Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

76 peluang oleh Cresh untuk menjangkau segmentasi pasar yang lebih luas mengingat dalam proses pembelian input maupun penjualan produk membutuhkan BBM.

6.2.2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan mempunyai dampak besar terhadap produk, jasa, pasar dan pelanggan. Faktor sosial terpusat pada nilai dan sikap orang, pelanggan dan karyawan yang mempengaruhi strategi perusahaan. Nilai-nilai ini terwujud ke dalam perubahan gaya gidup yang mempengaruhi permintaan terhadap produk ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawan. Nilai sosial budaya memiliki kecenderungan untuk mempengaruhi gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat akan suatu produk. 1 Social Entrpereneurship semakin berkembang Social Entrepreneurship akhir-akhir ini menjadi makin populer terutama setelah salah satu tokohnya Dr. Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank di Bangladesh mendapatkan hadiah Nobel untuk perdamaian tahun 2006. Sesungguhnya Social Entrepreneurship sudah dikenal ratusan tahun yang lalu diawali antara lain oleh Florence Nightingale pendiri sekolah perawat pertama dan Robert Owen pendiri koperasi. Pengertian sederhana dari Social Entrepreneur adalah seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial social change, terutama meliputi bidang kesejahteraan welfare, pendidikan dan kesehatan healthcare. Jika business entrepreneurs mengukur keberhasilan dari kinerja keuangannya keuntungan ataupun pendapatan maka social entrepreneur keberhasilannya diukur dari manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Dari berbagai pengertian tersebut maka Social Entrepreneur sesungguhnya adalah agen perubahan change agent yang mampu untuk : a Melaksanakan cita-cita mengubah dan memperbaiki nilai-nilai sosial b Menemu kenali berbagai peluang untuk melakukan perbaikan c Selalu melibatkan diri dalam proses inovasi, adaptasi, pembelajaran yang terus menerus 77 d Bertindak tanpa menghiraukan berbagai hambatan atau keterbatasan yang dihadapinya e Memiliki akuntabilitas dalam mempertanggungjawabkan hasil yang dicapainya, kepada masyarakat. Yang menggembirakan bahwa akhir-akhir ini adalah terjadinya pergeseran social entrepreneurship yang semula dianggap merupakan kegiatan ”non-profit” antara lain melalui kegiatan amal menjadi kegiatan yang berorientasi bisnis entrepreneurial private-sector business activities. Keberhasilan legendaris dari Grameen Bank dan Grameen Phone di Bangladesh adalah salah satu contoh terjadinya pergeseran orientasi dalam menjalankan program social entrepereneurship. Hal ini menjadi daya tarik bagi dunia bisnis untuk turut serta dalam kegiatan social entrepreneurship, karena ternyata dapat menghasilkankeuntungan finansial. Social Entreprenuers makin berperan dalam pembangunan ekonomi karena ternyata mampu memberikan daya cipta nilai –nilai sosial maupun ekonomi, yakni : a Menciptakan kesempatan kerja b Melakukan inovasi dan kreasi baru terhadap produksi barang ataupun c jasa yang dibutuhkan masyarakat d Menjadi modal sosial e Peningkatan Kesetaraan equity promotion Hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi Cresh yang menggunakan konsep pemberdayaan dalam setiap aktivitas bisnisnya. Cresh memberdayakan para petani ubi dan tanaman untuk memasok kebutuhan Cresh akan ubi dan tanaman. Selain itu, pemberdayaan pengrajian keranjang juga dilakukan. Selanjutnya Cresh juga memberdayakan masyarakat untuk bisa membuat rangkaian tanaman hias kreatifmelalui pelatihan-pelatihan pembuatan rangakaian tanaman hias kreatif. 2 Budaya saling memberi Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim sangat dianjurkan untuk saling membantu dan mengasihi satu sama lain. Hal ini tercermin dari keadaran masyarakat untuk saling memberi satu sama lain. Budaya saling 78 memberi ini yang berkembang di masyarakat ternyata menjadi peluang bagi Cresh untuk menyediakan souvenir yang unik atau produk kreatif berbasiskan pertanian sebagai cindera mata atau ungkapan rasa kasih sayang dan terima kasih dari seseorang ke orang yang lain. 3 Kesadaran masyarakat akan produk ramah lingkungan Faktor sosial budaya mempengaruhi suatu usaha karena selalu terjadi perubahan sebagai akibat dari upaya individu ataupun sekelompok orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Gerakan kembali ke alam untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dan peduli terhadap lingkungan belakangan ini mulai berkembang di Indonesia. Kedekatan informasi lingkungan dengan pengalaman sehari-hari menjadi penting karena akan mampu menjadi cara pandang yang bisa dipakai setiap hari menjadi cara bertindak yang lebih peduli kepada lingkungan termasuk terhadap kesehatan diri sendiri. Direktur Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Republik Indonesia APIKRI, Amir Panzuri 2010 mengatakan Produk kerajinan yang berbahan baku ramah lingkungan masih tetap disukai oleh pasar ekspor, sehingga dapat menjadi peluang besar bagi para perajin Indonesia. Produk kerajinan yang ramah lingkungan adalah yang bahan bakunya dari alami yang bisa dikembangkan dan selalu bisa terbarukan, bukan dari bahan baku bahan tambang yang untuk memperolehnya bisa merusak lingkungan dan juga bukan bahan baku dari barang yang langka dan tidak bisa terbarukan. Dengan semakin berkembangnya gerakan kembali ke alam di Indonesia, menjadi peluang yang besar bagi Cresh untuk menawarkan produknya yang berbahan baku dari alam yang bisa dikembangkan dan bisa terbarukan. Dengan demikian, produk Cresh yang unik dan kreatif serta memanfaatkan produk yang tidak bernilai sehingga bernilai tinggi juga merupakan hal yang bisa membuat Cresh bisa disukai oleh masyarakat karena produknya yang turut berpartisipasi memelihara kelestarian lingkungan. 79

6.2.3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum