dianggap cukup mempelajari dari LKS peneliti membuat dan membahas contoh relasi yang merupakan fungsi di depan kelas.
Peneliti membagi siswa secara berpasangan menjadi kelompok- kelompok kecil dan siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah
ditentukan. Siswa Mengerjakan soal-soal yang terdapat di dalam lembar kerja siswa LKS dan kemudian siswa yang bertindak sebagai problem solver
mempresentasikan jawabannya dalam lembar kerja kepada listener, dimulai dari membacakan soal sampai kepada penyelesaian dan kesimpulannya
sementara itu siswa yang bertindak sebagai listener bertugas mendengarkan dan mengikuti serta memahami setiap langkah yang dilakukan problem solver
dalam memecahkan serta menyelesaikan masalah Siswa yang bertindak sebagai listener berhak mengajukan pertanyaan dan menginterupsi problem
solver, jika telah terjadi kesalahan pada penjelasan problem solver namun tidak diperbolehkan memecahkan masalahsoal problem solver. Peneliti
membimbing kelompok siswa dalam melakukan keterampilan metode TAPPS dan memberikan bantuan kepada siswa yang kurang terampil dalam
melakukan perannya, terutama untuk peran seorang listener dan mengarahkan setiap pemasangan untuk secara bergantian menjadi problem solver dan
listener dengan membahas soal yang berbeda. Pada pertemuan ini siswa sudah terlihat terbiasa dengan metode
TAPPS dan peneliti mencoba memanggil satu pasangan siswa untuk mengulang kembali perannya di depan kelas sebagai problem solver dan
listener. Setelah selesai semua siswa memberi tepuk tangan kepada pasangan itu kemudian mereka kembali ke tempatnya semula.
Peneliti tetap meminta siswa untuk membuat pertanyaan jika ada kesulitan ketika mengerjakan soal yang sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari. Setelah itu, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan 1 nomor tugas akhir pertemuan.
4 Pertemuan kesembilan Senin, 4 November 2013
Pertemuan ke-9 merupakan pertemuan terakhir di siklus II ini, Siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah 32 orang. Sebelum peneliti myampaikan
materi, peneliti lebih awal memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlebih dahulu mengemukakan materi yang akan dibahas dengan memberikan
siswa pertanyaan mengenai materi menggambar grafik dari sebuah relasi untuk
mengingat kembali
pembelajaran sebelumnya.
Pembelajaran dilanjutkan dengan berdiskusi untuk mengerjakan LKS perkelompok dan
mendiskusikan jawabnnya dengan menjalankan peran masing-masing siswa. Seperti biasa pertemuan terakhir dalam siklus ke II ini pun diakhiri dengan
membuat rangkuman materi dan kesimpulan akhir serta dengan mengerjakan
1 nomor tugas akhir pertemuan. 5
Pertemuan kesepuluh Selasa, 5 November 2013
Pertemuan kesepuluh berlangsung selama 2 x 40 menit 2 Jam Pelajaran yang dimuali pada pukul 10.50 sampai pukul 12.10 WIB. Semua
siswa hadir untuk mengikuti tes siklus II. Tes ini berbentuk soal essay yang telah di uji validitas dengan jumlah 5 butir soal. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kemampuan pemahaman konsep matematika siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada siklus II.
Sebelum tes dimulai, peneliti memberikan kesempatan siswa untuk bersiap-siap selama lima menit. Peneliti memberitahu siswa bahwa segala
bentuk catatan matematika agar disimpan dalam tas masing-masing dan dilarang mengunkan kalkulator atau pun alat hitung lainnya. Kemudian tes
dilaksanakan selama 75 menit. Suasana cukup hening dan kondusif selama tes berlangsung. Meskipun demikian, saat peneliti berkeliling untuk mengawasi
jalannya tes tersebut, masih ada siswa yang bertanya tentang maksud dari soal yang dikerjakannya, peneliti pun memberi sedikit penjelasan dan arahan
kepada siswa tersebut. Ada juga beberapa siswa yang terlihat berbisik-bisik dengan temannya. Peneliti menegurnya dan memberi peringatan untuk tidak
mengulanginya lagi. Setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar
tes beserta lembar jawabannya.
c. Tahap observasi dan analisis
Tahap observasi dan analisis dilakukan melalui pengamatan langsung berdasarkan lembar observasi, tes pemahaman konsep, pedoman wawancara
dan jurnal harian siswa. Berikut ini akan dipaparkan hasil observasi dan
analisis siklus : 1
Aktivitas Siswa
Peneliti menghimpun data persentase aktivitas belajar matematika siswa siklus II dan menyajikannya dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah data
persentase aktivitas belajar matematika siswa siklus II yang tersusun dalam table 4.7:
Tabel 4.7 Rekapitulasi presentase aktivitas proses belajar pada siklus II
NO Aspek yang diamati
Pertemuan ke Rata-
rata 1
2 3
4 A
B C
D E
F G
1 Siswa siap menerima pelajaran
dan memperhatikan penjelasan dari guru
4 4
5 5
4,5
2 Menggali pengetahuan awal
melalui lembar kerja siswa LKS
4 5
5 5
4,75
3 Antusias mengerjakan tugas
individu 4
4 5
5 4,5
4 Siswa menuliskan dan
menjelaskan identifikasi masalah mengenai yang
diketahui dan yang ditanyakan di dalam soal
4 4
5 5
4,5
5 Siswa menuliskan dan
menjelaskan konsep, cara atau rumus yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah 4
3 4
5 4
6 Siswa menuliskan dan
menjelaskan cara perhitungan dalam menyelesaikan soal
4 4
5 5
4,5
7 Siswa menuliskan dan
menjelaskan kembali jawaban hasil pemeriksaan terkait
penyelesaian masalahsoal 3
4 4
4 4,5
A B
C D
E F
3,75
8 Siswa menggambarkan ilustrasi
masalah pada lembar kerja siswa LKS
4 4
5 5
4,5
9 Siswa Mendengarkan dan
memberi tanggapan kepada temanya
4 4
5 5
4,75
Jumlah 35
36 43
44 39,5
Presentasi 78
80 96
98 87,78
Keterangan Baik Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Skor Penilaian : 1 = Sangat Kurang,
≤20 siswakelompok melakukan kegiatan yang diamati 2 = kurang,
21 – 40 siswakelompok melakukan kegiatan yang diamati 3 = cukup,
41 – 60 siswakelompok melakukan kegiatan yang diamati 4 = baik,
61 – 80 siswakelompok melakukan kegiatan yang diamati 5 = Sangat baik
≥80 siswakelompok melakukan kegiatan yang diamati Keterangan Jumlah Nilai
Jumlah Nilai Keterangan
1-9 : Ssangat Kurang
10-18 : Kurang
19-27 : Cukup
28-36 : Baik
37-45 : Sangat Baik
Berdasarkan hasil observasi yang tertera pada tabel 4.7, terlihat bahwa rataan persentase aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II sebesar
87,78 yang berada pada kategori sangat baik. Pada siklus II terjadi peningkatan persentase aktivitas belajar sebesar 24,45 dari siklus I.
2 Kemampuan Pemahaman Konsep
Peneliti menggunakan tes pemahaman konsep yang merupakan alat untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
dilakukan pada setiap akhir siklus. Soal yang diberikan berupa soal uraian sebanyak 5 butir soal setiap soal mewakili indikator pemahaman konsep
matematika yang ada. Untuk lebih jelasnya skor hasil tes kemampuan pemahaman konsep pada siklus I yang telah di deskripsikan dapat dilihat
dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini :
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi hasil tes pemahaman konsep matematika siklus II
Nilai F
f
k
x
i
f . x
i
60 – 65 5
5 62,5
312,5 66 – 71
2 7
68,5 137
72 – 77 7
14 74,5
521,5 78 – 83
8 22
80,5 644
84 – 89 7
29 86,5
605,5 90 – 95
3 32
92,5 277,5
Jumlah 32
.
2498
Dari data skor tes pemahaman konsep matematika siswa pada siklus I
diperoleh data statistik deskriptif sebagai berikut : Tabel 4.9
Data statistik nilai tes pemahaman konsep matematika siklus II Statistik
N x
maks
x
min
Mean Median Modus
S
Nilai 32
95 60
78,06 80
80 9
Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketahui bahwa rata-rata nilai tes pemahaman konsep matematika siswa pada siklus II adalah 78,06 dengan
tingkat ketuntasan 84,38 dari jumlah siswa 32, dan menunjukan bahwa 15,63 siswa memperoleh nilai 70. Modus dari nilai siswa adalah 75 artinya
bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai tersebut dengan median 75 jangkauan niali siswa adalah 35 dan rentang nilai siswa sebesar 35 dengan
nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 60.
Jika ditinjau dari tiap indikator pemahaman konsep, berikut disajikan perolehan skor tes pemahaman konsep pada siklus II:
Tabel 4.10 Skor Pemahaman Konsep Tiap Indikator
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diperoleh informasi bahwa pemahaman konsep matematika siswa pada siklus I pada penyelesaian soal
pemahaman instrumental yang terdiri dari indikator pemahaman konsep yang pertama yakni kemampuan Hafal konsep tanpa kaitannya dengan yang lainnya
mencapai nilai rata-rata sebesar 77 dari skor ideal dan termasuk kategori baik dalam hal pencapaian, indikator pemahaman konsep kedua yakni
kemampuan Menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana mencapai nilai rata-rata sebesar 84 dari skor ideal dan termasuk kategori sangat baik,
indikator pemahaman konsep ketiga yakni kemampuan Mengerjakan perhitungan secara algoritmik mencapai nilai rata-rata sebesar 79 dari skor
ideal dan termasuk kategori baik. Pemahaman relasional dengan indikator kemampuan mengaplikasi
konsep atau algoritma ke pemecahan masalah mencapai nilai rata-rata 72
Indikator Pemahaman Konsep Skemp Jumlah
Skor Skor
ideal Persentase
Rata-rata
Instrumental Hafal konsep tanpa
kaitannya dengan yang lainnya
98 128
77
Menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana
107 128
84 Mengerjakan perhitungan
secara algoritmik 202
256 79
Relasional mengaitkan suatu konsep
dengan konsep lainnya 92
128 72
Jumlah 499
640 78