Kohesi leksikal Linieritas Wacana

135 Tabel 10. Konjungsi cerpen Kekasihku Saudaraku, Pacar Malam Minggu dan Pertemuan Singkat Cerpen Koordianatif Subordinatif Antarkalimat Kekasihku Saudaraku melainkan, tapi, dan Waktu sesaat, penyebaban karena, pengakibatan hingga, tujuan untuk, cara dengan, penjelasan bahwa, dengan Tapi, bahkan Pacar Malam Minggu Waktu ketika, syarat jika, pengakibatan sampai, kosesif meskipun Peryemuan Singkat Sedangkan Waktu setelah, syarat kalau, penyebaban sebab, pengakibatan sehingga, tujuan supaya, cara dengan, pengandai kalaupun Apalagi, selain itu, namun Pada tabel diatas ditemukan konjungsi subordinatif pada cerpen Kekasihku Saudaraku sangat dominan jika dibandingkan dengan konjungsi koordinatif dan antarkalimat pada cerpen Pacar Malam Minggu, dan Pertemuan Singkat.

2. Kohesi leksikal

Dalam penelitian ini ditemukan beberapa bentuk kohesi leksikal pada karangan fiksi siswa. Di bawah ini akan dipaparkan secara singkat dalam bentuk tabel. 136 Tabel 11. kohesi leksikal cerpen Kekasihku Saudaraku, Pacar Malam Minggu dan Pertemuan Singkat Cerpen Repetisi Sinonimi hiponimi kolokasi antonimi Kekasihku Saudaraku Masa lalunya masa lalu, persahabatan Keresahan kegundahan Berita center perasaannya Gaduh diam, mebentak lembut Pacar Malam Minggu Cewek itu, seorang, Menawan mempesona Bintang malam Dia marah pada dirinya Pertemuan Singkat Majalah Annida, beliau Tak disangka tak diduga Negara Singapore Ungkap Elan pada malam Pada analisis kohesi leksikal tabel di atas tampak bahwa analisis ketiga cerpen tersebut antonimi tidak tampak pada cerpen Pacar Malam Minggu dan Pertemuan Singkat.

3. Linieritas Wacana

Dalam penelitian ini ditemukan beberapa bentuk linearitas wacana pada karangan fiksi siswa. Di bawah ini akan dipaparkan secara singkat dalam bentuk tabel. Tabel 12. Pembahasan Hasil Penelitian Linieritas Wacana No Paragraf KKW ASK 1 Pembuka P1 Kohesif dan Koheren Linier 2 Pembuka P2 Kohesif dan Koheren Linier 3 Pembuka P3 Tidak kohesif dan Koheren Tidak linier 4 Pembuka P4 Kohesif dan Koheren Linier 137 5 Pembuka P5 Tidak kohesif dan Koheren Tidak linier 6 PenghubungP1 Kohesif dan Koheren Linier 7 PenghubungP2 Kohesif dan Koheren Linier 8 PenghubungP3 Kohesif dan Koheren Linier 9 PenghubungP4 Kohesif dan Koheren Linier 10 PenghubungP5 Kohesif dan Koheren Linier 11 PenghubungP6 Tidak kohesif dan Koheren Tidak linier 12 PenghubungP7 Kohesif dan Koheren Linier 13 PenutupP1 Tidak kohesif dan Koheren Tidak linier 14 PenutupP2 Tidak kohesif dan Koheren Tidak linier 15 PenutupP3 Tidak kohesif dan Koheren Tidak linier 16 PenutupP4 Tidak kohesif dan Koheren Tidak linier Berdasarkan hasil pembahasan dari 16 paragraf di atas, di bagi menjadi paragraf pembuka yang berjumlah 5 buah dan yang tidak kohesif dan koheren sebanyak 2 buah , penghubung berjumlah 7 buah, dan terdapat sebuah paragraf yang tidak kohesif dan koheren dan penutup berjumlah empat buah dan semuanya tidak kohesi dan koheren juga tudak linier. Demikian halnya dengan hasil analisis penggunaan peranti keterpaduan kohesi, baik dari aspek gramatikal maupun leksikal cukup memenuhi syarat keterpaduan wacana. 138

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini hanya menganalisis wacana pada cerpen siswa yang ditulis oleh siswa MAN Tempursari, Mantingan, Ngawi. Jadi tidak meneliti keseluruhan cerpen yang terdapat pada cerpen tersebut. Artinya, penelitian ini tidak meneliti wacana cerpen. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perantipenanda keterpaduan yang berupa pengacuan dan konjungsi menjadi alat yang paling dominan diantara elipsis, substitusi dari aspek gramatikal. Peranti keterpaduan yang berupa ellipsis dan substitusi relatif tidak dominan. Sementara itu, aspek leksikal didominasi oleh pemunculan peranti repetisi. Peranti lainnya yang berupa sinonimi, antonimi, kolokasi, hiponimi, dan ekuivalensi tidak menunjukkan keseringan pemunculan atau pemakaiannya. 2. Tingkat koherensi dan linieritas pada paragraf pembuka dalam cerpen ini memiliki tingkat koherenitas dan linieritas yang tinggi. Artinya, tujuh buah paragraf yang telah dianalisis ada sebuah paragraf penghubung yang tidak koheren dan tidak linier. 3. Tingkat koherensi dan linieritas pada paragraf penutup dalam cerpen karangan siswa memiliki tingkat koherenitas dan linieritas yang rendah Artinya, empat buah paragraf yang telah dianalisis semua paragraf penutup tidak koheren dan tidak linier; 137