PENGHORMATAN TERHADAP NILAI-NILAI KESUKUAN, AGAMA, RAS DAN

K o m i s i P e n y i a r a n I n d on e s i a | 47 g. pembawa acara dan narator idak menjadikan konlik dalam keluarga yang diberitakan sebagai bahan tertawaan danatau bahan cercaan; h. pembawa acara dan narator idak mengambil kesimpulan secara idak proporsional, menghakimi, danatau mengambil sikap berpihak kepada salah satu pihak yang berkonlik; danatau i. pembawa acara dan narator idak boleh menggiring opini masyarakat ke arah yang menjatuhkan martabat obyek yang diberitakan.

BAB VIII PERLINDUNGAN BAGI HAK ANAK-ANAK, REMAJA, DAN PEREMPUAN

Pasal 13 1 Program siaran wajib memperhaikan dan melindungi kepeningan anak- anak, remaja, dan perempuan. 2 Program siaran khusus untuk orang dewasa dilarang melibatkan anak- anak. Pasal 14 1 Program siaran yang mengambil lokasi dan situasi sekolah wajib mematuhi norma dan nilai yang berlaku, idak melecehkan, idak menghina atau merendahkan sekolah sebagai lembaga pendidikan. 2 Penggambaran tentang sekolah sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut: a. idak menggambarkan atau memperolok-olok guru sebagai sosok yang buruk; b. idak menampilkan cara berpakaian yang bertentangan dengan eika yang berlaku dalam dunia pendidikan; 48 | K o m i s i P e n y i a r a n I n d on e s i a c. idak menampilkan minum minuman keras, konsumsi rokok dan narkoba; d. idak memaki dengan kata-kata kasar; e. idak menampilkan akivitas berjudi; danatau f. idak menonjolkan indakan kriminal.

BAB IX PERLINDUNGAN BAGI KELOMPOK MASYARAKAT

MINORITAS DAN MARGINAL Pasal 15 1 Program siaran idak boleh melecehkan, menghina, atau merendahkan kelompok masyarakat minoritas dan marginal, seperi: a. kelompok dengan pekerjaan tertentu, seperi: pekerja rumah tangga, hansip, atau satpam; b. kelompok yang kerap dianggap memiliki penyimpangan, seperi: waria, laki-laki yang keperempuan-perempuanan, atau perempuan yang kelaki-lakian; c. kelompok lanjut usia, janda, dan duda; d. kelompok dengan ukuran dan bentuk isik di luar normal, seperi: gemuk, cebol, memiliki gigi tonggos, atau mata juling; e. kelompok yang memiliki cacat isik, seperi: tuli, buta, atau bisu; f. kelompok yang memiliki cacat atau keterbelakangan mental, seperi: embisil, idiot, atau auis; atau g. kelompok pengidap penyakit tertentu, seperi penderita: HIV AIDS, kusta, epilepsi, alzheimer, atau latah.

Dokumen yang terkait

Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lokal Berdasarkan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran (Studi Pada Radio Most Fm Medan)

5 74 74

Tinjauan Yuridis Terhadap Pertanggungjawaban Pidana Lembaga Penyiaran Berlangganan Melalui Kriminalisasi Di Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran

0 40 133

Kebebasan informasi menurut undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbuakaan informasi publik dalam perspektif hukum islam

1 4 104

Pengaturan Usia Perkawinan Dalam Undang undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Perspektif Politik Hukum Islam

0 6 177

PERAN DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TVRI DAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DALAM MENJAGA NETRALITAS ISI PROGRAM SIARAN TVRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN.

0 0 1

ASPEK HUKUM TAYANGAN PROGRAM REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV YANG MEMPENGARUHI ANAK BERPERILAKU NEGATIF BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN.

0 0 2

IMPLEMENTASI KEWENANGAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SULAWESI TENGAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN | KARATE | Legal Opinion 6671 22196 1 PB

0 0 18

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

0 0 20

BAB II PENGATURAN TENTANG PENYIARAN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG – UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN A. Peraturan Perundang-Undangan tentang Perizinan Bagi Lembaga Penyiaran - Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lok

0 0 7

BAB IV ANALISIS PENGATURAN USIA PERKAWINAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERSPEKTIF POLITIK HUKUM ISLAM - Pengaturan Usia Perkawinan Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Perspektif Politik Hukum Islam. - Ra

0 0 37