latihan kepada siswa supaya siswa lebih memahami materi yang telah diajarkan.
Secara umum, siswa pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen antusias dalam mengikuti pembelajaran. Masing-masing siswa pada kelas
eksperimen memperhatikan instruksi guru dan mengikuti tahapan-tahapan pembelajaran menggunakan metode Group Investigation. Siswa aktif
bertanya jika ada materi yang belum mereka pahami dari Lembar Kegiatan Siswa. Pada tahap presenting, guru hanya memilih salah satu
kelompok untuk presentasi karena materi yang akan dipresentasikan sama. Guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan tentang
materi yang telah dipelajari. Pada kelas kontrol, siswa antusias mendengarkan penjelasan dari guru serta menanyakan kepada guru
apabila ada materi yang belum mereka pahami. Siswa juga mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru sebagai upaya untuk memahami
lebih dalam lagi materi yang telah disampaikan.
2. Deskripsi Data
a. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa diukur dengan menggunakan instrumen berupa soal tes berbentuk uraian sebanyak
dua soal. Tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa diberikan dua kali kali, yaitu sebelum dan setelah penerapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
Tabel 4.1 berikut ini menyajikan statistik untuk data kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang dihitung dari data penelitian. Rentang nilai yang mungkin diperoleh siswa antara 0 sampai dengan 100.
Tabel 4.1 Statistik Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Statistik Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol Tes
kemampuan awal
Post-test Tes
kemampuan awal
Post-test
Jumlah Siswa 36
36 35
35 Rata-rata
37,00 82,63
37,63 72,37
Modus 33
100 50
67 Varians
301,49 379,15
296,77 339,59
Simpangan Baku 17,36
19,47 17,23
18,43 Jangkauan
83 67
66 67
Nilai Tertinggi 83
100 83
100 Nilai Terendah
33 17
33 Dari tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata nilai tes awal tes
kemampuan awal kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok eksperimen hampir sama dengan rata-rata nilai tes pada
kelompok kontrol, yakni hanya berbeda 0,63. Akan tetapi, setelah diadakan tes akhir post-test, terlihat bahwa nilai rata-rata kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelompok kontrol. Selisih rata-rata nilainya mencapai 10,26. Dari tabel tersebut juga
terlihat bahwa rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelompok eksperimen mengalami peningkatan dari
37,00 menjadi 82,63, peningkatannya sebesar 45,63. Sedangkan untuk kelompok kontrol, nilai kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa meningkat dari 37,63 menjadi 72,37, peningkatannya sebesar