Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Impairment of Non-Financial Assets

DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Lanjutan Per 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 dan Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2017 dan 2016 Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE INTERM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Continued As of March 31, 2017 and December 31, 2016 For the Three Months Period Ended March 31, 2017 and 2016 In millions of Rupiah, unless otherwise stated 38 Pembalikan rugi penurunan nilai, diakui jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan jumlah terpulihkan aset sejak pengujian penurunan nilai terakhir kali. Pembalikan rugi penurunan nilai tersebut diakui segera dalam laba rugi. Pembalikan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset melebihi biaya perolehan didepresiasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pembalikan dilakukan. Reversal on impairment loss for assets would be recognized if, and only if, there has been a change in the estimates used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment test was carried out. Reversal on impairment losses will be immediately recognized in profit or loss. The reversal will not result in the carrying amount of an asset that exceeds what the depreciated cost would have been had the impairment not been recognized at the date at which the impairment was reversed. l. Sewa l. Leases Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa Determining Whether an Arrangement Contains a Lease Perlakuan akuntansi sebelum 1 Januari 2016 Accounting treatment before January 1, 2016 ISAK 8: Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa “ISAK 8” memberikan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian merupakan sewa atau mengandung sewa sehingga harus diperlakukan sesuai dengan PSAK 30 Revisi 2011: Sewa “PSAK 30”. ISFAS 8: Determining Whether an Arrangement Contains a Lease ”ISFAS 8” provides guidance in determining whether an arrangement is in substance a lease that should be accounted for in accordance with SFAS 30 Revised 2011: Leases ”SFAS 30”. Penyelenggaraan usaha tenaga listrik di Indonesia dikendalikan oleh Pemerintah dan dilaksanakan oleh Perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Negara selaku Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan. Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan setiap pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum harus memastikan ketersediaan tenaga listrik di setiap wilayah operasinya. The electric power business in Indonesia is controlled by the Government and carried out by the Company as a State- Owned Enterprise, which serves as the holder of an Electricity Business Proxy. The holder of an Electricity Business Proxy and each holder of an Electricity Business License for public use must ensure the adequacy of electric power supply in each of their operating areas. Perusahaan dan entitas anak mengadakan perjanjian jual beli tenaga listrik, yakni PPA dan ESC, dengan IPP. IPP tersebut merupakan pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan The Company and its subsidiaries entered into power purchase agreements namely PPA and ESC, with IPPs. Those IPPs are holders of Electricity Business License for public use, which may be granted to other DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Lanjutan Per 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 dan Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2017 dan 2016 Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE INTERM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Continued As of March 31, 2017 and December 31, 2016 For the Three Months Period Ended March 31, 2017 and 2016 In millions of Rupiah, unless otherwise stated 39 umum, yang dapat diserahkan kepada entitas usaha lain dengan tanggung jawab untuk menghasilkan tenaga listrik guna kepentingan umum. business entities with responsibility to generate electricity for public use. Berdasarkan surat Ketua Bapepam-LK yang kemudian bergabung menjadi bagian dari OJK, No. S-2366BL2009 tertanggal 30 Maret 2009, perjanjian penyediaan tenaga listrik oleh IPP kepada Perusahaan dan entitas anak yang termasuk dalam kategori perjanjian pelaksanaan jasa publik ke swasta, dikecualikan dari penerapan ISAK 8 sampai DSAK –IAI menerbitkan interpretasi standar akuntansi yang spesifik mengatur transaksi tersebut. Based on letter No. S-2366BL2009 dated March 30, 2009 from the Chairman of Bapepam-LK, which has subsequently been merged into the OJK, power supply arrangements by IPPs to the Company and its subsidiaries that are categorized as public-to-private consession arrangements, are exempted from the application of ISFAS 8, until DSAK-IAI has issued an accounting interpretation that can specifically address such transactions. Manajemen mengevaluasi dampak dari ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa “ISAK 16” efektif berlaku tanggal 1 Januari 2012 terhadap Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik Perusahaan dan entitas anak dengan IPP dan menetapkan bahwa transaksi tersebut tidak termasuk dalam ruang lingkup Interpretasi, yang berisi perlakuan akuntansi untuk operator atas perjanjian konsesi jasa publik ke swasta. Selanjutnya, sesuai dengan surat manajemen tanggal 22 Desember 2011 kepada Ketua Bapepam-LK, manajemen memutuskan untuk menerapkan ketentuan ISAK 8, sesuai dengan PSAK 30, terhadap Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik mulai tanggal 1 Januari 2012. Management assessed the impact of ISFAS 16: Service Concession Arrangements “ISFAS 16” effective January 1, 2012 on the Company’s and its subsidiaries’ Power Supply Contracts with IPPs and determined that such transactions do not qualify under the scope of the Interpretation, which addresses the accounting of the operators of public-to-private concession arrangements. Subsequently, on its letter dated December 22, 2011 to the Chairman of Bapepam-LK, management decided to apply the provisions of ISFAS 8, in accordance with SFAS 30, on its Power Supply Contracts since January 1, 2012. Perlakuan akuntansi sejak 1 Januari 2016 Accounting treatment since January 1, 2016 Pada tanggal 1 Maret 2017, Otoritas Jasa Keuangan “OJK” menerbitkan POJK No.6POJK.042017 tentang Perlakuan Akuntansi atas Transaksi Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik “POJK No.6 ” yang diterapkan secara prospektif. Penerapan POJK tersebut mengakibatkan On March 1, 2017, Financial Services Authority “OJK” issued POJK No.6POJK.042017 regarding Accounting Treatment on Transactions based on Power Purchase Agreement “POJK No.6” which is applied prospectively. The application of the POJK resulted in all