Analisis Jalur Path Analysis

45 signifikan atau tidak diukur dari nilai signifikansi dari setiap hubungan variabel. Nilai signifikansi harus lebih kecil nilainya dibanding nilai tingkat toleransi yang digunakan. Dalam penelitian ini nilai toleransi yang digunakan adalah 0,05 b Koefisien Determinasi Goodness of Fit Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R 2 , merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya suatu model yang terestimasi. Dengan kata lain, angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya Pardede dan Manurung, 2014:38-39. Rumus koefisien determinasi adalah: KD= Adjusted R Square x 100 Nilai adjusted R square diperoleh dari output SPSS, kita mengambil contoh jika substruktur I mempunyai adjusted R square 0,70 berarti koefisien determinasi 70 yang berarti variabilitas endogen yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel eksogen sebesar 70, sementara pengaruh sebesar 30 disebabkan oleh variabel diluar model substruktur ini. Dalam ouput SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary dan tertulis R square yang sudah disesuaikan atau tertulis adjust R square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen Ghozali, 2013:97. c Uji Signifikansi Simultan Uji F Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien regresi secara bersamaan, melihat pengaruh variabel eksogen pada variabel endogen 46 secara simultan. Ada beberapa langkah dalam menghitung uji F Pardede dan Manurung, 2014:63: 1 Menentukan hipotesis 2 Menghitung F-hitung yang diperoleh dari output SPSS dari tabel ANOVA 3 Menghitung F-tabel dengan ketentuan tarif signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan dengan ketentuan numerator : jumlah variabel4- 1 dan denumerator jumlah sampel100-4 4 Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut: Jika – F-tabel F-hitung atau F-hitung F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika – F-tabel F-hitung atau F-hitung F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. 5 Mengambil Keputusan. d Uji t Setelah melakukan uji koefisien secara simultan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien secara individu dengan menggunakan suatu uji dikenal dengan sebutan uji-t. Langkah-langkah dalam menghitung uji-t ialah Pardede dan Manurung, 2014:65: 1 Menentukan hipotesis 2 Mengetahui besarnya angka t-hitung diperoleh dari output SPSS 3 Mengetahui besanya angka t-tabel dengan ketentuan tarif signifikansi 47 0,05 dan derajat kebebasan jumlah sampel100-2 4 Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut: Jika – t-hitung - t-tabel atau t-hitung t-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika ¬ t-tabel t-hitung t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

4. Model Trimming

Model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefieisen jalurnya tidak signifikan Heise dalam Riduwan, 2007:127. Jadi, model trimming terjadi ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan ternyata ada variabel yang tidak signifikan. Walaupun ada satu, dua, atau lebih variabel yang tidak signifikan, peneliti perlu memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah dihipotesiskan.

5. Perhitungan Pengaruh

Analisis pengaruh ditunjukan untuk melihat seberapa kuat pengaruh suatu variabel dengan variabel lainnya baik secara langsung, maupun secara tidak langsung. Hasil yang dipakai adalah model setelah trimming. Formula yang dipakai dalam peneltian ini ialah : Struktur I: a. Pengaruh X 1 langsung : ρx 1 y 1. ρx 1 y 1 b. Pengaruh X 1 tidak langsung : ρx 1 y 1. r x 1 x 2. ρx 2 y 1 c. Pengaruh X 2 langsung : ρx 2 y 1. ρx 2 y 1 d. Pengaruh X 2 Tidak Langsung : ρx 2 y 1. r x 1 x 1. ρx 1 y 1 48

e. Total Pengaruh Struktur I

Struktur II a. Pengaruh X 1 langsung : ρx 1 y 2 . ρx 1 y 2 b. Pengaruh X 2 langsung : ρx 2 y 2 . ρx 2 y 2 c. Pengaruh X 1 tidak langsung melewati Y 1 : ρx 1 y 2. rx 1 y 1. ρy 1 y 2 d. Pengaruh X 2 tidak langsung melewati Y 1 : ρx 2 y 2. rx 1 y 1. ρy 1 y 2 e. Pengaruh Y 1 langsung : ρy 1 y 2. ρy 1 y 2 f. Total Pengaruh Struktur II

6. Uji Sobel

Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel 1982 dan dikenal dengan uji Sobel Sobel test. Uji sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M. Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X  M a dengan jalur M  Y b atau ab. Jadi koefisien ab = c – c’, dimana c adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standard error koefisien a dan b ditulis dengan sa dan sb dan besarnya standard error pengaruh tidak langsung indirect effect sab dihitung dengan rumus dibawah ini: Sab = √b 2 sa 2 + a 2 sb 2 + sa 2 sb 2 Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut: t = s 49 Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi. Asumsi uji sobel memerlukan jumlah sampel yang besar, jika jumlah sampel kecil, maka uji sobel menjadi kurang konservatif Ghozali, 2013:248-249. Pada penelitian ini akan digunakan hasil model sebelum trimming untuk membuktikan keselarasan hasil.

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2013:95. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: a Variabel Eksogen : 1. X 1 adalah service quality 2. X 2 adalah perceived usefulness b Variabel Endogen : 1. Y 1 adalah brand image 2. Y 2 adalah brand trust Tabel 3.3 Operasional Variabel Penelitan No Variabel Sub Variabel No Kuesioner Indikator Skala hitung

1 Service Quality

European Comitee for Ketersediaan Availibility 1.1 Jarak tempuh dan jangkauan likert 1.2 Jam operasi 50 No Variabel Sub Variabel No Kuesioner Indikator Skala hitung Standarization, 2002:8 Aksesibilitas Accessibility 1.3 Akses ke transportasi umum lainnya likert 1.4 Penentuan lokasi penjemputan dan tujuan Informasi Information 1.5 Pemberitahuan informasi biaya jasa likert 1.6 Pemberitahuan jarak yang ditempuh dalam perjalanan 1.7 Pemberitahuan driver yang akan bertugas 1.8 Pemberitahuan penyediaan helm, masker dan hair cover 1.9 Pemberitahuan perkiraan waktu pelayanan jasa Ketepatan waktu Time 1.10 Kesesuaian waktu penjemputan real dengan yang diperkirakan likert 1.11 Kesesuaian waktu perjalanan real dengan yang diperkirakan Pelayanan pelanggan Customer Care 1.12 Ketanggapan respon pelayanan likert 1.13 Ketersediaan driver sekitar lokasi penjemputan Kenyamanan Comfort 1.14 kenyamanan kursi atau jok kendaraan likert 1.15 penampilan motor yang layak dan prima 1.16 keterampilan driver dalam berkendara Keamanan Security 1.17 Ketersediaan helm selama perjalanan likert 51 No Variabel Sub Variabel No Kuesioner Indikator Skala hitung 1.18 Ketersediaan asuransi jiwa 1.19 keamanan driver dalam berkendara Dampak lingkungan sekitar Environmental impact 1.20 Kebisingan suara kendaraan likert 1.21 Kerapihan dan kelayakan kendaraan secara fisik 2 Perceived Usefulness Davis, 1989:331 Beraktivitas lebih cepatwork more quickly 2.1 Penggunaan aplikasi mempercepat aktivitas likert Performa pekerjaan atau aktivitas Job performance 2.2 Penggunaan aplikasi meningkatkan performa aktivitas likert Meningkatkan produktivitas Increasing productivity 2.3 Pengunaan aplikasi meningkatkan produktivitas aktivitas likert Efektivitas Effectiveness 2.4 Penggunaan aplikasi lebih efektif dibandingkan dengan cara konvensional likert Membuat aktivitas lebih mudah Makes job easier 2.5 Penggunaan aplikasi memudahkan aktivitas konsumen likert Keyakinan manfaat Useful 2.6 Penggunaan aplikasi benar-benar bermanfaat bagi kehidupan dan aktivitas sehari-hari likert 3 Brand Image Keller, 2012:78 Kekuatan Strengthness 3.1 Merek dianggap sebagai yang paling terkenal diantara merek lain yang sejenis likert

Dokumen yang terkait

Analisis Brand Association CocaCola dalam Pembentukan Brand Image Konsumen (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

11 55 105

Pengaruh Perceived Quality, Brand Association, dan Brand Loyalty Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

1 38 124

Pengaruh Perceived Quality dan Brand Association Terhadap Brand Loyalty Mie Instan Merek Indomie (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

1 42 105

Pengaruh Brand awareness, brand assosiation, perceived quality, dan brani image terhadap loyalitas konsumen sepeda motor honda : studi kasus pada mahasiswa uin syarif hidayatullah jakarta

0 9 112

Pengaruh harga (price), trust in brand, dan brand image terhadap brand loyality (studi kasus pada konsemen motor honda di kota Tangerang)

0 9 167

Pengaruh Brand Image dan E-Service Quality Terhadap Customer Satisfaction Bukalapak: (Studi Kasus Pada Pelanggan Bukalapak)

44 292 167

Ekuitas Merek Bank Syariah di Kalangan Mahasiswa Program Studi Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 11 151

PENGARUH PERCEIVED QUALITY, BRAND IMAGE, KEPUASANKONSUMEN DAN BRAND TRUST TERHADAP BRAND LOYALTY PRODUK Pengaruh Perceived Quality, Brand Image, Kepuasan Konsumen Dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Produk Kosmetik Merk Wardah.

0 3 15

PENGARUH PERCEIVED QUALITY, BRAND IMAGE,KEPUASAN KONSUMEN DAN BRAND TRUST Pengaruh Perceived Quality, Brand Image, Kepuasan Konsumen Dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Produk Kosmetik Merk Wardah.

0 4 15

PENDAHULUAN Pengaruh Perceived Quality, Brand Image, Kepuasan Konsumen Dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Produk Kosmetik Merk Wardah.

0 2 5