9
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bagian ini berisi tentang kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap berbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Penelitian ini
dapat mengkaji beberapa hal sebagai berikut.
1. Konsep
Konsep merupakan penyajian internal sekelompok stimulus, konsep tidak dapat diamati, konsep harus disimpulkan dari perilaku
Ratna, 2011: 62. Sedangkan Rosser dalam Ratna, 2011: 63 mengungkapkan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili
satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Konsep adalah suatu abstraksi mental yang mewakili
satu kelas stimulus. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk
memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang
diperolehnya Dahar, 2002: 62. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tidak jarang bahwa konsep siswa, meskipun tidak cocok dengan konsep ilmiah, dapat bertahan lama dan sulit diperbaiki atau diubah selama
dalam pendidikan formal. Misalnya, konsep tentang massa dan berat yang campur aduk. Karena dalam kehidupan sehari-hari mereka membeli beras
dalam kg, maka mereka mengatakan bahwa berat beras adalah 10 kg. Padahal, sebenarnya yang benar adalah massa beras itu 10 kg, atau berat
beras itu 10 Newton dalam Suparno, 2005: 3. Menurut Djamarah 2011: 31, konsep dibedakan atas konsep konkret
dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Sedangkan
konsep yang harus didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan
hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
konsep adalah suatu ide abstrak yang distimulus yaitu objek untuk memecahkan masalah harus mengetahui konsep-konsep yang diperolehnya
kemudian memberikan arti dan pengalaman.
1. Konsepsi
Menurut Berg dalam Suryanto, 2002: 13, pemahaman setiap murid terhadap suatu konsep disebut dengan konsepsi. Contohnya jika dua kutub
magnet yang sama yaitu Utara dan Utara didekatkan, maka akan didapatkan murid yang mempunyai pemahaman berbeda satu sama lain tentang konsep
magnet tersebut. Ada yang memiliki pemahaman bahwa magnet saling tolak menolak, ada juga murid yang memiliki pemahaman bahwa magnet
tidak mau menyatu, ada juga yang memiliki pemahaman magnet saling mendorong atau memberi gaya.
Rustaman 2012: 26 menyebutkan bahwa konsepsi seseorang berbeda dengan konsepsi orang yang lain. Konsepsi berasal dari kata to conceive
yang artinya cara menerima. Sementara Budi 1992: 114-115 menyatakan bahwa konsepsi adalah sebagai kemampuan memahami konsep, baik yang
diperoleh dari indera maupun kondisi lingkungan. Berdasarkan pendapat yang sudah disampaikan oleh ahli dapat
disimpulkan bahwa konsepsi adalah suatu pemahaman seseorang terhadap konsep.
2. Miskonsepsi