Di bawah ini akan dijabarkan mengenai pengertian model pembelajaran berbasis masalah, karakteristik model pembelajara berbasis
masalah, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis masalah
2.2.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis
sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan - permasalahan. Permasalahan yang diajukan adalah masalah-
masalah yang dekat dengan kehidupan siswa, sesuai dengan psikologi anak, dan tujuan pembelajaran. Menurut Boud dan Fellety dalam Wena 2009 : 91
model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-
masalah praktis, berbentuk ill-struktured atau open-ended melalui stimulus dalam belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah menekankan pada pemberian masalah pada setiap pembelajaran
sehingga siswa terpancing untuk melakukan penyelidikan guna memecahkan masalah tersebut. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung, siswa
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan masalah yang diberikan oleh guru.
2.2.4.2 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya. Savoi dan Hughes dalam Wena 2009
menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik yaitu 1 belajar dimulai dengan suatu permasalahan, 2
permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa, 3 mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, bukan di
seputar displin ilmu, 4 memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri,
5 menggunakan kelompok kecil, dan 6 menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari dalam bentuk produk dan
kinerja. Teori tersebut dilengkapi oleh Arends dalam Abbas 2000: 13 ciri-ciri
pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut. a. Pengajuan Masalah atau Pertanyaan.
Pengaturan pembelajaran berdasarkan masalah berkisar pada masalah atau pertanyaan yang penting bagi siswa maupun masyarakat. Menurut
Arends dalam Abbas 2000:13 pertanyaan dan masalah yang diajukan itu haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut:
1 Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata siswa daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
2 Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan
penyelesaian siswa. 3 Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah
dipahami siswa. Selain itu, masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
4 Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah
tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang, dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah
yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
5 Bermanfaat. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik bagi siswa sebagai pemecah masalah maupun guru
sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan
masalah siswa. Serta membangkitkan motivasi belajar siswa. b. Keterkaitanya dengan Berbagai Disiplin Ilmu.
Masalah yang diajukan dalam pembelajaran berdasarkan masalah hendaknya mengaitkan atau melibatkan berbagai disiplin ilmu.
c. Penyelidikan yang Autentik. Penyelidikan yang diperlukan dalam pembelajaran berdasarkan masalah
bersifat autentik. Selain itu penyelidikan diperlukan untuk mencari
penyelisaian masalah yang bersifat nyata.Siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, membuat kesimpulan dan menggambarkan hasil akhir.
d. Menghasilkan dan Memamerkan HasilKarya
Pada pembelajaran berdasarkan masalah, siswa bertugas menyusun hasil penelitianya dalam bentuk karya karya tulis atau penyelesaian dan
memamerkan hasil karyanya. Artinya hasil penyelesaian masalah siswa ditampilkan atau dibuatkan laporannya.
e. Kolaborasi
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah, tugas-tugas belajar berupa masalah harus diselesaikan bersama-sama antar siswa dengan siswa, baik
dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, dan bersama-sama antar siswa dengan guru.
2.2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah