Wereng Gangsir Tikus Hama

102 Ilmu Pengetahuan Alam VIII Hama, Gulma, dan Penyakit Tanaman P erhatikan gambar di atas Tanaman padi pada gambar tersebut mengalami kerusakan karena diserang organisme pengganggu. Dalam perkembangan dan pertumbuhannya, tanaman sering mendapat berbagai macam gangguan dari lingkungan, misalnya berupa serangan hama, gulma, dan penyakit. Hama merupakan salah satu pengganggu pada tanaman. Tanaman yang terserang hama dapat mati atau rusak. Berbagai gangguan tersebut dapat menurunkan produktivitas tanaman produksi. Jika tidak ditangani dengan baik, serangan hama dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bahkan tanaman tersebut dapat mati karenanya. Tahukah kamu, apa saja yang termasuk hama, gulma, dan penyakit tanaman? Mari kita pelajari bersama melalui uraian berikut ini. Kata kunci: pengganggu tanaman - hama – gulma – penyakit tanaman Gambar 10.1 Serangan hama dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman Gerbang

A. Hama

Hama adalah hewan yang mengganggu atau merusak tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. Hama dapat merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan atau serangan hama dapat terjadi sejak benih, pembibitan, pemanenan, hingga di gudang penyimpanan. Gangguan dan serangan itu dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hama yang menyerang tanaman ada beraneka ragam, misalnya wereng, gangsir, tikus, ulat tanah, lalat buah, walang sangit, dan kutu. Selain itu, tanaman juga dapat terserang berbagai macam penyakit. Penyakit tanaman dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan alga. Contoh hewan yang termasuk hama antara lain sebagai berikut.

1. Wereng

Wereng adalah sejenis kepik yang menyerang tumbuhan dan menyebab- kan daun dan batang menjadi berlubang-lubang. Jika serangannya parah Dok. CA P Hama Rep. www .kagbiofor um.com Di unduh dari : Bukupaket.com 103 Ilmu Pengetahuan Alam VIII Hama, Gulma, dan Penyakit Tanaman maka daun akan menguning, kering, dan akhirnya mati. Wereng dapat dikendalikan secara kimiawi, misalnya dengan penyemprotan menggunakan insektisida. Menyemprot dengan pestisida harus menggunakan baju lengan panjang, sarung tangan, penutup muka masker, topi, sepatu, dan diupayakan tidak melawan arah angin.

2. Gangsir

Gangsir merupakan binatang yang sering menyerang tanaman yang masih muda, misalnya tanaman yang baru dipindah dari persemaian. Gigitan gangsir menyebabkan tanaman mati karena batangnya putus atau patah. Potongan pangkal batang itu biasanya tidak dimakan tapi hanya diputus. Serangan gangsir biasanya terjadi pada malam hari. Gangsir membuat liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm dengan ciri khas ada onggokan tanah di permukaan liang. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan tidak menanam bibit yang terlalu muda karena disukai gangsir. Adapun pengendalian terhadap gangsir dapat dilakukan dengan menyiram larutan insektisida pada liang gangsir kemudian ditutup dengan tanah.

3. Tikus

Tikus merupakan hama tanaman yang sangat merugikan petani karena hal-hal sebagai berikut. a. Menyerang tanaman pada masa persemaian, pertumbuhan, pem- bungaan, panen, hingga masa penyimpanan. b. Sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi yang baik. c. Memiliki kemampuan berkembang biak yang tinggi dan penyebarannya cepat. Tikus betina dapat melahirkan 4 sampai dengan 12 anak dalam satu siklus reproduksi. d. Memakan bagian tanaman seperti biji-bijian, umbi tanaman, dan buah. Selain itu, tikus juga merusak batang tanaman. Tanda-tanda serangan tikus antara lain adanya kerusakan tanaman, ada jejak dan kotoran tikus, adanya bekas potongan-potongan pada tanaman yang dirusak tikus, serta adanya liang tikus. Pengendalian tikus dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut. a. Pemberian racun tikus yang bersifat akut. Racun ini jika termakan oleh tikus dapat membunuh tikus hanya dalam beberapa jam. b. Gropyokan, yaitu memburu dan membunuh tikus secara beramai-ramai dalam sebuah desa atau wilayah kelompok tani. c. Emposan, yaitu dengan membakar campuran belerang dan jerami diarahkan ke dalam liang tikus. Sebelumnya lubang-lubang yang ada ditutup agar tidak ada tikus yang lari keluar melalui lubang lain. d. Pengendalian biologis dilakukan dengan melepaskan musuh alami, misalnya burung hantu, kucing, dan ular sawah. e. Penanaman padi secara serentak, yaitu agar serangan tikus tidak memusat pada salah satu wilayah per- semaian. Gambar 10.2 Wereng coklat Rep. www .ento.csir o.au Gambar 10.3 Gropyokan tikus Rep. http:en.epochtimes.com Di unduh dari : Bukupaket.com 104 Ilmu Pengetahuan Alam VIII Hama, Gulma, dan Penyakit Tanaman

4. Lalat buah