Pola Komunikasi Tutor terhadap Anak Jalanan dalam Pembinaan Ibadah
tutor dalam mengarahkan dan membina ibadah anak jalanan melalui beberapa program pembinaan ibadah seperti BBQ belajar baca Al-Quran yang di dalamnya
terdapat shalat fardhu dan sunah, Tadarus Al-Quran program ini dilakukan rutin setiap harinya.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, di dapat bahwa pola komunikasi yang digunakan tutor dalam pembinaan ibadah anak jalanan di YABIM adalah pola
komunikasi roda, pola komunikasi bintang dan menggunakan bentuk komunikasi antarpribadi dan kelompok.
1. Dalam Pengarahan Shalat
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa pola komunikasi yang digunakan tutor dalam mengajarkan anak jalanan shalat menggunakan pola
komunikasi roda dan pola komunikasi bintang. Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada seseorang yang menduduki posisi sentral.
Jika digambarkan proses komunikasi yang terjadi seperti gambar berikut: Anak Jalanan 1
Anak Jalanan 4 Tutor Anak jalanan 2
Anak Jalanan 3
Gambar 4.1: Pola Komunikasi Roda
Maksudnya adalah di mana komunikator memberikan stimulus dan komunikan memberikan respon atau tanggapan yang diharapkan tanpa adanya
seleksi dan interpretasi. Ini menyebabkan komunikasi antara komunikator tutor dan komunikan anak jalanan lebih di dominasi oleh komunikator tutor,
sehingga hanya bersifat sebagai pendengar tanpa adanya umpan balik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, bunda Sri Wulan:
“Pola komunikasi disini memang sangat penting sekali yah untuk membina ibadah mereka karena tidak mudah dalam melakukan
pembinaan ibadah anak jalanan, karena membutuhkan pola komunikasi yang tepat dan efektif. Biasanya saya menerapkan pola komunikasi satu
arah dengan memberikan didikan dan pengarahan dari saya kepada anak-anak. Jadi ga ada respon atau umpan balik. Contohnya saja pada
saat sebelum belajar di masjid saya memberikan materi dan pengarahan kepada anak-anak tentang shalat.
2
Pola komunikasi roda digunakan oleh tutor dalam pembinaan ibadah
shalat baik secara teori maupun prakteknya. Pada komunikasi ini tutor sebagai sentral yang memberikan materi melalui pengarahan bagaimana cara shalat yang
baik dan benar. Komunikasi yang terjadi antara tutor terhadap anak jalanan cenderung bersifat satu arah tanpa adanya reaksi timbal balik di mana tutor hanya
memberi materi dan anak jalanan hanya mendengarkan. Pola komunikasi roda juga digunakan saat pengarahan shalat zuhur berjamaah di mana pelaksanaannya
dalam bentuk tutor mengumpulkan semua anak-anak di masjid sebelum pulang untuk melaksanakan shalat zuhur berjamaah. Tutor memberikan arahan, motivasi
2
Wawancara Pribadi dengan Sri Wulan, Tutor Penanggung Jawab BBQ, Depok, 16 Juli 2014
melalui metode ceramah dan cerita. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, Bunda Rina:
“sepulang sekolah ramai-ramai ke masjid untuk shalat berjamaah lalu anak-
anak di absen dan baru boleh pulang.” Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menafsirkan bahwa pola
komunikasi roda dengan metode ceramah adalah tepat, intensif dan lebih efisien digunakan, di mana tutor memberikan pesan di depan seluruh anak, anak jalanan
mendengarkan dan memahaminya. Selain pola komunikasi roda, pola komunikasi bintang juga digunakan
saat tutor mengajarkan anak jalanan praktek shalat. Bentuknya penjelasan bilamana materi yang disampaikan oleh tutor tidak dapat dipahami boleh
ditanyakan langsung. Dalam pola komunikasi bintang interaksi tutor dan anak jalanan tidak sungkan untuk menegur dan bertanya. Hal ini yang diterapkan oleh
kakak-kakak tutor yaitu dengan membebaskan anak untuk berbicara, tidak mengekang mereka untuk berpendapat. Selain itu, setiap tutor juga harus
memberikan contoh dan berinteraksi semaksimal mungkin dengan mereka, dengan semua itu mereka akan merasa bahwa mereka adalah bagian dari kita dan
kita adalah bagian dari mereka. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, Kak Gatot:
“ Kalo untuk beribadah khususnya shalat kita dulu yang harus melaksanakan beri contoh ke mereka, jadi kita sama-sama mengerjakan
bareng-bareng anak-anak, pendekatan kita aja terhadap anak-anak dulu latar belakang mereka gimana dikeluarganya sampai anak-anak itu ko
bisa sampai susah diatur , jadi kita masuk dulu di lingkungannya mereka itu bagaimana terus kita tanya setelah itu lama-lama dia akan ngomong
sendiri apa yang mereka tidak mengerti, yang salah di mana, kadang- kadang saya nanya sama mereka gimana kaka harus mengajar ke kamu
khusus ke kamu tanpa ada paksaan mereka untuk belajar. Saya juga sangat dekat mereka seperti teman sendiri bukan sebagai tutor mereka,
itu cara saya ag
ar dekat dengan mereka.”
3
Pola komunikasi bintang terjadi dua arah dan semua pihak terlibat. Komunikasi dua arah yaitu “komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif
serta memerlukan hasil feedback ”. Pendekatan tersebut melalui bahasa yang
dipakai yaitu bahasa yang bersifat persuasif berupa ajakan layaknya orang tua mereka sendiri. Sebagaimana yang diungkapkan oleh anak jalanan, Dede
Mauliyadi : “Tutor disini udah kayak keluarga , kayak orang tua sendiri jadi saya banyak
punya orang tua yang perhatian sama saya”
4
Pada pola komunikasi ini di ketahui bahwa anak jalanan memberikan feedback kepada tutor dengan baik. Dan menurut tutor, feedback yang diberikan
anak-anak jalanan sejauh ini sangat respon dengan apa yang sudah diberikan oleh kakak tutor dan mereka mulai mengaplikasikan serta mengikuti apa yang kakak
tutor berikan. Respon yang diberikan anak jalanan dari pembinaan ibadah yang diberikan sangat besar.
3
Wawancara Pribadi dengan Kak Gatot Koordinator keagamaan, Depok, 16 Juli 2014
4
Wawancara Pribadi dengan Dede Mauliyadi anak jalanan, Depok, 6 Agustus 2014
2. Dalam Pengarahan Taharah
Pola komunikasi yang digunakan tutor saat mengajarkan materi taharah menggunakan pola komunikasi roda di mana pola komunikasi nya terjadi satu
arah antara komunikator tutor dan komunikan anak jalanan. Tutor memberikan pengarahan bagaimana cara mandi wajib atau mandi junub dengan baik dan benar
kepada anak-anak jalanan di YABIM. Pada pola komunikasi ini tutor sebagai sentral yang memberikan materi melalui pengarahan. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh tutor YABIM, Bunda Rina Herawati: “Anak-anak disini kan sudah usia akil bhalig mereka ga tau soal mandi
junub mandi hadast gitu, dalam program BBQ pola komunikasi di sini biasanya saya memberikan materi mengangkat tentang suatu masalah
persoalan misalnya soal tadi mandi wajib mandi junub nanti kita kasih tau, mandi wajib tuh seperti ini dan mereka mendengarkan”.
5
Dalam pola komunikasi roda dilakukan di kelas dan di masjid. Dalam proses penyampaian materi tutor menyampaikannya dengan sabar dan perlahan
agar anak-anak mudah memahami materi tersebut dengan baik. Hal ini dilakukan karena tidak semua anak jalanan sudah mengetahui apa itu taharah. Hal inilah
yang membuat anak-anak merasa senang belajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh anak jalanan, Maulana Ibrahim:
“Baik ka, sabar banget kalo ngadepin kita”
6
5
Wawancara Pribadi dengan Rina Herawati, Tutor BBQ Belajar Baca Al-Quran, Depok, 20 Juli 2014.
6
Wawancara Pribadi dengan Maulana Ibrahim Anak Jalanan, Depok, 7 Agustus 2014
Adapun pola komunikasi yang dilakukan oleh tutor cukup efektif digunakan karena ini dukungan oleh tutor agar mereka bisa meningkatkan
ibadahnya dan bisa lebih baik lagi. 3. Dalam pengarahan Tadarus Al-Quran
Dalam program belajar membaca Al-Quran pola komunikasi roda juga digunakan oleh tutor. Pada komunikasi ini tutor sebagai sentral yang memberikan
materi melalui pengarahan dan diikuti prakteknya. Contohnya tutor memberikan pengarahan bagaimana cara membaca Al-Quran dan cara memahami tajwid
dengan baik dan benar. Pola komunikasi bintang juga digunakan oleh tutor dalam pembinaan
ibadah anak jalanan pada saat tadarus Al-Quran. Dalam pola komunikasi bintang tutor mengajarkan ayat suci Al-Quran dan tajwid dengan baik dan benar setelah
itu tutor memberi pertanyaan tentang materi tajwid kemudian anak jalanan menjawab pertanyaan tutor. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM,
Bunda Rina Herawati: “Biasanya disini kita kasih petunjuk dulu ya kita praktekan dulu
dicontohkan lalu baru mereka mengikuti, nanti dibina terus sampai mereka bisa seperti saat mereka membaca Al-Quran saya memberikan
contoh juga bertanya tentang tajwid nya apa, metode tanya jawab saya terapkan disini agar anak lebih aktif
”. Pola komunikasi bintang terjadi dua arah dan semua pihak terlibat.
Komunikasi dua arah yaitu “komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif serta memerlukan hasil feedback
”.
Pola komunikasi seperti ini, sudah bisa dikatakan efektif karena semua orang terlibat di dalamnya secara komunikasi secara dua arah baik itu komunikasi
antarpesona antara komunikator tutor dengan komunikan anak jalanan, maupun komunikan anak jalanan dengan komunikan anak jalanan dan adanya
kesamaan makna sehingga proses komunikasi berlangsung dalam situasi yang menyenangkan kedua belah pihak. Sehingga dalam proses komunikasinya anak-
anak jalanan lebih akrab dengan tutor. Pada saat istirahat, anak-anak dapat berkomunikasi dengan tutor dan membicarakan masalah pribadi, dan disediakan
juga waktu untuk sesi curhatkonsultasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, Kak Gatot:
“anak-anak jalanan yang susah diatur, kalo mereka pada jalanin seperti shalat dan mengaji buat yang biasa ikut saya tidak terlalu banyak nanya,
tapi yang susah diatur saya dekatkan dia saya tanya ke dia kenapa, saya ajak pelan-pelan karna mereka memang bukan anak-anak yang biasa di
rumah.”
7
Pada pola komunikasi bintang anak jalanan dapat mengutarakan permasalahan dan keluhan tentang masalah hidup yang dihadapi, kemudian para
tutor akan mecarikan solusinya. Anak jalanan merasa termotivasi sehingga mereka tidak sungkan dan malu-malu untuk mengungkapkan pendapat dan
bercerita tentang apa yang mereka alami dan rasakan. Karena kesabaran para tutor dan kenyamanan yang dirasakan anak-anak disini. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Andre sa lah satu anak jalanan di YABIM”.
7
Wawancara Pribadi dengan Muhamad Gatot, Koordinator Bidang keagamaan, Rabu, 16 Juli 2014.
“Enak-enak orangnya baik-baik ada juga yang galak tapi ngerti Alhamdulillah, sabar dan enak diajak ngobrol
.”
8
Pola Komunikasi seperti ini, sudah bisa dikatakan efektif karena semua
orang terlibat di dalamnya secara komunikasi secara dua arah baik itu komunikasi antarpesona antara komunikator tutor dengan komunikan anak jalanan,
maupun komunikan anak jalanan dengan komunikan anak jalanan dan adanya kesamaan makna sehingga proses komunikasi berlangsung dalam situasi yang
menyenangkan kedua belah pihak. Dari kedua pola komunikasi yang digunakan di Yayasan Bina Insan
Mandiri ini, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi yang terjalin di yayasan tersebut dikatakan sudah terjadi komunikasi yang efektif. Banyak unsur
komunikasi yang sudah memenuhi syarat, karena terjadi kesinambungan antara komunikator dengan komunikan. Unsur komunikasi tersebut adalah:
a. Sender atau komunikator Tutor, dalam hal ini adalah para tutor yang
menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang anak jalanan. Dalam hal ini, tutor memformulasikan pesan atau informasi kepada anak
jalanan berupa pengetahuan tentang ibadah mahdhah . “Semenjak di YABIM
perubahannya bisa shalat, bisa ngaji, bisa baca Al- Quran dan hafal 2 Juz”.
Ujar Andre saat diwawancarai. Pesan yaitu gagasan ide, informasi, pengalaman, yang telah dituangkan baik berupa kata-kata, lambang-lambang
atau isyarat. Pada saat penyampaian materi, pesan yang disampaikan tutor
8
Wawancara pribadi dengan Andre anak jalanan, Depok, 6 Agustus 2014
dapat diterima oleh anak-anak jalanan. Di karenakan komunikator tutor menggunakan komunikasi lisan dan praktik.
b. Pesan yaitu pada saat penyampaian materi, pesan yang disampaikan tutor
dapat diterima oleh anak-anak jalanan. Di karenakan komunikator menggunakan komunikasi lisan dan tulisan. Pesan yang disampaikan oleh
para tutor juga berupa komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif, berupa ajakan untuk berubah menjadi lebih baik lagi dari segi ibadahnya.
c. Feedback yaitu tanggapan komunikan anak jalanan yang disampaikan
komunikator tutor. Bahwa komunikan anak jalanan bisa memberikan umpan balik atau respon dari pesan yang disampaikan oleh komunikator
tutor. d.
Media merupakan saluran penyampaian pesan kepada komunikan anak jalanan. Komunikator tutor biasanya menyampaikan pesan melalui media
tulisan dan media visual. Tutor juga biasanya menyampaikan pesan dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di Yayasan yaitu masjid, halaman
sekolah, perpustakaan, lab. komputer. Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung
pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Mana yang terbaik dari sekian banyak media komunikasi
ini tidak dapat ditegaskan dengan pasti sebab masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dalam hal ini, Yayasan Bina Insan Mandiri
menyediakan buku-buku tentang ibadah, Al-Quran, kumpulan hadis-hadis yang akan dihafalkan serta dipraktekan oleh anak jalanan. Selain itu panduan
beribadah shalat dengan baik dan benar melalui media tulisan atau cetakan dan media visual seperti komputer. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor
YABIM, kak Mus tami’in:
“Media yang saya gunakan komputer dan Al-quran karena mereka lebih cepat menghafalkan surat-surat Al-quran terus ada media nya seperti
mereka menonton Youtube yang saya download banyak mereka lebih cepat nangkep di bandingkan mereka harus membaca, tapi mereka setiap
hari ya tetap harus mengaji tidak hanya di sekolah tapi di Asrama Master juga ibadah mereka di bina setiap hari.
9
Media tersebut dapat dikaji berulang-ulang dan dipergunakan oleh tutor dalam mengajarkan kepada anak. Dalam metode ini, pembina ibadah
menentukan materi dari surat-surat yang akan dihafalkan kepada anak-anak, seperti Juz Amma, hadits, serta surat-surat panjang seperti surat Al-waqiah,
An-naba, Al-Dzariyat dll. Setelah itu anak-anak mulai menghafal dengan masing-masing surat yang ditentukan. Setelah dihafalkan oleh anak hafalan
tersebut harus disetorkan kepada para pengurus dalam jangka waktu yang ditentukan. Metode hafalan adalah suatu cara yang digunakan oleh para tutor
dalam membina ibadah. Seperti bagaimana anak dapat menghafal setiap bacaan shalat dan menerapkannya dalam ibadah shalatnya sehari-hari. Ini
sesuai dengan tujuan serta teknik komunikasi yang digunakan, yaitu bertujuan agar anak jalanan dapat merubah sikap serta perilaku dalam beribadah
9
Wawancara Pribadi dengan Mustami’in Tutor YABIM, Depok, 15 Juli 2014
sehingga mereka paham dan benar dalam tata cara beribadah. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh tutor YABIM, kak Muhamad Gatot:
“Media komunikasi yang saya gunakan dengan buku panduan, Al-Quran dan kadang saya juga mengajak anak-anak menonton video di
lab.komputer yang ada di Yayasan tentang tata cara sholat, puasa dll.”
e. Penerima komunikan anak jalanan, penerima dari informasi yang
disampaikan oleh komunikator tutor di Yayasan ini utamanya adalah anak jalanan yang menjadi bagian yayasan. Mereka menerima semua pesan yang
disampaikan berupa pembinaan ibadah mahdhah dari tutor yang mengarahkan mereka untuk menjadi bagian dari Yayasan yang membawa nama baik
keluarga dan yayasan. f.
Efek yaitu hasil akhir komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan. Komunikasi yang dilakukan oleh tutor
dalam membina ibadah mahdhah anak jalanan telah berhasil dilakukan karena sikap dan kebiasaan ibadah sehari anak-anak dalam melakukan ibadah sudah
sesuai dengan yang diinginkan. Karena tujuan akhir dari berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap. Belajar dengan nyaman, mudah di serap,
dan juga telah di terapkan anak jalanan dalam sehari-hari.
10
Respon yang diserap oleh anak jalanan menjadi kunci utama keberhasilan, karena pada
hakikatnya anak jalanan berusaha menerapkan semua materi yang diberikan di dalam kehidupan mereka di lingkungan sosial.
10
Wawancara Pribadi dengan Kak Mustamiin Tutor , Depok, 6 Agustus 2014
Ada pula komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh para tutor terhadap anak-anak jalanan. Bentuk komunikasi antarpribadi merupakan
bentuk komunikasi yang digunakan oleh tutor dalam menyampaikan pengajaran dan membina ibadah anak jalanan. Komunikasi antarpribadi
merupakan proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi.
Komunikasi antarpribadi lebih sering digunakan oleh tutor YABIM pada saat di luar kelas atau di luar proses belajar mengajar. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh tutor YABIM, Kak Mustamiin: “Mendampingi mereka saat mengaji, saat ngobrol, saat ingin tidur
saya selalu berkomunikasi dengan mereka”
11
Pada komunikasi antarpribadi, anak jalanan dapat mengutarakan
permasalahan dan keluhan tentang masalah hidup yang dihadapi, kemudian para tutor akan mecarikan solusinya. Dalam berkomunikasi antarpribadi ini,
proses komunikasi semakin jelas dan komunikan anak jalanan dapat memberikan feedback secara langsung kepada komunikator tutor. Misalnya
pada saat waktu senggang si anak dapat berkomunikasi dengan tutor membicarakan masalah pribadi atau pun masalah pelajaran. Sebagaimana
yang di ungkapkan oleh tutor YABIM, bunda Fida: “lebih ke antarpribadi kayaknya soalnya kondisi anak-anak disini itu
punya masalah tersendiri kadang ada masalah dengan temannya atau keluarganya, mengajarkan mereka yang masih belum mengerti
11
Wawancara Pribadi dengan Mustami’in Tutor YABIM, Depok, 15 Juli 2014
tentang suatu materi tentang ibadah saya akan bertanya satu-satu pada anak yang belum mengerti nanti saya ajarkan langsung dengan
begitu si anak mudah memahami materi ”
Dalam komunikasi antarpribadi tutor berperan penting sebagai seorang pembina untuk memberikan arahan dan bantuan kepada anak didik satu
persatu setiap anak ditanya oleh tutor, kemudian anak dinasihati dan diberikan peringatan. Komunikasi ini dikatakan sangat efektif. Karena menurut
keterangan tutor hasilnya baik seperti diantaranya membuat anak jalanan lebih taat ibadah dan mengetahui hakikat ibadah, mengetahui letak kesalahannya
dan menimbulkan kesenangan juga keakraban siswa terhadap tutor. Hal ini dilakukan para pengajar untuk mengetahui kondisi atau keadaan yang dialami
anak-anak jalanan. Selain itu juga sebagai arahan, dan langkah-langkah dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Hal ini seperti yang penulis temui ketika siswa secara satu persatu sebelum melaksanakan shalat zuhur berjamaah diperiksa perlengkapan
shalatnya, seperti sajadah, peci, mukenah jika belum lengkap, jika ada yang belum lengkap tutor langsung memberikan peringatan dan menasehati. Hal ini
di tunjang dengan hasil wawancara siswa bahwa dengan komunikasi antarpribadi menjadikan paham akan hakikat ibadah yang baik dan menurut
syariat islam yang benar itu seperti apa, kemudian kesenangan dan keakraban
kepada tutor juga dirasakan karena siswa merasa diperhatikan secara pribadi.
12
Bentuk komunikasi ini juga terlihat dari cara tutor menyikapi tingkah laku atau sikap anaknya ketika diperintahkan untuk melaksanakan shalat
berjamaah atau ibadah lainnya. Dalam hal ini tutor berupaya mempengaruhi dan mengembalikan perilaku anak melalui pendekatan psikologis. Ada
saatnya para anak berkonsultasi secara langsung kepada tutor ketika tidak mengerti dan merasa kesulitan dalam mengikuti pelajaran yang diberikan,
khususnya pembelajaran ibadah. Komunikasi antarpribadi digunakan untuk pembinaan ibadah anak atau menerapkan nilai-nilai Islam ke dalam diri anak.
Komunikasi jenis ini di anggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogis, berupa percakapan. Komunikator tutor mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilakukan. Komunikator
mengetahui pasti apakah komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan anak
jalanan untuk bertanya sebanyak-banyaknya. Dalam proses komunikasi yang dilakukan, para tutor menggunakan
bahasa dan kata-kata yang mudah di mengerti, baik secara lisan maupun tulisan. Di samping para tutor menggunakan metode ketegasan juga tetap
12
Wawancara pribadi dengan Adam, Regi, dede, Maulana, Andre, Anak binaan YABIM, Depok, 7 Agustus 2014
memberikan perhatian dan kasih sayang. Karena dengan semua, anak jalanan akan membangun hidup mereka dengan kedisiplinan. Selain itu, dengan
menerapkan metode tersebut, sedikit demi sedikit anak-anak mengalami perubahan dalam ibadahnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ka
Mustami’in : “anak-anak disini itu gak bisa dikasarin karna hidup mereka yang
sudah keras dijalanan nanti dia bisa pergi jadi kita harus sabar memberi perhatian, kasih sayang pelan-pelan, pendekatan itu
nantinya akan terjalin dan sedikit demi sedikit anak-anak mau berubah dalam ibadahnya kayak shalat, mengaji, puasa itu mereka
kita bina pelan-pelan tap
i pasti” Komunikasi yang dilakukan oleh para tutor tidak hanya bersifat
informatif, yakni orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan dengan wawasan anak-anak jalanan tentang
agama islam dan segala perintah dan larangan-Nya. Anak binaan anak jalanan YABIM Depok menyukai komunikasi verbal ini karena dengan
komunikasi verbal, pesan yang disampaikan langsung dapat dipahami. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Andre salah satu anak jalanan di
YABIM: “Enak-enak orangnya baik-baik ada juga yang galak, kalo ngasih
materi ngerti Alhamdulillah, sabar dan enak diajak ngobrol”
13
13
Wawancara Pribadi dengan Andre Anak Jalanan, Depok, 6 Agustus 2014
Berarti para tutor di sini sudah memenuhi salah satu syarat menjadi pengajar yaitu pengajar harus berbicara dengan murid-murid dalam bahasa
yang dipahaminya. Dengan demikian pelajaran itu akan menarik hati anak- anak di sini.
Adapun komunikasi persuasif para tutor gunakan dengan cara mengajak anak-anak untuk melaksanakan shalat fardhu berjamaah dan
berpuasa ramadhan agar tidak boleh batal. Selain itu juga mengajak anak-anak untuk menggunakan kata-kata yang baik ketika sedang mengaji.
Komunikasi antarpribadi
adalah bahwa
setiap orang
yang berkomunikasi akan membuat prediksi efek atau perilaku komunikasinya,
yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi tutor reaksi anak jalanan menyenangkan atau positif, ini
merupakan suatu tanda bagi tutor bahwa komunikasinya berhasil. Hal ini dilakukan para tutor untuk mengetahui kondisi atau keadaan yang di alami
anak-anak jalanan. Selain itu juga sebagai arahan, dan langkah-langkah dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Adapun halnya komunikasi kelompok yang dilakukan tutor yakni ketika menginstruksikan dan mengarahkan anak jalanan untuk melaksanakan
kegiatan rutin yang dilakukan setiap harinya sebelum masuk ke dalam kelas yaitu tadarus Al-Quran. Maka siswa dengan tertib langsung meresponnya dan
membacanya bersama-sama. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh tutor YABIM, Bunda Wulan :
“setiap pagi rutin setiap hari setelah muraja’ah dibagi dalam beberapa kelompok, Level 1 di masjid deket terminal, level 2 dikelas,
level 3 di masjid baru, supaya leb ih mudah.”
14
Komunikasi kelompok ini digunakan ketika semua berkumpul di
masjid, setelah muraja’ah selesai dibagi lagi menjadi kelompok kecil di mana
setiap kelompok itu ada levelnya seperti level satu berarti anak masih mengaji Iqra 1-3, level dua anak mengaji Iqra 4-6, level 3 Juz Amma dan Alquran
Tahsin. Dengan komunikasi kelompok kecil yang dilakukan dalam tadarus Al-Quran terbagi menjadi empat kelompok. Dengan diberlakukannya
pengelompokan ini bertujuan agar mempermudah tutor dengan anak jalanan dalam berinteraksi ataupun sebaliknya.
Dalam kegiatan pembinaan ini jelas adanya komunikasi kelompok kecil yang sesuai dengan ciri-ciri komunikasi kecil, di antaranya yaitu antara
anak jalanan dengan anak jalanan yang lainnya yang terlihat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung tatap muka.
Komunikasi kelompok juga digunakan saat pengarahan shalat, pelaksanaannya dalam bentuk tutor mengumpulkan semua anak-anak di
masjid sebelum pulang untuk melaksanakan shalat zuhur berjamaah. Tutor
14
Wawancara Pribadi dengan Sri Wulan, Tutor Penanggung jawab BBQ, Depok, 16 Juli 2014
memberikan arahan, motivasi melalui metode ceramah dan cerita. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, Bunda Rina:
“sepulang sekolah ramai-ramai ke masjid untuk shalat berjamaah lalu anak-
anak di absen dan baru boleh pulang.” Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menafsirkan bahwa
komunikasi kelompok dengan metode ceramah adalah tepat, intensif dan lebih efisien digunakan dalam satu kumpulan ataupun kelompok kecil, karena dari
segi waktu singkat yakni dengan bersama-sama memberikan pesan di depan seluruh anak mendengarkan dan memahaminya, dan anak-anak disini
mendapatkan feedback langsung dan bisa tanya jawab ketika ada yang ingin bertanya. Sehingga pembinaan ibadah secara komunikasi kelompok dapat
dikatakan efisien dan intensif dalam penerapannya. Adapun pengarahan dalam kelompok ini terkait dengan pembinaan
langsung secara bersama-sama seperti menghafal bacaan-bacaan shalat, Al- Quran sebelum melaksanakan shalat zuhur berjamaah.
Berdasarkan penjelasan di atas yakni komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud
atau tujuan yang dikehendaki. Terkait dengan bentuk komunikasi kelompok sesuai dengan teori yang ada sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu
sama lain dalam pertemuan yang bersifat tatap muka face to face setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup
ketara sehingga ketika timbul pertanyaan dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perseorangan.
Setelah mengetahui beberapa kegiatan yang dilakukan di Yayasan Bina Insan Mandiri, peneliti menyimpulkan bahwa yayasan ini menerapkan
program pembinaan
ibadah terhadap
anak jalanan
dengan mempertimbangkan kemampuan mereka dengan cara menanamkan nilai-
nilai keagamaan dengan kedisiplinan dalam shalat berjamaah, penghafalan serta pembacaan Al-
Qur’an untuk meningkatkan ketaqwaan mereka dengan beribadah kepada-Nya. Semua itu, agar anak jalanan dapat menjadi manusia
yang beriman kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban yang telah Allah tetapkan, serta memilki sifat akhlakul karimah di kehidupan mereka.