akan menambah biaya produksi. Perushaaan menarapakan system make to order, jika tidak ada order terhadap produk yang diproduksi berlebih maka
akan stock tersebut akan disimpan pada tempat penyimpanan. Semakin lama penyimpanan maka produk akan menjadi cacat karna karat.
5. Inventory Persediaan Berlebih
Perusahaan memelakukan pesanan bahan baku ke supplier untuk persediaan satu bulan, sehingga bahan baku menunggu untuk proses
selanjutnya. Bahan baku yang dipesan belum sesuai dengan kondisi produksi untuk lantai pabrik. Dengan persediaan yang banyak akan
menimbulkan permasalahan terhadap biaya, tempat penyimpanan, dan kadar unsur yang dikandung akan terkontaminasi oleh lingkungan luar
dan bisa menghasilkan produk cacat untuk diproses lebih lanjut.
5.2.2.8 Penentuan Akar permasalahan
Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan value stream manager dapat dilihat dari pemborosan utama perusahaan ini adalah adanya pemborosan waktu
menunggu, proses berlebih, waktu transportasi yang lama dan kegiatan yang repetitive dan terdapatnya produk cacat. Permasalahan ini akan dicari
penyebabnya dengan bantuan 5 Why dan cause effect diagaram untuk analisa permasalahan kecacatan. Pencarian akar masalah dengan 5 Why ditampilkan pada
Tabel 5.32 dan cause effect diagram pada Gambar 5.15.5.16 dan 5.17
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.32. Analisa Akar Masalah Pemborosan yang Terjadi Pada Perusahaan
Permasalahan Why Why
Why Why
Why
Waktu menunggu
Proses berjalan bertahap-tahap
Profil menunggu untuk proses straiching
Pekerja menunggu 20 unit batang profil dari
proses ekstrusi waktu ekstrusi
mengeluarkan profil sesuai design die
Ukuran die
yang berbeda memerlukan
waktu yang berbeda Mesin ekstrusi menunggu
billet dan die Waktu change over
time pada die terlalu lama
Profil menunggu untuk proses cutting
Menunggu menyelesaikan proses
straiching Straiching dilakukan satu
persatu Pekerja
straiching sama dengan cutting
profil Profil menunggu untuk
menuju aging machine Menunggu untuk
memenuhi kapasitas rak Jumlah untuk 4 kali
potong dari 20 unit batangan profil tidak
mencukupi Banyak hasil potong
menjadi scrap
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.32. Analisa Akar Masalah Pemborosan yang Terjadi Pada Perusahaan lanjutan
Permasalahan Why Why
Why Why
Why Profil menuggu pada
aging mechine Menunggu untuk
mencukupi kapasitas aging
Proses ekstrusi produksi bertahap
Tergantung permintaan harian
Profil menunggu untuk diproses anodizing plan
Menunggu untuk dip roses di dijigging
Kapasitas dari anodizing plan dan proses yang
memerlukan waktu panjang.
Keterbatasan bak untuk anodizing
Profil menunggu untuk diproses pada powder
coating Profil menunggu untuk
diproses di Anodizing plan seperti rinsing,
desmutting, dan
cromatting Proses untuk powder
coating harus melewati beberapa proses di
anodizing Anodizing
juga menyelesaikan
permintaan produk AN
Operator Menunggu
Proses berjalan bertahap-tahap
Pengerjaan yang harus membuat operator
menunggu Waktu pengerjaan lebih
banyak dilakukan oleh mesin atau fasilitas
pembantu Keterbatasan jumlah
unit
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.32. Analisa Akar Masalah Pemborosan yang Terjadi Pada Perusahaanlanjutan
Permasalahan Why Why
Why Why
Why Menuggu surat perintah
kerja Informasi Permintaan
Harian
Transportasi Waktu
permindahan Yang lama
Jarak yang jauh Pemindahan dilakukan
manual Pemindahan yang berulang Layout
yang tidak beraturan
Produksi Berlebih
Melebihi jumlah
permintaan Adanya aloowance dari
pemintaan Untuk mengatisipasi
kekurangan dari hasil produksi
Tingginya tingkat kecacatan produk
Adanya proses produksi yang tidak
sesuai dengan
Inventory Tidak sesuai
dengan jumlah yang
dibutuhkan Jumlah pemesan produk
yang tidak tentu jumlahnya
Permintaan produk harian dari konsumen
Permintaan bahan baku yang dilakukan dalam
jumlah besar kepada supplier
Pengiriman bahan baku dalam waktu bulanan
Universitas Sumatera Utara
MANUSIA MATERIAL
LINGKUNGAN MESIN
METODE Kontaminasi
angin
Ketidakdisiplinan dalam bekerja
Kecerobohan Ketidakpedulian acuh tak acuh
Kekerasan Bahan Kandungan billet mengandung
oksigen Kurang Perawatan
Mesin Sering Rusak Setting Mesin Salah
Lantai Produksi Kotor Tidak ada jadwal
pembersihan yang teratur
Operator tidak menalakukan inspeksi
dengan teliti Kurangnya kesadaran dan
tanggung jawab
Kurang Pelatihan dan Evaluasi
Belum lengkapnya SOP yang dibakukan
Belum ada teknik inspeksi bahan baku yang tepat
Kualitas bahan baku yang kurang baik dari supplier
Penyimpanan bahan baku Tempat kotor
Waktu penyimpanan yang lama
Waktu menunggu yang lama
Gambar 5.15 Cause Efect Diagram Untuk Kontaminasi Angin
Universitas Sumatera Utara
MANUSIA MATERIAL
LINGKUNGAN MESIN
METODE Lembek
Ketidakdisiplinan dalam bekerja
Kecerobohan Ketidakpedulian acuh tak acuh
Kekerasan Bahan
Kurang Perawatan Mesin Sering Rusak
Setting Mesin Salah
Operator tidak melakukan setingan dengan tepat
Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab
Kurang Pelatihan dan Evaluasi
Belum lengkapnya SOP yang dibakukan
proses yang tidak terkontrol Kualitas bahan baku yang
kurang baik dari supplier
Waktu menunggu yang lama Pemanasan mesin
Suhu Mesin kurang pada proses ekstrusi
Waktu proses cepat pada aging
Suhu lingkungan tinggi Struktur fisik
bahan baku Qualitas bahan penolong
Jumlah bahan penolong yang sedikit
Aging Waktu yang kurang
Suhu Pengerasan
Gambar 5.16 Cause Efect Diagram untuk Profil lembek
Universitas Sumatera Utara
MESIN MATERIAL
MANUSIA LINGKUNGAN
METODE Baling, kaki
masuk, dan lis
Ketidakdisiplinan dalam bekerja
Proses ekstrusi Proses yang terlalu cepat
Kurang Perawatan Mesin Sering Rusak
Setting Mesin Salah
Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab
Belum lengkapnya SPO yang dibakukan
Proses diluar kontrol Cetakan
Ukuran yang salah
Tidak ada pemeriksaan
Waktu menunggu yang lama Bahan keras
Menunggu untuk straiching
Operator menunggu untuk straiching
Kurang Pelatihan dan Evaluasi
Pengaturan speed mesin ekstrusi
Strachinh proses Die tidak sesuai
permintaan Pemenasan mesin
ekstrusi
kellahan Suhu Lingkungan tinggi
Gambar 5.17 Cause Effect Diagram untuk cacat baling, lis dan kaki masuk atau keluar
Universitas Sumatera Utara
5.2.4. Pembentukan Future State Map 5.2.4.1 Tidakan Perbaikan dengan Lean Manufacturing