Two Stay Two Stray
23 memperoleh hasil yang diharapkan berupa pemecahan materi ajar yang harus
diselesaikan oleh siswa. Kemudian tujuan bertamu ataupun menerima tamu adalah menerima dan membagikan hasil diskusi, sehingga siswa akan
memperoleh hasil tugas yang di diskusikan bersama dan menambah tingkat pemahaman siswa agar pengalaman belajar tersebut melekat di dalam diri siswa.
Untuk mengoptimalkan manfaat belajar, maka keanggotaan kelompok dibentuk secara heterogen yang mencakup heterogen secara hasil belajarnya,
gender atau jenis kelamin, keaktifan siswa, gaya belajar, dan gaya berpikir siswa. Dengan demikian cara efektif untuk menjamin heterogenitas kelompok untuk
saling berinteraksi menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan dan mendapatkan pengalaman belajar learning experience yang diharapkan akan
melekat ke dalam diri siswa. Jika siswa dibebaskan dalam menentukan kelompok secara bebas maka kemungkinan besar siswa akan memilih anggota
kelompoknya sesuai dengan apa yang mereka sukai dan cenderung terjadi tidak adanya pemerataan anggota dalam kelompok. Pengelompokan secara
heterogenitas dapat ditambahkan variasi dengan menambahkan tanda pengenal untuk masing-masing siswa. Tanda pengenal tersebut digunakan untuk
mempermudah peneliti dan observer dalam mengamati aktivitas belajar siswa. Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray memiliki tahapan-
tahapan yang dapat dijadikan acuan untuk pendidik dalam merancang kegiatan pembelajaran. Menurut Miftahul Huda 2015 prosedur pelaksanaan model
pembelajaran model kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut: a Siswa bekerja sama dengan kelompok berempat.
b Guru memberikan tugas pada setiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan bersama.
24 c Setelah selesai, dua anggota dari masing-masing kelompok diminta
meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu kedua anggota ke kelompok lain.
d Dua orang yang “tinggal” DUTI dalam kelompok bertugas mensharing
informasi dari hasil kerja mereka ke tamu. e
“Tamu” DUTA mohon diri dan kembali ke kelompok lain yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.
f Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua.
Dengan melihat langkah-langkah dari prosedur pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang telah dipaparkan dapat
disimpulkan bahwa siswa mendapatkan banyak manfaat antara lain adalah: 1 Siswa dalam kelompoknya mendapatkan informasi sekaligus dari kelompok yang
berbeda; 2 Siswa belajar mengungkapkan pendapat kepada siswa lain; 3 Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya; 4 Siswa dapat melatih daya ingat, siswa
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan siswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dengan siswa lainnya.
3 Langkah-langkah Two Stay Two Stray Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray, untuk langkah-langkah dalam penelitian ini peneliti mengadakan enam tahapan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray pada mata pelajaran Teknik Elektronika Dasar. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penentuan anggota kelompok sebelum proses pembelajaran dilaksanakan adalah langkah awal untuk mengimplementasikan model pembelajaran
25 kooperatif tipe Two Stay Two Stray, pembagian kelompok tersebut dibagi
secara heterogen dalam kelompok kecil. Tujuannya dibentuk kelompok kecil secara heterogen tersebut adalah untuk memberikan kesempatan
kepada siswa agar dapat berinteraksi dengan aktif dan bekerjasama untuk memperoleh pengetahuan dan menyelesaikan suatu permasalahan.
Pembagian kelompok didasari pada skor awal siswa yang bervariasi. Kemudian diurutkan nilai tersebut dari yang memiliki nilai harian tinggi,
sedang, dan rendah. Setiap kelompok terdiri dari empat anggota, dengan berbagai macam tingkat kemampuan akademis.
2. Kelompok heterogen terbentuk, guru meminta siswa untuk duduk pada posisi kelompok masing-masing yang telah ditentukan. Setelah semua
siswa sudah berada pada posisi kelompok masing-masing, tugas guru adalah menyampaikan materi kemudian memberikan permasalahan-
permasalahan yang harus diselesaikan. Guru meberikan waktu kepada kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama dengan kelompokknya
masing-masing. 3. Setelah siswa berdiskusi didalam kelompoknya, dua siswa dari tiap
kelompok pergi bertamu ke kelompok lain yang berbeda. Dua siswa yang berperan sebagai tamu bertugas untuk mendapatkan informasi dari
kelompok lain mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru. Dua siswa yang tidak bertamu, di dalam kelompoknya berperan sebagai tuan
rumah untuk menjelaskan informasi kepada tamu yang akan datang pada kelompoknya tersebut.
26 4. Saat waktu untuk berdiskusi dinyatakan selesai, guru meminta siswa yang
bertamu meminta izin kembali ke kelompok masing-masing dan menjelaskan hasil temuan atau informasi yang di dapat dari kelompok lain.
5. Guru meminta kelompok untuk mencocokan dan membahas hasil dari informasi yang didapat dari kelompok lain kemudian dibahas bersama
dengan kelompok masing-masing. 6. Guru mengadakan presentasi siswa untuk melihat seberapa tingkat
pemahaman siswa dengan materi yang telah disampaikan dan didiskusikan bersama dengan kelompok.
Dari keenam tahapan yang dipaparkan diatas dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam penelitian ini
bertujuan untuk membantu siswa dalam kecakapan berkomunikasi, bekerja sama, serta meningkatkan aktivitas belajar, dan membantu siswa untuk meningkatkan
hasil belajar dari materi yang telah disampaikan. 4 Kelebihan dan Kekurangan Two Stay Two Stray
Dalam pembelajaran kooperatif tipe Two Stay two Stray memiliki kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a Dapat diterapkan untuk semua tingkatan kelas. b Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna.
c Berorientasi pada keaktifan siswa. d Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.
e Meningkatkan kemampuan berbicara siswa. f Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
27 Adapun dari kelebihan tersebut pasti memiliki kekurangan yang dimiliki.
Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray diantaranya adalah:
a Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok yang dibentuk oleh guru. b Untuk guru membutuhkan persiapan yang cukup materi, tenaga, dan dana.
2. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Teknik Audio Video pada Mata Pelajaran Teknik Elektronika Dasar.