Sejarah Yayasan Bina Insan Mandiri
kota depok, tapi tadi di sisi lain justru banyak anak-anak usia peserta didik yang belum terakomodir belum bisa terlayani yang putus sekolah banyak, yang tidak
sekolah juga banyak. Jadi, berangkat dari keprihatinan ini akhirnya saya menggagas adanya sebuah pendidikan alternatif, pendidikan yang bisa
menampung mereka-mereka yang masih usia masih usia sekolah juga, jadi mereka masyarakat marginal yang memang harus mendapatkan pelayanan, jadi
pendidikan itu kan hak untuk semua tanpa terkecuali, kalo kita saling menyalahkan ga ada habisnya, akhirnya kita menggagas ini dengan modul
pendidikan non formal dan informal pendidikan kesetaraan, jadi kita bikin lembaga namanya PKBM Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Bina Insan
Mandiri, berhubung rahim kegiatan ini adanya di emperan masjid terminal akhirnya menjadi brand sekolah master ya dari situ, jadi rahim kegiatan sekolah
master atau PKBM Bina Insan Mandiri yang di bawah naungan Yayasan Bina Insan Mandiri ini dari emperan masjid terminal yang saya rekrut dari beberapa
divisi mahasiswa dan remaja masjid di masjid terminal itu sendiri.
1
Bapak Nurrohim yang saat itu selain sebagai penjual sembako aktif dalam organisasi kepemudaan yaitu sebagai pengurus ikatan Pemuda dan remaja Masjid Al-
Muttaqin terminal Depok. Tergugah untuk membuat sesuatu untuk memberikan pendidikan kepada mereka dengan mengadakan pesantren kilat bagi anak-anak
jalanan. Selain pesantren kilat, anak-anak jalanan juga diberikan pendidikan membaca,
tulis dan berhitung calistung, berawal dari pesantren kilat ini bapak Nurrohim beserta rekannya yaitu Poerwandiono, Toni, dan Masrudi mendirikan kelompok
belajar untuk anak-anak jalanan serta anak-anak dari keluarga miskin di wilayah Depok dan sekitarnya dengan memanfaatkan sebagian tempat di Masjid Terminal
untuk kegiatan belajar mengajar, dan menampung anak jalanan. Karena kegiatan tersebut dilakukan di Masjid terminal, maka lembaga ini lebih dikenal dengan
1
Wawancara Pribadi dengan Pak Nurrohim, Ketua PKBM Bina Insan Mandiri, Depok, Senin 10 Agustus 2014.
sebutan Sekolah Master Masjid Terminal. Master inilah yang menjadi cikal bakal Yayasan Bina Insan Mandiri. Sebuah yayasan yang berawal dari emperan masjid Al-
Mutaqin Terminal kota Depok, dengan ruang gerak bidang pendidikan, pembinaan, bakti sosial, dakwah, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Bermodal pendekatan secara manusiawi yang dilakukan bapak Nurrohim dan rekan-rekannya kepada anak jalanan, banyak anak jalanan yang bersedia mengikuti
kegiatan belajar di master yang pada awalnya berjumlah 20 orang. Seiring semakin banyaknya anak binaan yang didampingi oleh sekolah master, akhirnya bapak
Nurrohim bersama rekannya berusaha untuk membangun sebuah gedung yang sederhana dengan memanfaatkan lahan seluas 5000m2. Dari lahan tersebut 3000 m2
di antaranya adalah tanah fasum-fasum terminal dengan hal pakai yang telah diserahkan Pemda Depok ke Yayasan Bina Insan Mandiri, ditambah tanah waqaf
seluas 2000m2 yang sudah menjadi hak milik. Di mulai dari masjid dan sekarang telah mempunyai 15 lokal kelas termasuk
kontainer di tanah wakaf yang di mulai dari 1000m
2
secara bertahap telah mencapai 3500m
2
. Dahulu, lingkungan sekitar masjid berupa tempat-tempat prostisusi dan
tempat bermain billiard. Setelah turunnya keputusan pemerintah untuk membersihkan area tersebut dari praktek perjudian dan prostisusi, banyak rumah-rumah di sekitar
masjid yang ditinggalkan oleh penghuninya. Pelajar di master yang pada awalnya berjumlah 20 orang.
Pak Nurrohim mengaku bahwa pada awal terbentuknya YABIM, sangat sulit untuk mengajak masyarakat bergabung. Awalnya mereka masyarakat agak apatis.
Mereka curiga karena kan banyak yang mempermainkan orang miskin. Tapi setelah melakukan pendekatan dan beri pemahaman, akhirnya mereka mengerti dan bersedia
dibina. Dengan motivasi yang kuat untuk membentuk masyarakat yang cerdas,
mandiri, kreatif dan berbudi pekerti yang luhur PKBM Bina Insan Mandiri memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak jalanan, kaum marjinal dan para
dhu’afa melalui pendidikan kesetaraan dan terbuka. Tercatat 1200 warga belajar yang sedang mengenyam pendidikan di PKBM Bina Insan Mandiri, mereka begitu antusias
untuk mendapatkan hak-hak pendidikannya yang selama ini terabaikan. Kehadiran PKBM Bina Insan Mandiri telah menyelamatkan pendidikan siswasiswi yang
terancam tidak dapat melanjutkan pendidikannya dasar, menengah dan pendidikan atas.
Sasaran utama dari sekolah ini awalnya adalah anak jalanan, namun semakin mahalnya biaya pendidikan menjadikan pengurus membolehkan anak-anak dari
keluarga miskin menjadi siswa sekolah Master juga. Karena untuk bersekolah di sini tidak dipungut biaya sepeserpun, jadi siapapun bisa mengakses pendidikan. Seperti
yang diungkapkan Bapak Nurrohim saat diwawancarai: “Sasarannya memang kita fokus di anak jalanan, anak terlantar, anak
berkebutuhan khusus, dan anak cacat dan anak-anak yang berhadapan dengan hukum jadi kita menjangkau yang tidak terjangkau, melayani yang tidak
terlayani, jadi dengan modul pendidikan ini harus ada pendidikan yang khusus
yang sesuai dengan karakteristik sesuai dengan citra dan psikologis anak itu sendiri mereka tidak bisa diseragamkan harus masuk formal semua, yang
pertama dari segi karakter dan dari segi kesempatan jadi itu yang menjadi konsen perhatian kita
.”
2
Kehadiran Yayasan Bina Insan Mandiri di terminal Depok sangatlah membantu dalam mencerdaskan anak bangsa dan merealisasikan harapan-
harapannya. Paling tidak dengan adanya PKBM dan Yayasan Bina Insan Mandiri pembelajaran secara garis dapat memberikan solusi dari permasalahan masyarakat
yang menjadi beban pemerintah. Sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat marjinal untuk tidak dapat mengenyam pendidikan.
Tantangan PKBM Bina Insan Mandiri ialah mampu membentuk masyarakat yang mandiri, kreatif, dan berakhlak mulia sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat.