SIARAN PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH NARASUMBER

24 | K o m i s i P e n y i a r a n I n d on e s i a Bagian Keiga Anak dan Remaja sebagai Narasumber Pasal 38 Dalam menyiarkan program yang melibatkan anak dan remaja sebagai narasumber, lembaga penyiaran harus mematuhi ketentuan sebagai berikut: a. dilarang mewawancarai anak dan remaja berusia di bawah umur 18 tahun, mengenai hal-hal di luar kapasitas mereka untuk menjawabnya, seperi: kemaian, perceraian, perselingkuhan orangtua dan keluarga, serta kekerasan yang menimbulkan dampak traumaik; b. harus memperimbangkan keamanan dan masa depan anak dan remaja yang menjadi narasumber; danatau c. harus menyamarkan idenitas anak dan remaja yang terkait permasalahan dengan polisi atau proses peradilan, terlibat kejahatan seksual atau korban kejahatan seksual. Bagian Keempat Hak Narasumber Menolak Berparisipasi Pasal 39 1 Seiap orang berhak menolak berparisipasi dalam sebuah program acara yang diselenggarakan oleh lembaga penyiaran. 2 Apabila keidakhadiran seseorang itu disebut atau dibicarakan dalam acara tersebut, lembaga penyiaran harus memperhaikan hal-hal sebagai berikut: a. dapat memberitahukan kepada khalayak secara proposional tentang alasan keidakhadiran narasumber yang sebelumnya telah menyatakan kesediaan akan hadir; danatau b. dilarang menyiarkan pernyataan yang bersifat menafsirkan penolakan atau keidakhadiran narasumber tersebut. K o m i s i P e n y i a r a n I n d on e s i a | 25 Bagian Kelima Wawancara Telepon dan Rekaman Telepon Pasal 40 Dalam menyiarkan hasil wawancara telepon baik langsung maupun rekaman, lembaga penyiaran harus mematuhi ketentuan sebagai berikut: a. memperkenalkan diri, menyatakan tujuan wawancara, jenis program siaran, dan persetujuan narasumber sebelum melakukan wawancara; b. memberitahukan apakah program siaran merupakan siaran langsung atau siaran idak langsung; danatau c. memberitahukan penyuningan yang dilakukan atas wawancara yang disiarkan sebagai siaran idak langsung. Pasal 41 Dalam menyiarkan percakapan langsung dengan penelepon dari luar, lembaga penyiaran harus mematuhi ketentuan sebagai berikut: a. memperoleh idenitas lengkap si penelepon, sebelum wawancara disiarkan; danatau b. pembawa acara harus bertanggung jawab untuk mengingatkan penelepon danatau menghenikan pembicaraan apabila saat percakapan berlangsung, penelepon menyampaikan hal-hal yang idak layak disiarkan secara langsung kepada publik. 26 | K o m i s i P e n y i a r a n I n d on e s i a Bagian Keenam Perekaman Tersembunyi Pasal 42 Lembaga penyiaran yang melakukan peliputan dengan menggunakan rekaman tersembunyi wajib mematuhi ketentuan sebagai berikut : a. memiliki nilai kepeningan publik yang inggi dan kepeningannya jelas, yakni idak untuk merugikan pihak tertentu; b. dilakukan di ruang publik; c. digunakan untuk tujuan pembukian suatu isu danatau pelanggaran; d. usaha untuk mendapatkan informasi dengan pendekatan terbuka idak berhasil; e. jika usaha perekaman tersembunyi diketahui oleh orang atau obyek yang dituju, maka perekaman tersembunyi harus dihenikan sesuai dengan permintaan; f. idak disiarkan secara langsung; g. idak melanggar privasi orang-orang yang kebetulan terekam; danatau h. idak disiarkan apabila orang atau obyek yang dituju dalam perekaman menolak hasil rekaman untuk disiarkan.

BAB XXVII PRIVASI

Pasal 43 Lembaga penyiaran wajib menghormai hak privasi seseorang dalam memproduksi danatau menyiarkan suatu program siaran, baik siaran langsung maupun siaran idak langsung. K o m i s i P e n y i a r a n I n d on e s i a | 27

BAB XXVIII PEMBAWA ACARA

Pasal 44 Pembawa acara suatu program acara faktual atau non-faktual wajib mematuhi ketentuan sebagai berikut: a. wajib bersikap netral; b. idak menuangkan opini pribadi; c. idak menyudutkan narasumber dalam wawancara dan memberikan waktu yang cukup untuk menjawab; d. idak memprovokasi atau menghasut; danatau e. idak merangkap sebagai narasumber.

BAB XXIX SIARAN PEMBUKA DAN PENUTUP

Pasal 45 Lembaga penyiaran wajib membuka dan menutup program siaran dengan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

BAB XXX PENGAWASAN, PENGADUAN DAN PENANGGUNGJAWAB

Bagian Pertama Pengawasan Pasal 46 KPI wajib mengawasi pelaksanaan Pedoman Perilaku Penyiaran. 28 | K o m i s i P e n y i a r a n I n d on e s i a Bagian Kedua Sosialisasi Pasal 47 Lembaga penyiaran wajib mensosialisasikan isi Pedoman Perilaku Penyiaran kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses pengolahan, pembuatan, pembelian, penayangan, dan pendanaan program siaran lembaga penyiaran bersangkutan. Bagian Keiga Pengaduan Pasal 48 Seiap orang atau sekelompok orang yang mengetahui adanya pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku Penyiaran dapat mengadukan ke KPI Pusat dan atau KPI Daerah. Pasal 49 KPI wajib menampung, menelii, dan menindaklanjui aduan, sanggahan, serta kriik dan apresiasi masyarakat terhadap perilaku lembaga penyiaran. Pasal 50 Dalam hal KPI memutuskan untuk memperimbangkan keluhan danatau pengaduan, lembaga penyiaran yang diadukan diundang untuk didengar keterangannya guna mendapatkan klariikasi dan penjelasan lebih lanjut tentang materi program yang diadukan.

Dokumen yang terkait

Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lokal Berdasarkan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran (Studi Pada Radio Most Fm Medan)

5 74 74

Tinjauan Yuridis Terhadap Pertanggungjawaban Pidana Lembaga Penyiaran Berlangganan Melalui Kriminalisasi Di Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran

0 40 133

Kebebasan informasi menurut undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbuakaan informasi publik dalam perspektif hukum islam

1 4 104

Pengaturan Usia Perkawinan Dalam Undang undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Perspektif Politik Hukum Islam

0 6 177

PERAN DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TVRI DAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DALAM MENJAGA NETRALITAS ISI PROGRAM SIARAN TVRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN.

0 0 1

ASPEK HUKUM TAYANGAN PROGRAM REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV YANG MEMPENGARUHI ANAK BERPERILAKU NEGATIF BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN.

0 0 2

IMPLEMENTASI KEWENANGAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SULAWESI TENGAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN | KARATE | Legal Opinion 6671 22196 1 PB

0 0 18

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

0 0 20

BAB II PENGATURAN TENTANG PENYIARAN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG – UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN A. Peraturan Perundang-Undangan tentang Perizinan Bagi Lembaga Penyiaran - Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lok

0 0 7

BAB IV ANALISIS PENGATURAN USIA PERKAWINAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERSPEKTIF POLITIK HUKUM ISLAM - Pengaturan Usia Perkawinan Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Perspektif Politik Hukum Islam. - Ra

0 0 37