Pembahasan 1. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
88 Gambar 5. Persentase Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan Tabel 15 dan Gambar 5 dapat dilhat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatan aktivitas
belajar siswa. Karena pada model pembelajaran kooperatif ini siswa lebih aktif untuk belajar, berdiskusi, saling bertukar informasi, dan lebih percaya diri dalam
menjawab pertanyaan. Sesuai dengan hasil penelitian dan di dukung penelitian yang relevan dalam skripsi Een Ruhana bahwa implementasi model pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan di dukung oleh teori menurut Miftahul Huda 2015 bahwa implementasi model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray memungkinkan kelompok untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain. Dengan hal tersebut maka siswa akan
berusaha untuk mencari informasi dari kelompok lain dan membagikannya kepada kelompok mereka masing-masing. Dengan demikian siswa secara tidak langsung
sudah terlibat aktif dalam melaksanakan aktivitas belajar. Sedangkan menurut
58,06 47,18
71,37 66,53
65,32 74,19
69,35 70,97
53,63 76,21
79,84 70,16
75,81 80,24
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
Visual Oral
Listening Writting
Drawing Mental
Emotional
Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan SIklus II
Siklus I Siklus II
89 Trianto 2010 pembelajaran kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan
kelompok, mengusai materi, dan mengoptimalkan belajar.
2. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray di kelas X AV 1 dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Teknik Elektronika Dasar. hal tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar melalui tes hasil belajar siklus I
dan siklus II. Secara rinci data hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 16 dan Gambar 6.
Tabel 16. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Hasil Belajar Siswa Siklus I
Siklus II
Nilai Tertinggi 100
100 Nilai Terendah
20 65
Rata-rata 68,23
84,52 Jumlah Siswa Tuntas
15 30
Persentase Ketuntasan 48,39
96,77
Gambar 6. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata
Jumlah Siswa Tuntas
Persentase ketuntasan
Siklus I 100
20 68,23
15 48,39
Siklus II 100
65 84,52
30 96,77
20 40
60 80
100 120
90 Berdasarkan Tabel 16 dan Gambar 6 dapat diketahui bahwa rata-rata kelas
pada siklus I yaitu sebesar 68,23 dengan persentase ketuntasan 48,39 dan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 15 siswa. Pada siklus II diperoleh
rata-rata sebesar 84,52 dengan persentase ketuntasan 96,77 dan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 30 siswa. Pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada siklus I berjalan sesuai dengan rencana meskipun hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan penelitian,
dimana hanya 15 siswa yang mencapai nilai KKM, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 20. Untuk siklus ke II, hasil belajar mengalami peningkatan dengan
ditandai meningkatnya jumlah siswa yang mencapai nilai diatas KKM dan indikator penelitian telah terpenuhi. Siklus II siswa yang mencapai nilai KKM berjumlah 30
siswa dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 65. Menurut Miftahul Huda 2015 bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
memiliki banyak manfaat diantaranya adalah siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Sesuai dengan hasil penelitian dan di dukung oleh penelitian yang
relevan dalam skripsi Sugeng Riyadi bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
91