b. Jenis-jenis Metode Mengajar
1 Metode Ceramah Menurut Wina
Sanjaya 2011: 147 “metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara
lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa”. 2 Metode Demonstrasi
Menurut Wina Sanjaya 2011: 152 “metode demonstrasi adalah
metode penyajian
pelajaran dengan
memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu”.
3 Metode Diskusi Menurut Wina Sanjaya 2011: 154 “metode diskusi adalah
metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu pe
rmasalahan”. 4 Metode Simulasi
Menurut Wina Sanjaya 2011: 159 “simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau seakan-akan. Metode simulasi
dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip,
atau keterampilan tertentu”. 5 Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Menurut Nana Sudjana 2013: 81 metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas
bisa dilaksanakan di rumah, di sekolahan, di perpustakaan, dan di luar tempat lainnya.
6 Metode Karyawisata Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2013: 93
“metode karyawisata ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah
untuk mempelajarimenyelidiki sesuatu”. 7 Metode Tanya Jawab
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2013: 94 “metode tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran
melalui bentuk pertanyaan yang dijawab siswa. 8 Metode Latihan
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2013: 95 “metode latihan disebut juga metode training, yaitu cara mengajar
untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Selain itu untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan
keterampila n”. Menurut Nana Sudjana 2013: 86 “metode latihan
pada umumnya digunakan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan dari apa yang dipelajari”.
9 Metode Sosiodrama Menurut Sugihartono 2007: 83 metode sosiodrama
merupakan metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu dalam
kehidupan sosial. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2013: 88 “metode sosiodrama merupakan metode yang pada
dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
10 Metode Kerja Kelompok Menurut Nana Sudjana 2013: 82, metode kerja kelompok
atau bekerja dalam situasi kelompok merupakan metode dimana siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan kelompok
tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil sub-sub kelompok
Menurut Hasibuan dan Moedjiono 2002: 24 kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar mengajar yang memiliki kadar cara
belajar siswa aktif CBSA. 11 Problem Solving
Metode Problem Solving pemecahan masalah menurut Nana Sudjana 2013: 85, merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam
problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
12 Metode Sistem Regu Menurut Nana Sudjana 2013: 86 merupakan metode
mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa.
13 Metode Survey Masyarakat Menurut Nana Sudjana 2013: 88 metode survai merupakan
cara untuk memperoleh informasi atau keterangan dari sejumlah unit tertentu dengan jalan observasi dan komunikasi langsung. Jenis
metode survai antara lain adalah social survai, community survai dan school survai.
14 Metode Manusia Sumber Resource Person Menurut Nana Sudjana 2013: 88 ”metode rmanusia sumber
merupakan orang luar bukan guru yang memberikan pelajaran kepada siswa. Orang luar ini diharapkan memiliki keahlian khusus.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Menurut Winarno Surakhmad 2002: 97 pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1 Anak Didik Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis,
intelektual dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara
operasional. Dengan demikian jelas, kematangan anak didik yang