Linieritas Wacana Perangkaian Konjungsi

96 109.“Kamu tu kenapa sih? Seperti petugas sensus aja, ingin tahu urusan orang lain “suara Putri meninggi, semua siswa menoleh kearah mereka berdua, semua terheran-heran melihat Purti membentak Elan karena selama ini Putri terkenal sebagai cewek yang lembut dan gak suka, kekerasan, apa lagi mereka berdua dikenal sebagai sahabat yang tak pernah bertengkar, makanya semua siswa merasa heran melihat Putri membentak Elan, dan hal itu membawa Elan kembali ke tempat duduknya 58.KS. Pada wacana di atas terjadi antara satuan lingual gaduh,dengan diam. Kata-kata tersebut adanya realitas sangat gaduh, gaduh sekali, agak gaduh, sangat diam, diam sekali, agak diam. Pada wacana diatas terdapat antara satuan lingual membentak, dengan lembut . Kata-kata tersebut adanya hubungan pertentangan antar keduanya, yaitu adanya realitas memebentak sekali, agak membentak, lembut sekali, , agak lembut.

3. Linieritas Wacana

Suatu kalimat dapat dikatakan linier apabila hubungan antarpropisisinya berurutan secara sistematis. Artinya, alurnya tidak meloncat-loncat, tidak berputar-putar, dan tidak ada penyimpangan. Sebaliknya, alur yang bersifat tidak linier, yaitu hubungan antarproposisinya tidak berurutan. Artinya, alurnya meloncat-loncat, berputar-putar, dan ada penyimpangan. Kekohesifan sebuah wacana dapat dilihat ada atau tidak adanya hubungan kohesi antar teksnya. Penanda kohesi sebagi pembentuk jaringan antarteks dapat dibagi menjadi lima macam, yakni 1 referensi , 2 penggantian, 3 pelesapan, 5 hubungan leksikal, dan konjungsi Halliday dan Hasan, 1976: 6; lihat juga Hamid, 1988: 28; Zuhud, 1991: 18; dan Ramlan, 1993: 12. Alwi 1999: 48-486 mencoba mendiskripsikan penanda kohesi di dalam bahasa 97 Indonesia yang meliputi: 1 hubungan sebab-akibat, 2 hubungan unsur-unsur yang mengungkapkan pertentangan, pengutamaan, perkecualian, konsesi, dan tujuan 3 pengulangan kata atau frase, 4 kata-kata yang berkoreferensi dan 5 hubungan leksikal. Kebanyakan wacana menunjukkan bentuk lahir yang kohesif dengan pemakaian penanda kohesif tersebut. Namun, yang penting suatu wacana yang kohesif yang menyiratkan koherensi, yaitu hubungan semantis yang mendasari wacana itu. Jadi, yang paling penting adalah suatu wacana memiliki hubungan yang kohesif sekaligus koheren. Untuk menganalisis wacana dalam penelitian ini digunakan metode yang disarankan oleh Halliday dan Hasan dalam Zuhud, 1991: 181, yaitu dengan pendekatan mikrostruktur dan pendekatan makrostruktur. Pendekatan mikrostruktur adalah metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan antarkalimat dalam paragraf, sedangkan pendekatan makrostruktur adalah metode analisis data yang digunkan untuk mengetahui hubungan antarparagraf dalam wacana. Sesuai dengan perumusan masalah maka dalam penelitian ini digunakan pendekatan mikrostruktur, yaitu untuk menentukan penempatan kalimat topik dalam paragraf, dan kohesifitas wacana dalam paragraf. Dalam metode analisis wacana tentang pendekatan mikrostruktur dibagi menjadi dua macam progresi , yaitu progresi tematis thematic progression dan progresi semantis semantic progression. Progresi temantis terdiri atas tiga macam, yaitu progresi linier, progresi paralel, dan progresi campuran. Untuk mngetahui progresi tematis digunakan model analisis struktur tematis Brown dan Yule, 1996: 140. Namun, 98 model analisis tema rema yang meliputi linier, paralel, dan campuran dapat dijadikan pijakan untuk mengetahui sebuah paragraf itu bersifat linier atau tidak linier tentang alur susunan kalimatnya. Berkaitan dengan alur susunan kalimat, maka dapat ditentukan alur susunan kalimat yang bersifat linier, yaitu jika hubungan antarproposisinya berurutan secara sistematis. Artinya alurnya tidak meloncat-loncat, tidak berputar- putar, dan tidak ada penyimpangan. Di samping itu untuk mengetahui kohesifitas wacana digunakan pendekatan progresi semantis, yaitu dengan alat atau penanda kohesi yang disarankan oleh Halliday dan Hasan 1976: 6. Ada lima macam alat kohesi yaitu 1 Pengacuan ’referensi’, 2 Penggantian ’substitusi’, 3 Pelesapan ’elipsis’, 4 Hubungan leksikal ’lexical cohesion’, dan 5 Konjungsi ’conjunction’. Berkenaan dengan kohesifitas dan koherenitas wacana, maka dapat dikatakan bahwa sebuah wacana yang baik apabila di dalamnya terdapat kepaduan, baik kepaduan bentuk maupun kepaduan makna. Kepaduan itu dapat diketahuai dari ada atau tidak kohesif atau koheren atau tidak koheren dapat dilihat dari pemakaian penanda kohesinya. Parameter pemakaian penanda kohesi dalam analisis paragraf ini adalah yang yang diungkapkan oleh Halliday dan Hasan 1976: 6 seperti tersebut di atas korpus data yang dianalisis berjumlah 16 buah paragraf. Hasil analisis penelitian terhadap 3 korpus data tersebut diklasifikasikan berdasarkan struktur wacana yang meliputi 1 paragraf pembuka, 2 paragraf penghubung, dan 3 paragraf penutup. 99 a. Analisis Paragraf Pembuka 1. Korpus Data PembukaP1 “K1 Elan…………..Elan……….” suara riuh penonton terdengar nyaring dari supporter chair T1, pertandingan bola basket semakin memanas, sang pemainpun semakin bersemangat, penonton tak henti- hentinya mengeluarkan suaranya untuk mendukung idola-idolanyaR1. K2 Detik-detik terakhir pertandingan membawa penonton dalam ketegangan T2, akhirnya score keluar dengan 08 : 06 untuk SMAN 1 Jakarta R2. K3 Elan duduk diantara teman –teman dan teamnya T3, terlihat seorang cewek dari seberang berjalan mendekatinya R3. K4 “Hay……… kaptenku ……… “sapa cewe itu yang tak lain adalah Putri T4, selama ini dia diketahui telah dekat sama Elen sang kapten basket SMA I Jakarta, tapi bukan untuk pacaran, melainkan hanya sebatas persahabatan R4. K5 Tapi mereka tidak memungkiri akan ada benih- benih cinta diantara mereka T5, karena tidak dapat ditutupi bahwa telah tumbuh benih cinta di hati Elan R5. K6 Dengan wajah Putri yang jelita T6 telah membuatnya jatuh cinta R6.K7 “Put ntar malam ada acara gak? “tanya Elan “ acara ? kayaknya gak ada dech………. Jawab Putri manjaT7 keluar yuk ya itung-itung ngrayain kemenangan ini R7.” K8 Lho emang kamu gak ngadain mini party sama anak-anak basket yang lainK8,”mini Partynya ditunda besok, soalnya anak-anak juga masih capek , gimana mau gak’?”. “Boleh, tapi kamu jempit aku ya……..” . Ok aku jemput kamu dimana?”R8. K9 “Dikuburan ya dirumahlah …………. Kamu pikir aku pocongan??? “jawab Putri sewot T9 “iya………iya…………… gitu aja kok sewot” kata Elen sambil mencubit pipi Putri, yang dicubit tersenyum manja. Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB, Elan sudah mulai mengeluarkan mobilnya dari garasi, jantung Elan mulai berdegup tidak teratur, dia mulai memepersiapkan hati dan mentalnya, untuk jalan sama Putri, karena malam ini elan berencana menembak putri sudah hampir satu tahun memendam R9. K10 Perasaannya akhir malam ini, dia memberanikan diri untuk memngungkapkan semuanya mobil Elan mulai memasuki pekarangan rumah putri T10, tak lama kemudian bel berbunyi Mbok Minah ter gopang-gopang untuk membukakan pintu, saat pintu terbuka melihat seuntai senyum dari bibir elan. “ Eh mas Elan ……. tambah cakep aja mas” goda mbok minah?. “Ah si Embok bisa saja, Putri ada kan Mbok?”R10. Keterangan: Kode dalam kurung sebagai wujud analisis data merupakan tambahan penulis, yakni K Kalimat, T Tema, dan R Rema. KKW Kohesifitas dan Koherensi Wacana dan ASK Alur Susun Kalimat. 100 1 KKW PembukaP1 Hubungan antara K1 sampai dengan K10 bersifat kohesif dan koheren. Hubungan tersebut tampak pada pemakaian kata pertandingan pada K2 yang mengulang kata yang sama pada K1. Kemudian pada kalimat-kalimat berikutnya merupakan keterangan dari kalimat sebelumnya. Hubungan kohesif yang diwujudkan dengan pengulangan itu menjadikan paragraf itu koheren. 2 ASK PembukaP1 Paragraf pembuka ini terdiri atas 10 kalimat yang memiliki alur susun tema-rema. Pada K1 adalah T1 suara riuh penonton, R1 pertandingan bola basket. Sedangkan pada T2 mengacu pada R1. Pada K3 adalah T3 yang berupa kata teamnya R3 berupa kata berjalan mendekatinya. R4 kata cewek itu mengacu ke R3. Sedangkan pada R5 merupakan bentuk kalimat yang mengacu pada R4. Selanjutnya R6 membuatnya jatuh cinta merupakan bentuk yang mengacu ke R5 tumbuh benih cinta. Sedangkan R7 mengacu pada R2 SMAN 1 Jakarta. Pada K8 berupa kata anak-anak basket yang mengacu pada R6 yang membuatnya jatuh cinta. Sedangkan pada T10 kata mengungkapkan semuanya mengacu pada R6 membuatnya jatuh cinta. Berdasarkan analisis struktur tema, rema maka pargraf ini dikembangkan lewat fokus pertandingan bola basket yang terdapat pada R1 kalimat topikK1 dikembangkan oleh K2 dengan model pendefinisian. Kemudian, fokus pada K2 pada K2 penonton, team, 101 kapten. Pada kalimat diatas setelah dianalisis memiliki keruntutan kalimat sehingga alur susunan kalimatnya bersifat linier. 2. Korpus Data PembukaP2 K1 “Ada kok mas, mari masuk dulu……..”belum sempat masuk ke dalam rumah tiba-tiba Putri nongol dari balik pintu T1 “hay Lan……berangkat yuk” Elan menggandeng tangan Putri dan segera membukakan pintu mobil R1. K2 Setelah masuk dalam mobil mereka telah siap berangkat T2 suasana malam di kota Metropolitan ini sangat indah tidak seperti suasana di siang hari yang sangat penat, banyak polusi, dan sangat bising karena banyak kendaraan R2. K3 Mobil Elan berhenti didepan sebuah kafe, mereka berdua berjalan memasuki kafe itu dan mengambil posisi dipojok ruangan kafe T3, suasananya terlihat sangat romantis dengan lampu yang menyala remang-remang para dara muda yang datang kesini untuk mencari keromantisan, kafe ini sangat digemari oleh kaum muda, namanya aja kafe “cinta”R3. K4 Wah kafe ini romantis banget……….” Putri merasa kagum T4. “Kamu sering kesini ya?......hayo pasti sama cewekkok gak ajak-ajak sich……? “ ledek Putri, Elan Cuma tersenyum tak lama kemudian pelayan datang dan mereka memesan makanan R4 .K5 Elan memadang wajah Putri yang sangat cantik, hatinya selalu mengagumi wajah itu, ingin rasanya memilikinya, dia berfikir sungguh beruntung cowok yang bisa dapatkan hati cewek itu, dan dia ingin cewek itu T5, dan dia ingin cowok yang beruntung itu adalah dirinya, dan dia akan merasa hidupnya sangat sempurna R5.“ K6 Lan ………….tiba-tiba tangan Putri menyentuh jari-jari Elan dan menggenggamnya T6, mata Elan terbelalak , aliran darah dan jantungnya mulai tak teratur R6. “ K7 Kok kamu ngliatin aku sampai segitunya sih…..? “lanjut Putri. Enggak kok T7, aku cuma kagum aja melihat kamu, malam ini rasanya spesial ……… banget” ungkap Elan, wajah Putri langsung merona R7. “ K8 Ah kamu bisa aja, makan yuk duh laper banget nih……..” T8. Beberapa menit kemudian suasana jadi tenang hanya suara sendok yang terdengar setelah selesai tiba- tiba………………R8.“ K9 Put……… “ tangan Elen menggenggam lembut tangan Putri T9, saat Putri mengangkat wajahnya terlihat keanehan disana, wajahnya kelihatan pucat banget R9. “K10 Put kamu kenapa? kamu sakit ? tanya Elan panik, enggak kok, aku cuma sedikit pusingT10”, kalau gitu kita pulang aja yuk. Putri hanya mengangguk R10. 102 1 KKW PembukaP2 Perpautan bentuk pada paragraf ini tampak dengan pamakaian penanda kohesi hubungan leksikal repetisi pengulangan. Kata masuk K1 merupakan bentuk yang diulang kembali pada K2, K3, begitu juga kata suasananya mengacu pada ruangan cafe, dan memilikinya pada T5 mengacu pada T4 yaitu Putri, sementara hidupnya pada R5 mengacu pada R1 yaitu Elan dan pada T6 kata menggenggamnya mengacu pada T1 yaitu Putri, dan kata jantungnya R6 mengacu pada T5 yaitu Elan. Wajahnya pada T9 mengacu pada T7 wajah Putri. Dengan penanda kohesi tersebut maka semua kalimat saling berkaitan, sehingga memiliki hubungan yang kohesif sekaligus koheren. 2 ASK PembukaP2 Berdasarkan analisis struktur tema, rema maka paragraf ini dikembangkan lewat konstituen suasana T2. Dalam kalimat tersebut suasana dalam cerita tersebut sebagai gagasan pokoknya. Suasana dalam cerita tersebut sebagai gagasan pokoknya. Suasana malam, suasana di siang hari, R3 suasana terlihat sangat romantis. Oleh karenanya, gagasan pokok itu dapat ditayangkan, bagaimana suasananya?. Jawabanya teretera pada R2,R3, dan R8 dengan penjelasan yang bervariasi. Pada K2 membandingkan 2 hal yang bertentangan yaitu suasana malam di kota Metropolitan yang sangat indah, dengan suasana siang hari yang sangat penat, banyak polusi, dan sangat bising karena banyak kendaraan R2. Sedangkan pada K4 mengulang kata romantis 103 pada R3. Pada K4 dan K5 yang merupakan penanda kohesi yang mengacu pada K3 yaitu cafe dan kata itu K5 yang mengacu pada wajah Putri, sedangkan pada K6 kata mata berkaitan dengan K7 yaitu kata ngliatin. Dan terdapat pennda kohesi pada T8 kata setelah yang merupakan konjungsi subordinatif dan kata disana pada R9 dan konjungsi syarat kalau pada R10.Setelah di analisis struktur tematis, susunan kalimat paragraf ini memiliki urutan kalimat yang sistematis. Maka, alur susunan kalimatnya bersifat linier. 3. Korpus Data PembukaP3 K1 Malam ini terdapat sedikit kekecewaan dalam hati Elan T1, dia merasa rencana yang telah dia persiapkan matang-matang telah gagal total, keresahan dan kegundahan selalu menyelimuti hati Elan malam ini R1. K2 Direbahkannya tubuh diatas tempat tidur T2, bayangan wajah Putri yang cantik jelita selalu memenuhi pikirannya R2.” K3 Put……kapan ya aku bisa mengungkapkan semua isi hatiku?T3 aku ingin kamu tahu betapa besar rasa kasih dan sayangku, aku sangat mencintaimu put…….” Ungkap Elen dalam hati R3. K4 Angin bertiup begitu kencang, dinginnya malam ini menusuk hingga ketulang T4, mata Elan mulai terpejam dan lelap R4. K5 Suasana pagi ini terasa begitu sejuk, bunga- bunga di taman sekolah menari-nari dengan begitu indahnya T5, Elan dan Putri duduk diatas bebatuan R5. K6“Lan ………..sebenarnya kamu mau ngomong apa sih? Sampai ngajak aku ke taman segala?T6” tanya Putri penuh selidik R6. K7“ Put…......aku sayang sama kamu” ungkap Elan T7, mata Putri terbelalak sesaat kemudian Putri tertawa R7.“K8 Aku juga sayang sama kamu T8“ aku seneng banget punya sahabat seperti kamu”R8. K9 Sahabat???jawab Elen. “Iya jawab Putri T9. Put …….tapi perasaanku beda……”R9. K10 Maksud kamu, “aku cinta sama kamu…..?T10” Mendengar hal itu Putri langsung berdiri dan tanpa disadarinya tangannya telah melayang dipipi Elan R10. 1 KKW PembukaP3 Analisis paragraf ini bahwa alur susun kalimat bersifat tidak linier. Berdasarkan temuan analisis tersebut, maka dapat dipastikan bahwa paragraf ini tidak koheren. Hal ini didasarkan secara argumentatif bahwa 104 kalimat dalam paragraf tersebut berbelit-belit, dan berputar-putar, sehingga dapat dipastikan paragraf tersebut tidak koheren. 2 ASK PembukaP3 Paragraf ini memiliki gagasan pokok yaitu kekecewaan dalam hati Elan. Di samping itu adanya kalimat yang informasinya berputar-putar. Kalimat tersebut adalah dia merasa rencana yang telah dia persiapkan matang-matang telah gagal total, keresahan dan kegundahan selalu mnyelimuti hati Elan malam ini R1 dan kata suasana pagi ini terasa begitu sejuk, bunga-bunga di taman sekolah menari-nari dengan begitu indahnya T5, juga kalimatnya melompat-lompat. Atas dasar itu, maka alur susunan kalimat pada paragraf ini tidak linier.

4. Korpus Data PembukaP4