Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation EFE

105 Selanjutnya kelemahan terbesar untuk Cresh adalah belum memiliki tempat sendiri dengan nama Cresh untuk dijadikan toko dan display produk dengan skor total mencapai 0,0718. Adanya tempat untuk dijadikan toko dan display produk dengan branding nama Cresh memang sangat diperlukan. Selama ini Cresh hanya memanfaatkan kontrakan Ibu desty sebagi pimpinan usaha sebagai tempat produksi dan penyimpanan produk sehingga konsumen agak kesulitan untuk mengakses produk-produk Cresh. Selain kontrakan yang biasa dipakai untuk display dan menyimpan produk, Cresh biasa menghadirkan produk- produknya di pameran-pameran yang ada di kampus IPB. Hal ini juga menjadi kendala bagi konsumen karena konsumen hanya bisa melihat produk-produk Cresh di pameran yang pelaksaaannya tidak kontinu. Dengan demikian Cresh belum memiliki branding yang kuat di benak konsumen karena memang tidak adanya tempat khusus yang mana konsumen bisa langsung melihat, membeli dan mengakses produk-produk Cresh yang bisa dikatakan baru untuk rangkaian tanaman hias kreatifhasil karya mahasiswa IPB.

11.3. Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation EFE

Matriks EFE dihasilkan melalui pembobotan dan pemberian peringkat pada faktor-faktor eksternal kunci. Dari hasil tersebut diperoleh skor bobot rata- rata dari masing-masing faktor eksternal kunci. Selanjutnya Matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 13. Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan total skor faktor strategis eksternal adalah 3,0830. Adapun skor total untuk peluang adalah 2,1126 dan skor total untuk ancaman adalah 0,9705. Nilai tersebut menunjukkan usaha Cresh mampu memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada dengan cukup baik. Nilai tersebut juga menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan yang cukup tinggi terhadap faktor peluang dan respon yang sebaliknya terhadap faktor ancaman. 106 Tabel 13 . Matriks Eksternal Factor Evaluation EFE No. Faktor-Faktor Strategis Eksternal Rating Rata-Rata Bobot Rata-Rata Skor Total Peluang 1 Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang baik. 3.4 0.06288 0.21379 2 Harga BBM yang stabil. 2.4 0.05334 0.12801 3 Trend ekonomi kreatif yang semakin meningkat 3.8 0.05847 0.22217 4 Kesadaran masyarakat akan pentingnya produk ramah lingkungan semakin meningkat. 3.6 0.05699 0.20516 5 Pemberdayaan masyarakat sekitar terutama petani 3.6 0.05736 0.20651 6 Banyak hobies yang antusias pada jenis tanaman hias baru dan lucu 3.2 0.05663 0.18121 7 Tradisi saling memberi yang berkembang di Indonesia 2.8 0.05406 0.15135 8 Cresh berpartisipasi memelihara kelestarian lingkungan 3.2 0.05993 0.19178 9 Kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan industri kreatif 3.2 0.0592 0.18945 10 Kebijakan pemerintah untuk pengembangan UMKM 3.4 0.06215 0.2113 11 Perkembangan Teknologi produksi, komunikasi, informasi, dan transportasi 3.6 0.05884 0.21183 Total Peluang 2.11256 Ancaman 12 Peningkatan Tingkat Inflasi 1.4 0.05703 0.07984 13 Adanya random fluctuation pada harga produk-produk pertanian 2.6 0.05519 0.1435 14 Kurangnya kepeduliaan masyarakat untuk menjaga dan merawat tanaman 2.8 0.06878 0.19258 15 Sulitnya mendapatkan hak paten produk 2.8 0.06181 0.17306 16 Adanya pendatang baru yang cukup besar 2.6 0.05371 0.13966 17 Adanya produk sejenis atau produk substitusi yang akan muncul 3.8 0.06364 0.24183 Total Ancaman 0.97046 3.08302 Matriks EFE menunjukan bahwa peluang terbesar Cresh adalah Trend ekonomi kreatif yang semakin meningkat dengan skor total mencapai 0,2222. Ekonomi Kreatif merupakan era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan pada ide dan stock of knowledge dari SDM 107 sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Struktur perekonomian dunia mengalami transformasi dengan cepat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dari berbasis SDA ke berbasis SDM, dari era pertanian ke era industri dan informasi. Alvin Toffler 1980 dalam teorinya melakukan pembagian gelombang peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri, dan yang ketiga adalah gelombang ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat inilah merupakan gelombang ekonomi kreatif yang berorientasi pada ide dan gagasan kreatif. Cresh menghadirkan produk-produk pertanian yang kreatif untuk merespon tantangan gelombang peradaban ekonomi kreatif yang memanfaatkan dan mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan pada ide dan stock of knowledge dari SDM sebagai faktor produksi utama. Semua produk- produk Cresh adalah hasil dari ide dan kreativitas untk menciptakan produk- produk yang kreatif dan inovatif. Di Indonesia, ekonomi kreatif yang memilii wasilah yaitu industri kreatif mulai bergeliat naik karena Inodonesia melihat peluang ke depan bahwa ekonomi akan dikuasai oleh orang-orang yang kreatif. Hal ini menjadi peluang yang sangat besar bagi Cresh untuk maju dengan menawawrkan produk-produk yang kreatif yang bernilai jual tinggi. Ancaman terbesar dari usaha Cresh adalah Adanya produk sejenis atau produk substitusi yang akan muncul dengan skor total mencapai 0,2418. Banyaknya hasil karya mahasiswa yang kreatif dan inovatif tidak menutup kemungkinan akan adanya produk yang sejenis yang sama dengan produk-produk Cresh yang akan muncul. Selain itu, adanya produk substitusi dari produk-produk Cresh seperti terrarium, bunga potong, kaktus, dan lain-lain bisa menggantikan posisi produk-produk Cresh di hati konsumen. Ini semua merupakan ancaman bagi kemajuan Cresh mengingat Cresh sampai saat ini belum memiliki paten dan memang tidak adanya hambatan masuk ke pasar produk pertanian sehingga siapapun boleh masuk ke dalam pasar. Hal ini memicu semangat tim pengelola Cresh untuk selalu menghadirkan produk yang kreatif dan inovatif sesuai keinginan konsumen dengan tetap menjamin kontinuitas dan kualitas produknya. 108

11.4. Analisis Matriks Internal-Eksternal I-E