Pembahasan KADAR SELULOSA DAN LIGNIN SERASAH DAUN Avicennia marina YANG MENGALAMI PROSES

unsur hara. Jika nisbah protein : karbohidrat 1.2 maka defisiensi unsur hara tidak terjadi sedangkan apabila nisbah protein : karbohidrat 0.7 dapat terjadi defisiensi unsur hara. Selain itu keberadaan populasi fungi yang besar pada serasah daun A. marina yang mengalami dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas, juga dapat menghasilkan protein yang banyak pada serasah daun tersebut. Menurut Dix dan Webster 1995, hifa fungi dapat meningkatkan kandungan protein dan selulosa serasah. Menurut Hamilton dan Snedaker 1984 selama proses dekomposisi serasah terjadi peningkatan protein pada serasah. Protein ini dapat digunakan sebagai sumber makanan bagi organisme pemakan butiran partikulat dan organisme pemakan deposit seperti moluska, kepiting dan cacing.

8. 5. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil-hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Kadar karbohidrat serasah daun A. marina lebih besar pada tingkat salinitas 10 ppt dibanding pada tingkat salinitas 10 – 20, 20 – 30 dan 30 ppt. Adapun makin lama masa dekomposisi kadar kabohidrat cenderung makin berkurang, 2 Kadar protein serasah daun A. marina lebih besar pada tingkat salinitas 10 ppt dibanding pada tingkat salinitas 10 – 20, 20 – 30 dan 30 ppt. Makin lama masa dekomposisi serasah daun A.marina makin tinggi kadar protein, akan tetapi nilai absolut kadar protein menunjukkan penurunan.

IX. PEMBAHASAN UMUM

Dalam proses dekomposisi serasah, terlibat berbagai faktor antara lain faktor lingkungan, biologis, iklim, kualitas serasah dan lain-lain yang saling terkait. Keterkaitan antara faktor salinitas dengan bakteri dan fungi jelas terlihat dari hasil penelitian. Tingkat salinitas 10 ppt dan 10 – 20 ppt merupakan tingkat salinitas yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis bakteri dan fungi pada serasah daun A. marina yang terdapat pada ekosistem mangrove. Jumlah jenis dan populasi fungi terbesar terdapat pada serasah daun A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 10 ppt, dibandingkan dengan jumlah jenis dan populasi fungi pada serasah daun A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 10 – 20 ppt, 20 – 30 ppt, dan 30 ppt. Besar jumlah jenis dan populasi pada tingkat salinitas 10 ppt disebabkan oleh lokasi lingkungan dengan tingkat salintas 10 ppt yang paling jauh dari pinggir pantai dibanding dengan lokasi tingkat salinitas lainnya. Kondisi lokasi dengan tingkat salinitas 10 ppt tersebut tidak jauh berbeda dari kondisi lokasi dengan air tawar, sehingga berbagai jenis fungi akan lebih sesuai untuk tumbuh dan perkembangannya. Dengan demikian populasi fungi pada tingkat salinitas 10 ppt adalah lebih besar dibanding dengan populasi fungi pada serasah daun A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas yang lebih besar. Pada serasah daun A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 30 ppt didapatkan Indeks Keanekaragaman Jenis fungi yang lebih besar dibanding dengan Indeks Keanekaragaman Jenis fungi yang terdapat pada serasah daun A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas yang lebih kecil. Indeks Keanekaragaman Jenis fungi dipengaruhi oleh jumlah jenis fungi dan populasi fungi. Dalam penelitian ini tidak didapatkan nilai Indeks Keanekaragaman Jenis terbesar pada serasah daun A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 10 ppt. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh faktor lain yang ikut mempengaruhi Indeks Keanekaragaman Jenis fungi tersebut, yaitu aliran sungai Ciasem yang terletak berdekatan dengan lokasi penelitian. Aliran sungai ini diperkirakan ikut membawa propagul atau bahan perbanyakan fungi ke laut. Pada waktu terjadi pasang air laut propagul-propagul ini diperkirakan ikut terbawa ke lokasi dengan tingkat salinitas 30 ppt. Adapun jumlah jenis, dan Indeks Keanekaragaman Jenis bakteri terbesar didapatkan pada serasah daun A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 10 – 20 ppt, tetapi Indeks Keanekaragaman Jenis bakteri ini tidak menunjukkan perbedaan yang besar dari Indeks Keanekaragaman Jenis bakteri pada tingkat salinitas lainnya. Jumlah jenis bakteri dan fungi yang kecil pada serasah daun A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 20 – 30 ppt dan 30 ppt diperkirakan terjadi karena pada kedua tingkat salinitas ini air mengandung garam yang demikian tinggi, sehingga hanya jenis-jenis bakteri dan jenis-jenis fungi tertentu yang dapat hidup pada lingkungan ini. Jenis-jenis bakteri dan jenis- jenis fungi yang tidak toleran terhadap lingkungan ini diduga mati dan terseleksi secara alami. Menurut Jones 1974 terdapat perbedaan respons fisiologi dan ekologi fungi terhadap peningkatan salinitas dan tingkat toleransinya bergantung pada jenis-jenis fungi itu sendiri. Sebagai contoh Fungi Ascomycotina laut dan Fungi Imperfecti dapat hidup dengan kisaran toleransi salinitas yang luas. Jenis- jenis fungi Ascomycotina laut dapat tumbuh secara vegetatif, bereproduksi dan sporanya dapat berkecambah pada kisaran salinitas 0 – 100 . Begitu pula dengan jenis-jenis Fungi Imperfecti yang mempunyai kemampuan tumbuh secara vegetatif lebih kecil pada tingkat salinitas 0 – 50 dibandingkan dengan pada tingkat salinitas 50 – 100 . Selain itu berdasarkan pola suksesi berbagai jenis organisme yang terlibat dalam proses dekomposisi serasah daun A. marina pada tingkat salinitas 10 ppt Gambar 58, tingkat salinitas 10 – 20 ppt Gambar 59, tingkat salinitas 20 – 30 ppt Gambar 60 dan tingkat salinitas 30 ppt Gambar 61, dapat dilihat bahwa pada umumnya keberadaan bakteri, fungi, cacing dan siput pada serasah pada lama masa tertentu. Bakteri yang selalu ada selama proses dekomposisi serasah daun A. marina 15 – 165 hari, yaitu K. gobsonii pada tingkat salinitas 10 ppt. Adapun jenis fungi yang hampir selalu ada pada serasah daun A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 10 ppt, yaitu Aspergillus sp. 1 dan Aspergillus sp 2. Kontiniutas keberadaan berbagai jenis bakteri dan berbagai jenis fungi ini diperkirakan juga dapat mempengaruhi kecepatan laju dekomposisi serasah. Berdasarkan jumlah kelompok organisme yang terlibat dalam suksesi pada serasah daun A.marina yang mengalami proses dekomposisi, diperkirakan juga akan mempengaruhi laju proses dekomposisi. Hal dapat dilihat pada serasah daun A. marina yang mengalami proses