5.2.5. Persepsi Responden Tentang Mutu Pelayanan Dari Segi Dimensi Bukti langsung
Tangible Di puskesmas Medan Tuntungan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebesar 59,7 responden menyatakan cukup puas terhadap ketersediaan alat yang ada di Puskesmas, kerapian serta kebersihan
penampilan petugas sebesar 50,7, untuk kondisi kebersihan ruang tunggu sebesar 40,3 dan kebersihan ruang perawatan sebesar 49,3.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar atribut dimensi bukti langsung belum sepenuhnya terpenuhi sehingga masih ada pasien yang kurang puas terhadap pelayanan
terlihat dari kondisi ketersediaan alat yang ada di puskesmas yang kurang lengkap sebesar 1,5, dan kerapian serta kebersihan penampilan petugas yang kurang tepat sebesar 4,5.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien, sebagian pasien mengeluhkan tentang kurang tersedianya peralatan yang ada di puskesmas sehingga terkadang pasien tidak
menerima pelayanan yang seharusnya diterima sesuai kebutuhannya. Seperti menambal gigi dan lain sebagainya.
Secara umum bila dilihat dari karakteristik responden dimana sebagian besar berpendidikan SMP 22,4, SMA SLTA 47,8, dan D3,S1, S2 16,4. Pasien dengan
karakteristik sedemikian rupa memiliki tuntutan lebih besar dalam hal menerima pelayanan. Hal ini menjadi masukan bagi puskesmas Medan Tuntungan dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan dimensi tampilan fisik dari segi pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pasien.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai penelitian Kholid 2011 menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan pasien dan loyalitas pasien di puskesmas
cilacap. Dimensi yang paling besar pengaruhnya adalah dimensi tampilan fisik. Kebijaksanaan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan puskesmas sebagaimana
dijelaskan Aniroen 2001 bahwa puskesmas harus dilengkapi dengan sarana, prasarana, dan peralatan sesuai dengan kebutuhan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Parasuraman et.al. 1988, menyatakan bahwa kualitas pelayanan dimensi tangibles bukti fisik adalah
dimensi kualitas pelayanan yang berupa wujudtampilan melalui fisik, perlengkapan, penampilan karyawan, dan peralatan komunikasi. Servis tidak dapat dilihat, tidak dapat
dicium, dan tidak dapat diraba maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indera penglihatan untuk menilai
kualitas pelayanan.
5.3. Pembahasan Analisis Bivariat