Service Quality Landasan Teori

19 perjalanan untuk membantu konsumen merencanakan kegiatan mereka. Kesesuaian waktu penjemputan dan pengantaran yang diperkirakan dengan waktu yang dihabiskan secara real menjadi indikator dalam dimensi ini. 5 Pelayanan pelanggan Customer Care Unsur praktik pelayanan yang menanggapi berbagai kebutuhan konsumen secara individual sesuai pelayanan standar penyedia jasa. Ketersediaan staff yang bertugas dan ketanggapan respon pelayanan menjadi indikator dimensi ini. 6 Kenyamanan Comfort Unsur pelayanan yang bertujuan untuk membuat konsumen nyaman dan menikmati perjalanan. kenyamanan kursi, penampilan motor yang prima, keterampilan pengemudi dalam berkendara serta kenyamanan berkomunikasi dengan pengendara menjadi indikator dalam dimensi ini. 7 Keamanan Safety Upaya pelayanan yang bertujuan memberikan rasa aman konsumen, yang berasal dari langkah-langkah nyata yang diimplementasikan dan aktivitas yang dirancang untuk meyakinkan konsumen untuk sadar akan langkah keamanan tersebut. ketersediaan helm dalam perjalanan, ketersediaan jaminan asuransi jiwa, keamanan pengendara dalam mengemudi menjadi indikator. 20 8 Dampak lingkungan sekitar Environmental impact Dampak lingkungan yang disebabkan oleh peraturan penyedia jasa dan prasarana yang dilewati. Kebisingan suara kendaraan, kerapihan dan kelayakan kendaraan secara fisik menjadi indikator dalam dimensi ini Pada skripsi ini, peneliti akan menggunakan 8 dimensi dari European Comitee for Standarization karena peneliti menggunakan studi kasus Go-Jek di Jakarta sementara 8 dimensi ini adalah pengukuran Service Quality yang dibuat khusus untuk sarana transportasi publik dibandingkan dengan SERVQUAL atau SERVPERF lebih cocok dan sering dipakai untuk sektor lain seperti ritel, pariwisata, bank, food and beverage service, dan sektor-sektor lainnya Parasuraman dkk., 1988:30; Fogarty, 2000:4; Cronin dan Taylor dalam Sanjay, 2004:28

2. Perceived Usefulness

a. Pengertian Perceived Usefulness Salah satu teori penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan sudah terbukti secara empiris digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi adalah model penerimaan teknologi technology acceptance modelTAM yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis pada tahun 1986 pada disertasinya Simarmata, 2015:3. TAM memiliki 2 konstruk yaitu manfaat persepsian perceived usefulness dan persepsian kemudahan penggunaan perceived ease of use. Pada skripsi kali ini, peneliti akan membahas 21 mengenai perceived usefulness, hal yang mendasari peneliti untuk memilih perceived usefulness adalah karena perceived usefulness lebih signifikan mempengaruhi penerimaan dan penggunaan teknologi dibanding perceived ease of use Venkatesh dan Davis, 2000:187 Perceived usefulness dapat didefinisikan sebagai sejauh mana konsumen percaya bahwa dengan menggunakan sistem teknologi informasi tertentu akan membantu performa aktivitas dan pekerjaan mereka. Davis, 1989:320; Venkatesh dan Davis, 2000:187; Venkatesh dan Bala 2008:275 dalam penelitian ini aplikasi GO-JEK dalam smartphones konsumen akan menjadi sistem teknologi informasi tersebut. Perceived usefulness hasil persepsi atau suatu kepercayaan konsumen mengenai proses pengambilan keputusan. Suatu sistem teknologi yang akan memberikan manfaat bagi konsumen, maka akan digunakan oleh konsumen, sebaliknya jika konsumen tidak merasa atau mempersepsikan tidak memberi manfaat maka sistem teknologi itu akan ditinggalkan. Simarmata, 2015:5 b. Pengukuran Perceived usefulness Dalam mengukur Perceived usefulness, peneliti menggunakan 6 indikator perceived usefulness Davis, 1989:331 yaitu: 1 Beraktivitas lebih cepat work more quickly Sistem informasi dapat menghemat waktu yang dikeluarkan untuk menggunakan jasa secara keseluruhan dan mempercepat proses aktivitas konsumen. Keyakinan konsumen menggunakan aplikasi dapat 22 mempercepat pekerjaan atau aktivitas menjadi indikator dalam dimensi ini. 2 Performa pekerjaan atau aktivitas Job performance Sistem informasi dapat membantu meningkatkan capaian dan prestasi pekerjaan atau aktivitas konsumen. Dengan menggunakan aplikasi ini, konsumen meyakini performa pekerjaan menjadi lebih baik. 3 Meningkatkan produktivitas Increasing productivity Sistem informasi mampu meningkatkan produktivitas kegiatan konsumen. Membantu konsumen menggunakan jasa transportasi melalui sistem dengan cepat dan tepat dapat menjadi tolak ukur produktivitas konsumen dalam kegiatan sehari-hari. Konsumen meyakini dengan menggunakan aplikasi GO-JEK dapat meningkatkan produktivitas pekerjaan atau aktivitas konsumen. 4 Efektivitas Effectiveness Sistem informasi dapat meningkatkan efektivitas kegiatan konsumen dalam menggunakan jasa. Pekerjaan atau aktivitas konsumen akan lebih baik dengan menggunakan aplikasi dibandingkan dengan cara konvesional atau cara tradisional. 5 Membuat aktivitas lebih mudah Makes job easier Konsumen menjadi lebih mudah dalam beraktivitas setelah memakai sistem informasi tersebut, konsumen meyakini bahwa dengan menggunakan sistem informasi tertentu, aktivitas atau pekerjaan menjadi lebih mudah diselesaikan 23 6 Keyakinan manfaat Useful Konsumen yakin akan manfaat yang diterima atas penggunaan sistem informasi tersebut. Indikator dalam dimensi ini ialah bahwa konsumen merasa yakin bahwa sistem informasi benar-benar bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari mereka.

3. Brand Image

a. Pengertian Brand Image Brand image atau citra merek dapat didefinisikan sebagai persepsi konsumen atas suatu merek secara keseluruhan yang dibangun dari berbagai asosiasi merek dan upaya pemasaran oleh suatu merek tertentu Keller, 2012:343 Brand image berhubungan dengan keuntungan dan manfaat yang diterima konsumen, hubungan emosi yang berbeda dari yang diterima konsumen, keistimewaan suatu merek dan asosiasi dari merek itu lalu diterima dan dipersepsikan oleh konsumen. Karena brand image dipersepsikan oleh konsumen dari serangkaian asosiasi merek maka penting buat perusahaan untuk membuat brand image yang positif Bivainene dan Sliburyte, 2008:23- 24; Fianto dan Hadiwidjojo, 2014:62 Brand image dapat dibentuk dari representasi kolektif dari akumulasi pengalaman terhadap merek yang dilakukan konsumen itu sendiri, didengar dari kerabat dekat lewat word of mouth atau lewat periklanan. Brand image berpengaruh langsung terhadap profitabilitas dan brand image diharapkan 24 menjadi pengendali atau yang mempengaruhi kepercayaan dan pembelian konsumen Kapferer, 2008:21,41,303 Dalam membangun suatu brand image, pemasar tidak hanya harus membuat asosiasi merek yang menguntungkan tapi harus kuat dan unik yang akhirnya akan membedakan mereka dari kompetitor Keller, 2012:77. Yang pada akhirnya, brand image adalah tentang bagaimana meraih keyakinan kuat tentang merek di pikiran dan emosi konsumen. Nilai dari merek yang terbentuk dari brand image harus menarik kebutuhan konsumen secara emosional dan konsumen menggunakan merek itu bukan hanya dari fitur dan fungsinya saja. Kotler,Kertajaya dan Setiawan, 2010:33 b. Pengukuran Brand Image Dari definisi brand image dapat ditarik kesimpulan bahwa mengukur brand image dapat dilakukan dengan mengukur persepsi konsumen atas suatu merek. Pengukuran brand image dapat dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah merek yaitu strengthness, uniqueness, dan favorable Keller, 2012:78: 1 Kekuatan Strengthness Strengthness dalam hal ini adalah keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh merek yang bersifat nyata dan tidak ditemukan pada merek lainnya. Kekuatan merek ini mengacu pada opini konsumen pada posisi merek tersebut di pasar dan kelebihan merek di mata konsumen sehingga dianggap sebagai sebuah nilai lebih dibandingkan dengan merek lain. Yang termasuk pada kelompok strengthness ini ialah penilaian subjektif oleh konsumen atas kualitas fisik dan visual

Dokumen yang terkait

Analisis Brand Association CocaCola dalam Pembentukan Brand Image Konsumen (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

11 55 105

Pengaruh Perceived Quality, Brand Association, dan Brand Loyalty Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

1 38 124

Pengaruh Perceived Quality dan Brand Association Terhadap Brand Loyalty Mie Instan Merek Indomie (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

1 42 105

Pengaruh Brand awareness, brand assosiation, perceived quality, dan brani image terhadap loyalitas konsumen sepeda motor honda : studi kasus pada mahasiswa uin syarif hidayatullah jakarta

0 9 112

Pengaruh harga (price), trust in brand, dan brand image terhadap brand loyality (studi kasus pada konsemen motor honda di kota Tangerang)

0 9 167

Pengaruh Brand Image dan E-Service Quality Terhadap Customer Satisfaction Bukalapak: (Studi Kasus Pada Pelanggan Bukalapak)

44 292 167

Ekuitas Merek Bank Syariah di Kalangan Mahasiswa Program Studi Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 11 151

PENGARUH PERCEIVED QUALITY, BRAND IMAGE, KEPUASANKONSUMEN DAN BRAND TRUST TERHADAP BRAND LOYALTY PRODUK Pengaruh Perceived Quality, Brand Image, Kepuasan Konsumen Dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Produk Kosmetik Merk Wardah.

0 3 15

PENGARUH PERCEIVED QUALITY, BRAND IMAGE,KEPUASAN KONSUMEN DAN BRAND TRUST Pengaruh Perceived Quality, Brand Image, Kepuasan Konsumen Dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Produk Kosmetik Merk Wardah.

0 4 15

PENDAHULUAN Pengaruh Perceived Quality, Brand Image, Kepuasan Konsumen Dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Produk Kosmetik Merk Wardah.

0 2 5