seluruh masalah yang di berikan oleh guru. Guru dapat berkeliling memonitor aktivitas seluruh tim dan melatih listener mengajukan pertanyaan. Hal ini
diperlukan karena keberhasilan model ini akan tercapai bila listener berhasil membuat problem solver memberikan alasan dan menjelaskan apa yang mereka
lakukan untuk memecahkan masalah. Metode TAPPS melibatkan siswa bekerja secara berpasangan dengan tugas
yang berbeda untuk setiap siswa. Seorang siswa bertugas memecahkan masalah bersama temannya yang secara tidak langsung membantu proses pemecahan
masalah dengan cara meminta penjelasan seluruh langkah pemecahan masalah yang dilakukan siswa tersebut. Dalam metode TAPPS, setiap siswa diberikan
permasalahan yang berbeda yang harus dipecahkan. Seperti yang telah disebutkan di atas, masing-masing siswa memiliki tugas yang berbeda.
Dengan penerapan metode TAPPS dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan meningkatkan hasil belajar
matematika siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Dari teori-teori yang telah dikemukakan, maka sebelum dilakukan penelitian, dirumuskan terlebih dahulu hipotesis tindakan sebagai dugaan awal
penelitian, yaitu: “Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa”.
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Asy-Syariah yang beralamat di Jalan Samelang Rt. 01 Rw. 02 Desa Mekarmukti Kecamatan Waluran Kabupaten
Sukabumi, pada kelas VIII. Waktu penelitian dimulai dari bulan Juli- Agustus 2013.
B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK, yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
1
Metode PTK berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan atau strategi pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan produk
pelajaran di kelas. Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan pra
penelitian dan akan dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam pra penelitian tersebut peneliti melakukan observasi terhadap guru dan siswa kelas VIII tentang proses
pembelajaran matematika. Observasi dilakukan dengan cara melihat data dari nilai ulangan harian kelas VIII yang masih tergolong rendah dan wawancara terhadap
guru tentang proses belajar matematika. Setelah pra penelitian ini selesai dilakukan barulah peneliti melakukan penelitiannya terdiri dari dua siklus.
Prosedur pelaksanaan PTK terdiri dari rangkaian beberapa siklus yang berulang. Siklus adalah suatu putaran kegiatan yang beruntun yang kembali ke
langkah semula.
2
Setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu perencanaan planning, pelaksanaan tindakan action, pengamatanobservasi observation,
dan refleksi reflection. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang
1
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, h.3.
2
Ibid, h. 20.
ingin dicapai berdasarkan indikator keberhasilan kerja. Berikut ini deskripsi dari empat tahap kegiatan yang tersebut:
a. Perencanaan
Planning
Setelah mengamati kondisi real pembelajaran yang terjadi di kelas, kemudian peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi di
kelas, kemudian peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi. Selanjutnya peneliti merencanakan tindakan apa yang akan dikenakan terhadap
subjek penelitian. Pada tahap perencanaan meliputi kegiatan Dalam tahap ini, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran RPP dan instrumen penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, lembar wawancara, jurnal harian dan tes akhir siklus.
b. Tindakan
Action
Pada tahap pelaksanaan tindakan, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Rincian tindakan itu menjelaskan
langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, kegiatan yang seharusnya dilakukan guru, kegiatan yang diharapkan siswa dan jenis instrumen yang akan
digunakan untuk pengumpulan data atau pengamatan.
c. Pengamatan
Observasi
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator atau observer. Guru
kolaborator melakukan pengamatan dan mendokumentasikan semua proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran, baik kelemahan metode pembelajaran,
kesesuaian antara tindakan dengan skenario pembelajaran, maupun respon subjek penelitian yang berbeda dengan yang diharapkan. Selain itu guru kolabolator
memberikan penilaian terhadap instrumen penelitian.
d. Refleksi
Reflection
Tahap ini merupakan tahap untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan mengulas secara kritis tentang apa yang terjadi pada seluruh aspek
pembelajaran, mulai dari siswa, suasana kelas, proses pembelajaran, dan hasil belajar. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis peneliti
bersama observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah