e. Metode Mengajar
Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun
membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai dampak jelek yaitu memunculkan miskonsepsi siswa. Menurut teori Gardner,
siswa akan lebih mudah menangkap bahan fisika bila fisika disajikan dengan berbagai inteligensi yang kuat pada diri siswa Suparno, 2004:
1.
4. Hakikat Pembelajaran IPA
IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. IPA sains berupaya membangkitkan minat manusia agar mau
meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya Samatowa, 2010: 1. Conan
dalam Samatowa, 2010: 1 mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang
tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Whitehead dalam Samatowa,
2010: 1 menyatakan sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejalafakta orde
observasi, dan kedua didasarkan pada konsep-konsep manusia mengenai alam orde konsepsional.
Darmojo dalam Samatowa, 2010: 2 berpendapat bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala
isinya. Selain itu Nash dalam Samatowa, 2010: 3 menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan
bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga
keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya.
Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, dan nilai hasil pembelajaran Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 26.
Hakikat pembelajaran IPA yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam,
dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian Susanto, 2013: 167, yaitu: a.
Ilmu pengetahuan alam sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah
dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. b.
Ilmu pengetahuan alam sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam.
c. Ilmu pengetahuan alam sebagai sikap yaitu sikap ilmiah harus
dikembangkan dalam pembelajaran sains. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah
suatu ilmu pengetahuan yang tersusun secara terbimbing tentang alam semesta dengan segala isinya.
5. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar