarenya rendah. Semakin kecil nilai χ² semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cutoff-value sebesar ρ 0.05 atau ρ0.10. Rumus dasar Chi Kuadrat adalah sebagai berikut: k χ² = Σ fo-fh 2 i=1 fn Dimana: χ² = Chi Kuadrat fo = Frekeunsi yang diobservasi fn = Frekuensi yang diharapkan b. RMSEA The Root mean Square Error of Approximation. RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk untuk mengkompensasi chi- square statistic dalam yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebihkecil atau sama dengan 0.08 merupakan index untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degree of freedom. c. GFI-Goodness of Fit Index. Indeks kesesuaian fit index ini akan menghitung proporsi tertimbang dari matriks varians dan kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi yang terestimasikan.GFI adalah sebuah ukuran non statistika yang mempunyai rentang nilai antara 0 poor fit sampai dengan 1.0 perfect fit nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fir.Rumus untuk menghitung GFI adalah sebagai berikut: GFI = tr σ’Wσ Trs’Ws Dimana: penyebut adalah jumlah varians tertimbang kuadrad dari matriks kovarians model yang diestimasi, sementara pembilang adalah jumlah varians tertimbang kuadrad dari matriks kovarians sampel. W adalah jumlah matriks bobot yang dipilih sesuai dengan metode yang dipilih. d. AGFI- Adjusted Goodness-of Fit Index. GFI adalah analog dari R² dalam regresi linier berganda yaitu suatu koefisien yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0.90. GFI maupun AGFI adalah criteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians sampel. AGFI diperoleh dengan rumus sebagai berikut: AGFI = 1- 1-GFI db D Dimana: db : jumlah-sampel-moment d : degrees of freedom e. CMINDF. The Minimum Sample Discrepancy Function CMIN dibagi dengan degree of freedom akan menghasilkan indeks CMINDF, yang umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengkur tingkat fitnya sebuah model. Nilai χ² relative kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari 3.0 adalah indikasi acceptable fit antara model dan data. f. TLI Tucker Lewis Index. TLI adalah sebuah alternative incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomdasikan sebagi acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit.Indeks ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Cb - C TLI= db d Cb - 1 db Dimana C adalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dan d adalah degrees of freedom, sementara Cb dan db adalah diskrepansi dari baseline model yang dijadikan pembanding. g. CFI-Comparative Fit Index. Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi a very good fit. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI0.95. keunggulan dari indeks ini adalah bahwa indeks ini besarnya tidak dipengruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI diperoleh dengan rumus: CFI=RNI= 1- C – d Cb-db Dimana C adalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dan d adalah degrees of freedom, sementara Cb dan db adalah diskrepansi dan degrees of freedom dari baseline model yang dijadikan pembanding. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil. 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.

4.1.1.1 Gambaran Umum Starbucks.

Pada tahun 1971, kedai kopi, teh dan rempah Starbucks memulai bisnisnya di Seatle, Washington. Amerika Serikat. Starbucks didirikan oleh Jerry Baldwin, Zev Siegl, dan Gordon Bowker, pada tahun 1971, sejarah merek Starbucks berubah pada tahun 1987 ketika Starbucks diakuisisi oleh kepala pemasaran Howard Schultz, yang berhasil menjadikan Starbucks menjadi sebuah merek yang identik dengan kopi. Starbucks menawarkan biji kopi dengan kualitas terbaik yang dipadukan dengan konsep kedai-kedai kopi Eropa yang elegan, Starbucks juga telah berhasil merevolusi industri kopi, yang dalam proses tersebut juga merubah banyak aturan-aturan konvesnional di bidang manajemen. Pada tahun 1987 kedai Starbucks di Seatle berjumlah tujuh belas, merek Starbucks terus berkembang sehingga pada tahun 1992 jumlah kedai Starbucks bertambah menjadi seratus enam puluh lima, dan pada tahun 1992 Starbucks membuka kedai mereka yang pertama di luar Amerika Serikat, yaitu di Tokyo, Sekarang Starbucks telah berkembang menjadi sebuah merek yang dengan tingkat penerimaan yang sangat baik untuk konsumen, dengan kedai di empat puluh sembilan negara serta tingkat kunjungan konsumen rata-rata tiga puluh lima juta dalam setiap minggu, hal ini membuktikan bahwa sebagai merek Starbucks telah berhasil meyakinkan konsumen akan identitas merek yang di miliki oleh Starbucks. Mulai dari dibentuknya hingga sekarang, Starbucks telah berhasil menjadi salah satu merek yang kuat di dunia, hal ini telah dibuktikan melalui riset merek global yang dilakukan oleh pihak manajemen. Starbucks bersama dengan Starbucks subsidiaries membeli dan mengolah biji kopi terbaik dan menjualnya, dalam bentuk biji kopi olahan segar, dan produk- produk kopi olahan antara lain: Italian style espresso beverages, cold blended beverages. Selain kopi Starbucks juga menyediakan teh dengan kualitas terbaik pilihan. Selain menyediakan produk kopi dan teh Starbucks juga menyediakan makanan ringan pelengkap, serta berbagai produk asesoris yang berhubungan dengan produk kopi. Starbucks selalu berupaya untuk menjadi peramu dan spesialis kopi terbaik di dunia,serta berupaya untuk memberikan brand experience pengalaman merek terbaik bagi konsumen dan pelanggan, Starbucks menyadari bahwa konsumen dan pelanggan datang ke kedai Starbucks karena mereka merasa dihargai secara pribadi, dan karena di kedai Starbucks sebuah hubungan penuh makna antara konsumen dengan merek dibangun, semua yang dilakukan Starbucks dimaksudkan untuk memberikan konsumen dan pelanggan brand experience pengalaman merek yang positif ketika konsumen dan pelanggan membeli makanan dan minuman berkualitas. Proses membangun merek ini dilakukan Starbucks dengan menciptakan Starbucks experience . Melalui Starbucks experience, Starbucks berusaha untuk membangun hubungan personal dengan konsumen dan pelanggannya, Starbucks memahami pentingnya keterikatan personal antara sebuah merek dengan kosnumen dan pelanggan, keterikatan personal ini akan memberikan pengaruh positif kepada konsumen dan pelanggan yang dilayani, yang berarti juga berperan dalam proses membangun merek.