58 |
K o m i s i P e n y i a r a n I n d on e s i a
a. indakan kekerasan dan sadisme yang dilakukan secara massal
harus disamarkan. b.
wajah danatau suara pelaku maupun korban indakan kekerasan dan sadisme yang dilakukan secara individu danatau kelompok
harus disamarkan.
Bagian Kelima Pelarangan Pemberitaan Kekerasan dan Kejahatan
Pasal 29
Pemberitaan kekerasan dan kejahatan dilarang sebagai berikut: a. menyajikan rekonstruksi yang memperlihatkan secara rinci modus dan
cara-cara pembuatan alat kejahatan atau langkah-langkah operasional aksi kejahatan;
b. menampilkan gambaran eksplisit dan rinci tentang cara membuat dan mengakikan bahan peledak;
c. menyajikan rekaman secara penuh hasil interogasi polisi terhadap tersangka indak kejahatan;
d. menyajikan materi pemberitaan yang dalam proses produksinya diketahui mengandung muatan rekayasa yang mencemarkan nama baik
dan membahayakan objek pemberitaan; e. memberitakan secara rinci adegan rekonstruksi kejahatan pembunuhan,
kejahatan seksual dan pemerkosaan; f.
menayangkan langsung gambar wajah, nama pelaku, dan korban pemerkosaan kepada publik; danatau
g. menayangkan secara eksplisit dan rinci adegan dan rekonstruksi bunuh diri.
K o m i s i P e n y i a r a n I n d on e s i a
| 59
BAB XII PEMBATASAN DAN PELARANGAN MATERI SIARAN NAPZA, ALKOHOL, ROKOK,
DAN PERJUDIAN Bagian Pertama
Pembatasan NAPZA, Alkohol, Rokok, dan Perjudian dalam Program Siaran Pasal 30
Program siaran dapat memuat pemberitaan, pembahasan, atau penggambaran penggunaan narkoika, psikotropika, zat adikif NAPZA, alkohol, rokok, dan
perjudian dengan pembatasan sebagai berikut:
a. idak menggambarkan penggunaan narkoika, psikotropika, zat adikif,
alkohol, rokok, atau melakukan kegiatan perjudian sebagai hal yang dapat diterima secara luas oleh masyarakat;
b. idak mendorong anak-anak atau remaja untuk menggunakan narkoika,
psikotropika, zat adikif, alkohol, rokok, atau melakukan kegiatan perjudian;
c. idak mengandung adegan penggunaan narkoika, psikotropika, zat
adikif, alkohol, rokok, atau melakukan kegiatan perjudian secara dominan; danatau
d. idak memuat cara penggunaan narkoika, psikotropika, zat adikif
dengan eksplisit dan rinci.
Bagian Kedua Pelarangan NAPZA, Alkohol, Rokok, dan Perjudian dalam Program Siaran
Pasal 31
Program siaran dilarang membenarkan penggunaan narkoika, psikotropika, zat adikif NAPZA, alkohol dan rokok, atau kegiatan perjudian sebagai hal yang
lumrah dalam kehidupan sehari-hari.
60 |
K o m i s i P e n y i a r a n I n d on e s i a
BAB XIII PEMBATASAN DAN PELARANGAN PROGRAM SIARAN
MISTIK DAN SUPRANATURAL Bagian Pertama
Pembatasan Program Siaran Misik dan Supranatural Pasal 32
Program siaran iksi, seperi: drama, ilm, sinetron, komedi, atau kartun, yang menyajikan kekuatan atau makhluk supranatural dalam bentuk fantasi dapat
disiarkan sesuai dengan klasiikasi program siaran.
Pasal 33
1 Program siaran misik dan supranatural yang menampilkan narasumber
yang mengaku memiliki kekuatan atau kemampuan supranatural khusus atau kemampuan menyembuhkan penyakit dengan cara supranatural
harus menjelaskan kepada pemirsa tentang:
a. program siaran tersebut adalah bersifat misik dan supranatural;
b. perihal ada atau idaknya landasan faktual dan buki empirik; dan
c. perihal perbedaan pandangan di tengah masyarakat terkait dengan kekuatan atau kemampuan supranatural tersebut.
2 Penjelasan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan oleh pembawa acara danatau dalam bentuk teks berjalan running text
yang ditayangkan berulang-ulang.
K o m i s i P e n y i a r a n I n d on e s i a
| 61
Bagian Kedua Pelarangan Program Siaran Misik dan Supranatural
Pasal 34
1 Program siaran dilarang membenarkan misik dan supranatural sebagai
hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari. 2
Program siaran misik dan supranatural dilarang sebagai berikut: a.
mayat bangkit dari kubur; b.
mayat digerayangi belatung; c.
mayatsilumanhantu yg berdarah-darah; d.
mayatsilumanhantu dengan panca indera yang idak lengkap dan kondisi mengerikan;
e. orang saki makan sesuatu yang tak lazim, seperi: benda tajam,
binatang, batu, atau tanah; f.
memotong anggota tubuh, seperi: lidah, tangan, kepala, dan lain-lain; danatau
g. menusukkan atau memasukkan benda, seperi: jarum, paku,
benang ke anggota tubuh.
3 Program siaran misik dan supranatural yang merupakan suatu
pertunjukan seni dan budaya asli sukuetnik bangsa Indonesia dikecualikan dari ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 2.
Pasal 35
Program siaran dilarang menampilkan misik dan supranatural dengan manipulasi gambar, suara, ataupun audiovisual tambahan untuk tujuan
mendramaisasi isi siaran yang menimbulkan interpretasi yang salah.
62 |
K o m i s i P e n y i a r a n I n d on e s i a
BAB XIV PENGGOLONGAN PROGRAM SIARAN
Pasal 36
1 Program siaran digolongkan ke dalam 4 empat kelompok usia, yaitu:
a. Klasiikasi A: Tayangan untuk Anak, yakni khalayak berusia di
bawah 12 tahun; b.
Klasiikasi R: Tayangan untuk Remaja, yakni khalayak berusia 12 – 18 tahun;
c. Klasiikasi D: Tayangan untuk Dewasa, yakni khalayak di atas 18
tahun danatau sudah menikah; dan d.
Klasiikasi SU: Tayangan untuk Semua Umur. 2
Klasiikasi program siaran sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 harus ditayangkan secara eksplisit sepanjang acara berlangsung untuk
memudahkan khalayak penonton mengideniikasi program siaran.
3 Klasiikasi program siaran sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1
berlaku juga untuk penayangan ulang program siaran.
Pasal 37
1 Program siaran dengan klasiikasi A danatau R harus disertai dengan
himbauan atau peringatan tambahan tentang arahan dan bimbingan orangtua.
2 Himbauan atau peringatan tambahan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 di atas adalah kode huruf BO Bimbingan Orangtua dan harus
ditayangkan secara eksplisit selama program siaran tersebut disiarkan.