Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
komunikasinya, selain itu agar setiap perkataannya tidak menyakiti perasaan orang lain karena Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari
berbagai macam suku, agama, dan bahasa sehingga sudah barang tentu cara berkomunikasinya pun beraneka ragam. “Komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan”.
1
Komunikasi bukan sekedar tukar menukar pikiran serta pendapat saja akan tetapi kegiatan yang dilakukan untuk berusaha mengubah pendapat dan tingkah
laku orang lain.
2
Komunikasi akan berhasil dan berjalan dengan baik apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat diterima dan
dapat dipahami dengan baik sehingga terjadi persamaan pemahaman diantara keduanya. Dengan demikian komunikator dapat mempengaruhi komunikan.
Komunikator dapat mempengaruhi orang lain untuk mengubah sikap sesuai dengan pesan yang dikemukakan, sehingga orang lain mengikutinya atau
mengubah sikapnya perilakunya. Hal ini yang membuat pola komunikasi sebagai penunjang dan penentu dari keberhasilan sebuah komunikasi dapat
berjalan dengan baik. Bicara mengenai pola komunikasi maka ada beberapa pola komunikasi
yang dapat digunakan dalam berkomunikasi, yaitu pola komunikasi, roda pola komunikasi lingkaran, pola komunikasi rantai dan pola komunikasi bintang, pola
y, Semua pola komunikasi ini dapat digunakan dalam setiap proses komunikasi
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,2001, cet. Ke-1, h. 4.
2
H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000 h. 26.
berlangsung tentunya dalam penggunaannya disesuaikan oleh kondisi dan faktor lapangan saat proses komunikasi berlangsung.
Penerapan pola komunikasi yang tepat menghasilkan keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi sehingga setiap pesan dapat diterima dan
dipahami oleh setiap pelaku komunikasi itu sendiri. Proses komunikasi tidak hanya berlangsung pada seseorang yang berada di
rumah atau di kantor, tetapi juga berlangsung di jalanan pada anak jalanan. Keberadaan anak jalanan sudah lazim kelihatan pada kota-kota besar di Indonesia,
seperti halnya di Jakarta dan Depok. Saat ini di Indonesia, jumlah penduduk miskin semakin meningkat jumlahnya sebagai akibat dari krisis ekonomi. Dampak
dari meningkatnya jumlah penduduk miskin tersebut menyebabkan sebagian dari anak-anak mereka yang masih di bawah umur turut bekerja membantu menambah
keuangan keluarga. Kebanyakan anak-anak tersebut bekerja di jalan-jalan sebagai pengasong Koran, rokok, permen, penjual jasa payung, joki three in one dan
sebagainya. Anak-anak tersebut yang biasa dikenal dengan anak jalanan.
3
Setiap anak yang lahir, ia berhak mendapat pendidikan dari orang tua ataupun seorang pembimbing tentang ibadah. Sosok pembimbing atau yang
disebut dengan tutor disini, sangat dibutuhkan oleh seorang anak jalanan, jika mereka tidak memiliki orang tua yang mendidik dan memberikan pengajaran
kepadanya. Karena dalam islam setiap anak Adam berhak mendapat pembinaan dan pendidikan dan dipandang suci dan mulia. Anak jalanan sebagaimana pada
umumnya manusia mempunyai akal yang berkemampuan untuk mengetahui baik
3
L. Moeliono. Anak jalanan: Antara Kerentanan dan Ketahanan Sisi lain Fenomena Sosial Jakarta. Modul Seminar PMKRI. 1997, h.6.
dan buruk. Untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani ataupun rohani seorang manusia tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus kerja sama dengan orang
lain, hal ini karena keterbatasan kemampuan berfikir manusia dan juga karena keterbatasan kemampuan fisik maupun psikis.
4
Fungsi yang sangat penting sebagai seorang tutor disini yaitu berkomunikasi dalam menanamkan serta membina keagamaan yang baik bagi
anak-anak jalanan di Yayasan. Yayasan Islam sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga pendidikan, tempat untuk mempelajari, mendalami, menghayati dan
mengamalkan ajaran agama islam yang menerapkan pentingnya moral keagamaan.
5
Di dalam agama islam ibadah menempati posisi yang penting, karena ibadah merupakan salah satu pokok ajaran agama. Ibadah adalah
“suatu kegiatan atau perbuatan yang dilakukan untuk memenuhi berbagai kehidupan dunia, yang
disertai niat mencari ridha Allah, serta dijalankan dengan memperhatikan norma- norma keagamaan”.
6
Pembinaan ibadah bertujuan untuk menuntun anak jalanan agar meniru akhlak yang ditunjukan Allah lewat Rasul-Nya dan agar anak tidak
mengalami penyimpangan perilaku sehingga akan memiliki akhlak yang terpuji. Peranan komunikasi dalam kehidupan pembinaan ibadah sangat penting, bahkan
komunikasi ketika dipandang dalam arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai proses transformasi atau pertukaran berita atau pesan. Tetapi komunikasi
dikatakan sebagai kegiatan individu dan kelompok, mengenai tukar menukar data, ide, dan wawasan. Maka komunikasi memiliki fungsi dalam setiap sistem sosial
4
Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Qur’an Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990 h.4.
5
Mastufu, Prinsip Pendidikan Pesantren Jakarta: Inis, 1994, h. 55.
6
H. Baihaqi A,K, Fiqh Ibadah Bandung: Mas Bandung, 1996, cet ke-1, h. 31.
tidak terkecuali komunikasi yang efektif akan mendatangkan kemajuan dalam dunia pendidikan.
Pandangan anak jalanan yang berkeliaran di jalanan, terminal maupun di lampu merah untuk mencari nafkah sudah tidak asing lagi, karena mereka
menghabiskan waktunya di jalanan. Kehidupan di jalanan yang serba bebas dan pada umumnya mereka tidak terdidik dan tanpa keahlian tertentu, sehingga sangat
potensial mereka melakukan tindakan kriminal yang mengakibatkan dapat meresahkan masyarakat.
7
Semuanya itu disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang pendidikan agama. Padahal anak seusia mereka harus dibina
ibadahnya agar tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang serba bebas yang menyebabkan mereka melakukan perbuatan yang kurang baik, dan dapat
membahayakan diri mereka sendiri atas perbuatan yang kurang baik tersebut. Yayasan Bina Insan Mandiri atau yang biasa disebut dengan Sekolah
Master Masjid Terminal Depok lahir berawal dari rasa keprihatinan terhadap adanya gejala perubahan sosial masyarakat yang semakin terlihat nyata di Kota
Depok. Salah satu gejala perubahan sosial masyarakat yang teramati adalah keberadaan anak-anak jalanan, terlantar dan menggelandang atau mengamen,
mengasong, di fasilitas-fasilitas umum masyarakat yang ada di Kota Depok. Fasilitas-fasilitas umum yang keberadaan mereka dapat dengan mudah terlihat
adalah masjid, pasar, jalan raya serta terminal dan stasiun yang letaknya relatif
7
L. Moeliono. Anak jalanan: Antara Kerentanan dan Ketahanan Sisi lain Fenomena Sosial Jakarta. Modul Semnar PMKRI. 1997, h.8.
mudah untuk dijangkau ataupun menjangkau pusat Kota Jakarta. Anak-anak tersebut rata-rata tidak bersekolah.
8
Salah seorang yang termasuk memiliki rasa keprihatinan akan keberadaan anak-anak jalanan di Kota Depok adalah Bapak Nurohim. Dengan melihat
keberadaan mereka yang tidak mengeyam pendidikan, maka timbul pemikiran untuk membentuk sebuah wadah pendidikan gratis bagi anak-anak jalanan yang
terlihat di sekitar Kota Depok tersebut. Untuk mewujudkan pemikirannya itu diawali dengan mendirikan sebuah Yayasan Bina Insan Mandiri. Sebuah yayasan
yang berawal dari emperan masjid Al-Mutaqin Terminal Kota Depok, dengan ruang gerak bidang pendidikan, pembinaan, bakti sosial, dakwah, kesehatan, dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
9
Munculnya Yayasan Bina Insan Mandiri anak jalanan mendapatkan perhatian dan pendidikan yang layak. Mereka juga
mendapatkan bimbingan dan pembinaan pendidikan terutama dalam masalah ibadah agar kelak menjadi kader muslim budi pekerti yang luhur yang sesuai
dengan aturan-aturan Islam. Oleh karena itu didorong rasa tanggung jawab pendidik terutama dalam pendidikan agama Islam, cara alternatif yang dirasa
cukup efektif bagi anak jalanan adalah dengan memberikan pendidikan agama islam yang berkaitan dengan masalah ibadah mereka agar tidak hanya sekedar
teori saja tetapi juga agar dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam memberikan pengarahan dan pembinaan kepada anak jalanan agar
mereka mau menerima dan menjalankan apa yang para tutor berikan tidak mudah. Karakteristik anak jalanan yang biasa hidup bebas di jalanan tanpa adanya aturan,
8
Wawancara Pribadi dengan Nurrohim, Ketua YABIM, Depok 10 Agustus 2014
9
Wawancara Pribadi dengan Nurrohim, Ketua YABIM, Depok 10 Agustus 2014
membuat mereka sukar untuk mengendalikan diri dan tidak memiliki kepedulian terhadap kepentingan terhadap kepentingan atau kebutuhan lingkungannya
asosial.
10
Untuk itulah terkait dengan kondisi di atas diperlukan adanya pola komunikasi yang tepat dan efektif untuk melakukan sebuah pembinaan terhadap
anak jalanan. Selaras dengan uraian dan latar belakang di atas dan mengingat pentingnya
bagaimana sebuah lembaga yang harus memiliki suatu cara untuk memberikan atmosfir yang baik kepada anak didiknya, agar mereka dapat menjadi pribadi yang
baik serta menjunjung nilai-nilai keagamaan dalam hal ini tentang ibadah kepada Allah SWT. Hal ini yang membuat penulis tertarik mengambil penelitian di
Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, dengan mengangkat judul skripsi :
“Pola Komunikasi Tutor terhadap Anak Jalanan dalam Pembinaan Ibadah di
Yayasan Bina Insan Mandiri Depok ”