21
Berdasarkan penjelasan tentang aktivitas belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dalam upaya untuk menghasilkan kemampuan tertentu dalam dirinya.
2.1.8 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Anni dkk 2007: 5. Menurut Suprijono 2011:
5, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap- sikap, apresiasi, dan keterampilan. Sementara menurut Bloom dalam Suprijono
2011: 6, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Merujuk pada pemikiran Gagne Thobroni dan Mustofa 2011: 22, hasil
belajar berupa hal-hal berikut: 1
Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, atau penerapan
aturan. 2
Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengkategorikan, kemampuan analisis-sintetis fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3
Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
22
4 Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud gerak jasmani secara otomatis.
5 Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang setelah mengalami proses belajar, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dampak pengiring.
2.1.9 Performansi Guru
Jabatan guru merupakan jabatan profesional. Seorang guru harus mempunyai kompetensi sebagai dasar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 10 2006: 8 menjelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional. Dijelaskan dalam Permendiknas No. 18 Tahun 2007 2007: 113 bahwa
kompetensi pedagogik meliputi, pemahaman guru terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sementara, kompetensi kepribadian dijelaskan sebagai kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. Dijelaskan juga bahwa kompetensi sosial merupakan
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa,
23
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali siswa, dan masyarakat sekitar. Selanjutnya, kompetensi profesional dijelaskan sebagai penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Selain itu, Sudjana 2010: 18 membagi kompetensi guru menjadi tiga
kategori, yakni kompetensi kognitif, sikap dan perilaku. Menurut Sudjana 2010: 18, kompetensi perilaku atau performansi guru artinya kemampuan guru dalam berbagai
keterampilan atau berperilaku seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa,
keterampilan menumbuhkan semangat belajar siswa, keterampilan menyusun persiapan atau perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi
kelas, dan lain-lain. Berdasarkan penjelasan di atas, maka baik tidaknya performansi guru dapat
dilihat dari pelaksanaan atau pengelolaan proses pembelajaran. Performansi guru dapat dikatakan baik, apabila guru mampu atau mahir dalam teknik mengajar.
Misalnya, dalam melaksanakan prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, atau penggunaan model pembelajaran. Performansi guru dikatakan
kurang baik, apabila guru kurang mampu atau kurang mahir dalam teknik mengajar.
2.1.10 Model Pembelajaran